Oleh : Abi Waskito
Sebuah
buku berjudul, Akar Konflik Politik Islam di Indonesia, ditulis oleh
Dhurorudin Mashad, terbitan Pustaka Al Kautsar, cetakan Juni 2008. Buku
ini diberi kata pengatar oleh Eep Saefulloh Fatah, pakar politik UI.
Pustaka Al Kautsar termasuk sering menerbitkan buku-buku yang bertema
politik Islam. Buku ini melengkapi wacana yang telah diterbitkan sejak
lama. Dalam buku karya peneliti LIPI ini banyak wawasan-wawasan
informasi yang bisa dijadikan alat untuk memahami peta politik Islam di
Indonesia, sejak dulu sampai saat ini. Namun kali ini saya tidak
bermaksud membahas buku Dhurorudin Mashad di atas. Cukuplah pembaca
mengkajinya secara mandiri. Disini saya lebih tertarik membahas salah
satu materi kata pengantar Eep Saefulloh Fatah, ketika dia menjelaskan
sumber-sumber kemunduran kehidupan Ummat Islam di Indonesia. Menurut
Eep, secara statistik jumlah Muslim Indonesia sangat banyak, tetapi
secara realitas peranan Ummat Islam marginal.
Dia
berusaha mencari jawaban atas masalah ini. Salah satunya, menurut Eep,
biang kerok kemunduran Ummat Islam, karena kita terlalu banyak terbelit
oleh TEORI KONSPIRASI.
Dalam buku itu Eep mengatakan:
"Salah
satu cara menjawab yang seringkali diajukan oleh kalangan Islam adalah
menemukan sumber-sumber di luar sebagai penyebab, biang kerok, kekalahan
atau kegagalan politik mereka (Ummat Islam, pen.). Salah satu cara
sangat populer dalam kerangka ini adalah mengajukan teori konspirasi:
menunjuk kalangan-kalangan di luar Islam yang dipersepsikan sebagai
komplotan yang memang terus-menerus menjaga agenda mereka untuk
memarjinalisasikan kalangan Islam.
Goenawan
Mohamad menyebut teori konspirasi sebagai "teori orang malas". Saya
tidak bisa tidak bersetuju. Bahkan menurut hemat saya, bukan sekedar
itu. Teori konspirasi, bukan alat penjelasan orang-orang yang malas,
tetapi juga "teori para pecundang". Seorang pecundang membiasakan
telunjuknya mengarah ke luar dirinya, seolah mengharamkan introspeksi.
Seorang pemenang, sebaliknya, senantiasa ikhlas melihat pertama-tama ke
dalam dirinya. Introspeksi.
Menuding
penyebab di luar sebagai sebab utama atau semata-mata adalah salah satu
cara yang kontra-produktif untuk memahami kegagalan dan kekalahan
politik kalangan Islam. Karena itu, cara semacam itu selayaknya
ditinggalkan. Selayaknya kalangan Islam memulai usaha pencarian jawaban
atas pertanyaan itu dengan melihat ke dalam, ke dalam diri sendiri,
melakukan introspeksi secara ikhlas, dan menemukan kekeliruan atau
kesalahan pertama dan terutama dari sana." (Akar Konflik Politik Islam
di Indonesia, Dhurorudin Mashad, halaman xii).
Eep
Saefulloh Fatah beberapa tahun lalu mengambil studi doktoral di
Amerika. Kini mulai aktif kembali dalam kancah pemikiran politik di
Indonesia. Dia seorang demokrat sejati dengan segudang optimisme tentang
kehidupan rakyat yang adil, makmur, sentosa, aman, damai, bersatu,
bermartabat, terhormat, mulia, berdaya, harmonis,...: melalui proses
demokrasi! Pada sebagian orang, demokrasi telah menjadi nilai-nilai yang
mengendap ke dasar keyakinan di hati. [Padahal dalam Islam, politik
saja posisinya hanya sekedar wasilah (sarana), bukan prinsip
fundamental. Apa lagi demokrasi?].
