Shinta Shinaga – detikcom
***
Jakarta
– Wajah rupawan Soekarno dan senyum menawan Soeharto. Itulah pesona
yang disuguhkan dua pemimpin Indonesia berbintang Gemini.
Entah suatu kebetulan atau tidak, dua dari enam presiden Indonesia berzodiak sama, yakni Gemini yang berlambang si kembar.
Keduanya
adalah Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901 dan Soeharto pada 8 Juni
1921. Mereka secara berturut-turut menjadi pemimpin pertama dan kedua
Tanah Air.
Menurut http://www.primbon.
com, Gemini adalah simbol kecerdasan dan banyak akal, memiliki pesona
alami dan energi kharisma yang menarik. Para Gemini dikenal senantiasa
mencari sesuatu yang lain, termasuk juga kekasih.
Bisa
jadi analisa tentang Gemini tersebut mencerminkan kehidupan Soekarno
yang kerap dicap playboy. Namun demikian, kharisma kepemimpinan Soekarno
juga melekat dalam ingatan.
Pria ganteng berpenampilan perlente namun penuh wibawa ini kerap diidolakan rakyat Indonesia meski sudah tiada sejak hampir 38 tahun silam. Bahkan hingga generasi yang belum lahir saat masa keemasannya.
Banyak
wanita yang kesengsem padanya. Dalam buku “Istri-istri Soekarno” karya
Muhammad Yuanda Zara, ada 9 perempuan dalam pelukan Sang Proklamator itu
dalam ikatan pernikahan.
Putra
Sang Fajar ini memiliki delapan anak dari tiga istrinya. Istrinya yang
masih hidup hingga kini adalah Naoko Nemoto. Perempuan Jepang berusia 68
tahun yang diberi nama Ratna Sari Dewi oleh Soekarno itu dikenal
sebagai Madame Syuga karena pernah heboh dengan foto sensualnya.
Pesona
berbeda ditampilkan Soeharto. Senyum khasnya nan menawan membuat
penguasa Orde Baru ini dijuluki sebagai “The Smiling General”. Soeharto
memiliki satu istri dengan enam anak.
Meski
kerap dihujat setelah lengser keprabon, pesona Soeharto tidak lenyap.
Terbukti dengan banyaknya tokoh dan pejabat yang membesuknya ketika
Bapak Pembangunan Indonesia ini terbaring di rumah sakit. Sementara
kasus dugaan korupsi yang membelitnya tetap menggantung dan
terkatung-katung.
Setelah Soeharto, masa kejayaan pemilik rasi bintang Gemini lenyap. Empat presiden berikutnya memiliki zodiak berbeda-beda.
BJ
Habibie yang lahir pada 25 Juni 1936 berbintang Cancer. Abdurrahman
Wahid alias Gus Dur yang lahir pada 4 Agustus 1940 berbintang Leo. Dyah
Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri yang lahir pada 23 Januari 1947
berzodiak Aquarius. Susilo Bambang Yudhoyono yang lahir pada 9
September 1949 berbintang Virgo.
Setelah
pemilihan presiden secara langsung digelar pada 2004, kerap terdengar
istilah capres tebar pesona. Istilah ini menggema kembali menjelang
Pilpres 2009. Tapi mungkin belum ada yang bisa menandingi pesona
Soekarno dan Soeharto.
( sss / ana )