Saya
masih ingat dialog Eep Saefulloh Fatah dengan HS. Dillon di sebuah
stasiun TV. Setelah 10 tahun Reformasi, kondisi masyarakat malah acur
mumur (hancur berantakan). HS. Dillon berkali-kali menanyakan ke Eep
tentang ongkos besar di balik praktik politik selama ini. Tetapi Eep
keukeuh dengan keyakinannya, bahwa demokrasi adalah jalan terbaik bagi
bangsa Indonesia. Menyikapi situasi penderitaan masyarakat di era
Reformasi, Eep begitu pintarnya mencari black sheep (baca: kambing
hitam) dengan menyebut konstruksi kepemimpinan politik saat ini yang
dianggapnya belum demokratis. Contoh, pada Pemilu 1999 PDIP memperoleh
suara terbanyak, tetapi malah Gus Dur yang menjadi presiden. Atau Pemilu
2004, yang jadi presiden malah SBY dari Partai Demokrat.
Pendek
kata, dalam pandangan Eep, Indonesia belum mencerminkan kondisi negara
yang demokratis. Lalu apa komentar dia ketika menyaksikan kondisi
keterpurukan Amerika saat ini? Bukankah disana adalah syurganya
demokrasi? Entah, nanti "black sheep" siapa lagi yang akan
dibawa-bawa...
Pentingnya Introspeksi
Pemikiran
Eep Saefulloh yang layak dihargai, bahwa Ummat Islam perlu introspeksi
diri. Lihatlah ke dalam, lihat berbagai kekurangan dan kelemahan diri.
Ya, benar adanya. Introspeksi diri sangat penting. Dalam Islam ia
dikenal dengan istilah muhasabah (menghitung-hitung kekurangan diri).
Setiap manusia berakal pasti membutuhkan muhasabah atau evaluasi diri.
Khalifah Umar Ra. mengatakan, "Hisablah diri kalian, sebelum kelak
kalian akan dihisab (oleh Allah)." Benar, kita setuju sepenuhnya. Ummat
Islam, baik sedang terpuruk atau berjaya, sedang dominan atau marginal,
sedang di atas atau di bawah, saat sendiri atau berjamaah; kita semua
butuh introspeksi diri, evaluasi diri, terus bermuhasabah.
Kalau
mau jujur, kemauan untuk muhasabah bagi setiap orang, merupakan tanda
bahwa yang bersangkutan berpeluang untuk maju. Siapapun yang anti
muhasabah, merasa cukup dengan kemampuan dan ilmunya, merasa telah
sempurna, dengan enggan melihat kesalahan-kesalahan diri; mereka akan
kalah atau dikalahkan.
Kebangkitan
bangsa Jerman setelah Perang Dunia I, hal itu muncul ketika mereka
bersedia mengkoreksi kesalahan-kesalahannya, lalu melakukan konsolidasi
internal. Sebaliknya, kegagalan Jerman dalam PD II itu justru terjadi
ketika mereka memaksakan diri ingin mengalahkan Rusia. Jerman tidak
menghitung kondisi internalnya dan tantangan eksternal yang akan
dihadapi. [Jerman menyerang Rusia saat negeri itu menjelang musim
dingin. Tentu saja, Rusia sangat "welcome" menyambut pasukan Nazi
Jerman, untuk dikubur di bawah tumpukan salju].
Kondisi
yang sama juga dialami Jepang. Gerakan Restorasi Meiji mencerminkan
komitmen tinggi Jepang untuk melakukan perbaikan internal. Namun ketika
Jepang memaksakan diri mendukung Jerman dan Itali dalam PD II, tanpa
menghitung sejauhmana tantangan eksternal yang dihadapi, mereka pun
dikalahkan. Akibat kekalahan itu, sampai hari ini Jepang masih harus
meminta maaf atas kekejaman-kekejaman pasukannya di masa lalu kepada
China, Korea, Indonesia, dan lainnya. Ketika suatu bangsa melakukan
introspeksi, mereka bangkit; namun saat mereka arogan dan meninggalkan
introspeksi, mereka pun dikalahkan. Situasi yang sama juga dihadapi
Napoleon Bonaparte di Perancis.
Adalah
nonsense bicara soal kebangkitan, tanpa introspeksi diri. Bahkan Al
Qur'an memberikan landasan filosofis yang amat fundamental.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah (keadaan) suatu kaum, sampai
mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri." (Ar Ra'du: 11).
Ketika
Rasulullah Saw. memimpin kaum Muslimin dalam Perang Hunain, banyak
orang merasa arogan dengan jumlah pasukan yang banyak. Mereka merasa
akan mudah mengalahkan suku-suku pedalaman Arab yang masih musyrik.
Ternyata, jumlah yang banyak itu tidak berdaya menghadapi
serangan-serangan kaum musyrikin. Pasukan kaum Muslimin kocar-kacir.
Banyak yang melarikan diri dari medan pertempuran, sebelum diijinkan
oleh Nabi Saw. Barulah ketika Nabi melakukan konsolidasi, memanggil
Shahabat-shahabat terbaiknya dari kalangan Anshar dan Muhajirin, setelah
itu perlahan-lahan kaum Muslimin bisa memukul mundur suku-suku
pedalaman Arab, sampai mereka benar-benar dikalahkan dengan kerugian
harta-benda sangat besar. (Lihat Surat At Taubah: 25-27).
Hampir
bisa dipastikan, tidak akan ada kebangkitan, tanpa introspeksi diri.
Bahkan dalam manajemen-manajemen modern, istilah evaluasi program sudah
menjadi makanan sehari-hari. Mereka juga mengenal istilah analisa SWOT.
Siapapun yang mau maju, pasti butuh evaluasi diri.
Tetapi
saat kita menyadari pentingnya introspeksi diri, tidak berarti harus
membuang teori konspirasi, atau menuduh teori itu sebagai buang-buang
waktu, atau sejenis "kerjaan orang bodoh". Tidak sama sekali. Pemahaman
terhadap teori konspirasi tetap dibutuhkan oleh Ummat ini, bahkan sangat
penting. Tidak mungkin sukses perjuangan suatu kaum, jika mereka buta
terhadap konspirasi musuh-musuhnya. Rasulullah Saw. memerintahkan
sebagian Shahabat melakukan kegiatan mata-mata atau pengintaian, karena
ingin mengetahui konspirasi-konspirasi musuhnya? Sampai beliau
mengatakan, "Al harbu khud'ah" (perang itu adalah tipu daya).
Pandangan Islam
Sebenarnya,
ajaran Islam sangat memperhatikan posisi teori konspirasi -jika boleh
disebut demikian-. Bahkan tema konspirasi (makar) sangat kuat dalam
ajaran dan sejarah Islam. Minimal, kita diingatkan bahwa iblis dan bala
tentaranya tidak kenal lelah melakukan konspirasi untuk menjerumuskan
manusia ke dalam kesesatan. Begitu pula, orang-orang kafir selalu
berkonspirasi untuk memurtadkan kaum Muslimin. Dalam Al Qur'an, "Mereka
tidak henti-hentinya memerangi kalian, sampai mereka berhasil membuat
kalian murtad dari agama kalian, seandainya mereka mampu (melakukan hal
itu)." (Al Baqarah: 217).
Konspirasi
dalam Al Qur'an disebut dengan istilah al makar atau al kaidu.
Ayat-ayat tentang hal ini sangat banyak. Di antaranya yang sangat
populer ialah: "Mereka membuat makar, dan Allah pun membuat makar.
Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pembuat makar (balasan)." (Ali
Imran: 54). Dan ada pula ayat berikut: "Dan sungguh mereka telah membuat
makar (yang besar), padahal di sisi Allah (balasan) makar mereka itu.
Dan sungguh makar mereka itu dapat melenyapkan gunung (karena saking
kejinya)." (Ibrahim: 46).
Dalam
kisah para Nabi dan Rasul banyak disebutkan tentang makar-makar.
Rata-rata musuh para Rasul membuat makar untuk menentang Kenabian.
Minimal makar dengan kampanye menjelek-jelekkan dakwah Rasul.
Saudara-saudara Yusuf As pernah membuat makar dengan memasukkan Yusuf ke
dalam sumur, lalu mereka mengarang cerita dusta tentang "Yusuf dimakan
srigala". Fir'aun juga membuat makar untuk menghalangi dakwah Musa As.
Samiri membuat makar "anak sapi" untuk menyesatkan Bani Israil. Romawi
membuat makar untuk memberantas dakwah Zakariya, Yahya, dan Isa As.
Adapun makar di jaman Nabi shallallah ‘alaihi wa sallam banyak sekali.
Makar itu terutama dari kalangan musyrikin Makkah, Yahudi Madinah, dan
kaum munafik Madinah.
Nabi
shallallah ‘alaihi wa sallam berkali-kali hendak dibunuh. Pertemuan di
Darun Nadwah Makkah merekomendasikan agar Nabi dibunuh secara
bersama-sama oleh pemuda musyrikin. Sewaktu Nabi menempuh hijrah ke
Madinah, beliau disayembarakan untuk dibunuh. Ketika di Madinah, Nabi
hendak dibunuh oleh orang Yahudi dengan rencana dilempar penggilingan
gandum dari atap rumah. Beliau pernah diracun oleh seorang wanita Yahudi
melalui daging yang dihadiahkan kepadanya. Beliau juga pernah disihir
oleh dukun Yahudi. Kaum Muslimin mengalami makar berkali-kali dari
Abdullah bin Ubay dan kawan-kawan. Begitu pula Yahudi membuat makar
besar dengan menjadi sponsor utama pasukan al ahzab (semacam Sekutu
multi nasional).
Sejarah
Islam menceritakan banyak fakta-fakta tentang makar. Khalifah Abu Bakar
Ra. diganggu oleh Nabi palsu dan kaum murtadin (menolak membayar
zakat). Khalifah Umar Ra. terbunuh karena konspirasi, begitu pula
Khalifah Utsman Ra. dan Khalifah Ali Ra. Munculnya Khawarij dan Syi'ah
juga bagian dari proses makar (konspirasi). Begitu pula Perang Salib
melawan pasukan Nashrani Eropa, kehancuran Andalusia di Spanyol,
penjajahan bangsa Eropa di Dunia Islam (Asia-Afrika), hancurnya Khilafah
Islamiyyah Utsmaniyyah, munculnya negara-negara atas dasar
nasionalisme, serta berdirinya Israel di Palestina, semua itu berbicara
lugas tentang fakta besar: M A K A R !!!
Hingga
pernah diceritakan, ketika Israel berhasil merebut Palestina, salah
satu perwira pendukung Israel datang ke makam Shalahuddin Al Ayyubi
rahimahullah. Disana dia mengejek Shalahuddin. Dia mengatakan, bahwa
kemenangan Israel itu merupakan pembalasan atas kekalahan Barat dalam
perang Salib. Jangan jauh-jauh, George Bush saja ketika menyerukan war
against terrorism, dia mengklaim bahwa perangnya merupakan kelanjutan
dari Crusade.
Jadi
adalah sangat lucu kalau kita mengabaikan fakta konspirasi. Secara
tekstual, ajaran Islam berbicara tentang hal itu. Dalam sejarah para
Rasul As, sejarah Nabi Saw. dan Khulafaur Rasyidin radhiyallahu ‘anhum
hal itu nyata terjadi. Begitu pula dalam sejarah Islam sejak awal sampai
Turki Utsmani, bahkan sampai hari ini, makar terus diproduksi untuk
merobohkan Islam.
Entah
kita akan disebut Ummat sedungu apa, kalau mengingkari fakta konspirasi
ini? Dan entah bagaimana lagi hendak menjelaskan, jika dalil-dalil
segunung itu ditolak dengan alasan "teori orang malas", bahkan "teori
para pecundang"? Jangan-jangan orang yang mengatakannya sudah tidak
beriman lagi? Na'udzubillah min dzalik. [Kalau Goenawan Mohamad memang
kafir dan anti Islam. Tahun 2006, dia mendapat penghargaan Dan David
Prize di Tel Aviv Israel. Hal itu disebutkan dalam buku Fakta dan Data
Yahudi di Indonesia, oleh Rizki Ridyasmara].
Sejarah di Indonesia
Di
Indonesia pun kita menjumpai banyak fakta konspirasi. Bukan lagi teori,
tetapi fakta. Penjajahan VOC dan Belanda, Portugis, Inggris, Spanyol,
dan Jepang di Indonesia adalah fakta tentang konspirasi. Ya, penjajahan
itu bisa dibilang "mbah-nya" konspirasi. Lama sekali masa yang dijalani
bangsa ini dalam penjajahan, sejak tahun 1600-an sampai 1945.
Politik
devide et impera yang diterapkan Belanda (VOC) adalah konspirasi.
Penipuan terhadap para pahlawan seperti Sultan Hasanuddin, Pangeran
Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Syaikh Yusuf, dll.
dengan kedok perundingan damai, lalu yang bersangkutan ditangkap adalah
konspirasi. Keterlibatan Snouck Hurgronje yang mengaku ulama dari
Makkah, lalu meracuni pikiran rakyat Aceh, adalah konspirasi. Bahkan
upaya mencuci otak anak-anak terbaik Indonesia dengan sistem pendidikan
sekuler Belanda, melalui Politik Etik Douwes Decker, adalah konspirasi.
Perundingan-perundingan dengan Belanda seperti Linggarjati, Renville,
KMB, yang isinya selalu merugikan Indonesia, adalah konspirasi.
Bahkan
konspirasi itu juga dilakukan sendiri oleh elit politik Indonesia
sendiri. Soekarno sewaktu menyusun Pancasila, setuju dengan konsep
"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya." Namun tanggal 18 Agustus 1945 saat pengesahan UUD
1945 dia mengingkari janjinya. Teks proklamasi yang ditulis tangan oleh
Soekarno dengan coret-coretan juga konspirasi. Kebohongan Soekarno
kepada rakyat Aceh tentang penerapan Syariat Islam, juga konspirasi.
Sikap lunak Soekarno kepada PKI, meskipun telah memberontak di Madiun,
adalah konspirasi. Sikap keras Soekarno kepada Masyumi dan tokoh-tokoh
yang terlibat PRRI, adalah konspirasi. Dan lain-lain sangat banyak.
Kalau
kita membaca sejarah Indonesia, sebagian besar adalah sejarah
konspirasi. Ia merupakan sejarah yang berpihak kepada kaum sekuler dan
anti Islam. Salah satu contoh, tentang Boedi Oetomo (BO). Kelahiran BO
menjadi tonggak Kebangkitan Nasional. Padahal banyak orang tahu, BO itu
organisasi etnik yang bersifat elitis, dan sangat kompromi dengan
kepentingan Belanda. Bahasa pengantarnya saja Belanda. Tidak pernah
terdengar BO melancarkan perang anti penjajahan. Sementara Syarikat
Islam (SI) yang sangat pro kemerdekaan dan anti penjajahan, tidak pernah
dihargai sebagaimana mestinya. Begitu pula, isi Sumpah Pemuda sangat
mirip dengan slogan yang dikenal di kalangan Freemasonry. Melodi lagu
Indonesia Raya pun tidak murni gubahan WR. Soepratman, tetapi
dimodifikasi dari lagu-lagu klasik.
Banyak
sekali fakta-fakta konspirasi yang kita dapati, sejak jaman Orde Lama,
Orde Baru, sampai saat ini. Peristiwa Woyla, Tanjung Priok, Talangsari,
Kupang, Ambon, Maluku Utara, Poso, dll. pekat beraroma konspirasi.
Kerusuhan Mei 1998 pun tidak murni karena demo mahasiswa. Ada
tangan-tangan kuat yang bermain di baliknya. Terutama IMF, USAID,
media-media TV, dan LSM-LSM pro asing di Indonesia. Pemerintah
Abdurrahman Wahid sarat dengan misi konspirasi. Hingga Bom Bali tanggal
12 Oktober 2002, khususnya bom yang meledak di Sari Club, sampai saat
ini masih menyisakan banyak misteri.
Banyak
sekali fakta tersebut. Disana ada peristiwa-peristiwa besar yang sangat
mempengaruhi kehidupan manusia, tetapi tidak bisa dicarikan jawabannya
dengan berita-berita umum yang beredar di media massa. Contoh, kerusuhan
Ambon 19 Januari 1999. Korban yang meninggal sangat banyak, hingga
mayat-mayat yang membusuk di pantai. Kota Ambon sendiri rasanya hancur
total. Di pemukiman Muslim, masih tersisa satu bangunan Masjid Al Fatah.
Trauma pasca kerusuhan ini tidak akan hilang sampai beberapa generasi
ke depan. Pertanyaannya, mungkinkah kerusuhan besar itu terjadi hanya
karena pertengkaran sopir angkot di terminal Mahardika? Lihatlah antara
akibat yang timbul dan penyebabnya terdapat jurang kesenjangan yang amat
jauh. Sangat dungu orang yang mengabaikan fakta konspirasi dalam kasus
ini.
Konspirasi Kelas Dunia
Di
dunia internasional sendiri sangat banyak konspirasi. Sebagian
konspirasi itu akhirnya terbongkar, sebagian lain masih misterius. Dan
negara yang sangat banyak "memproduksi" konspirasi adalah Amerika. CIA
sendiri adalah dinas intelijen yang paling sibuk ngurusi negara lain.
Keringat agen-agen CIA bisa tercium di setiap meja
pemerintahan-pemerintahan di dunia; bau mulut agen-agen CIA masih
menempel di kabel-kabel saluran telepon khusus.
Harus
dicatat bahwa berbagai konspirasi itu memiliki pengaruh yang sangat
besar bagi kehidupan manusia di dunia. Sebagiannya adalah sebagai
berikut:
Penetapan
hak veto bagi 5 negara besar di PBB. Ummat Islam yang jumlahnya sekitar
1 miliar di dunia tidak mendapat 1 pun hak veto. Sementara Inggris dan
Perancis yang kecil memperolehnya.
Perang dingin Amerika-Uni Soviet adalah medan perang konspirasi luar biasa. Hingga Hollywood pun dilibatkan dalam perang itu.
Pendaratan
Niel Amstrong Cs. ke bulan adalah misteri besar. Seandainya Amerika
telah mampu kesana, mengapa hal itu tidak mampu lagi diulang di jaman
modern ini? Bukankah perkembangan teknologi semakin canggih? Bahkan
meledaknya dua pesawat ulang-alik Amerika, Columbia dan Challenger,
adalah fakta yang tidak terbantah bahwa menembus angkasa sangat sulit.
Penerimaan
teori Evolusi Darwin sebagai bagian dari sains modern adalah konspirasi
luar biasa. Bukan hanya karena teori itu tidak pernah mampu dibuktikan
secara empirik di laboratorium; tetapi juga karena berbagai teror
dialamatkan kepada ilmuwan-ilmuwan yang menolak teori itu.
Penggulingan
penguasa-penguasa politik di Dunia Ketiga banyak dibidani oleh CIA,
baik di Asia maupun Afrika. Contoh, jatuhnya Soekarno, Reza Pahlevi, Pol
Pot, Farah Aidit, dll.
Skandal
Iran Kontra. Skandal ini sangat mempermalukan Amerika di dunia
internasional. Dalam opini dunia, Amerika sangat bermusuhan dengan Iran.
Tetapi di bawah permukaan, mereka kerjasama dengan Iran dalam soal
minyak. Lalu hasilnya dimanfaatkan untuk membeli senjata dalam rangka
mendukung gerilyawan Kontra di Nikaragua.
Kebijakan
Glasnost dan Perestroika Michael Gorbachev adalah bentuk konspirasi,
sehingga Komunis Uni Soviet bubar. Kebijakan Gorbachev itu hanya untuk
mengalihkan perhatian dunia dari kekalahan Uni Soviet di medan perang
Afghanistan.
Perang
Teluk I 1990-1991 adalah bentuk konspirasi. Saddam Husein pernah
mengaku, bahwa sebelum penyerangan Irak ke Kuwait, duta besar Inggris
dan Perancis terus memprovokasi Irak agar menyerang Kuwait. Tetapi
setelah serangan dilakukan, Saddam Husein malah diadili dunia di bawah
komando Amerika. Ini adalah kebusukan luar biasa. Saddam dan Irak
dijebak dalam skenario mematikan. Di atas kertas mereka salah, padahal
provokator serangan ke Kuwait adalah Inggris dan Perancis.
Krisis
moneter regional di kawasan Asia tahun 1997 adalah hasil konspirasi
antara lembaga-lembaga keuangan dunia, bandar mata uang asing (seperti
George Soros), dan para konglomerat penghutang (debitor).
Tragedi WTC 11 September 2001 adalah konspirasi terbesar awal abad 21. Banyak peneliti yang membahas masalah ini.
Penggulingan
Pemerintahan Thaliban setelah Tragedi WTC adalah konspirasi. Masalah
utamanya, Thaliban tidak mau tunduk dalam aturan Amerika soal pasokan
energi dari Asia Tengah.
Serangan
Sekutu ke Irak 2003 atas nama "senjata pemusnah massal" adalah
konspirasi luar biasa. Ia malah bisa disebut sebagai kejahatan perang.
Sebab menurut inspeksi PBB, instalasi informasi senjata pemusnah massal
di Irak adalah bohong belaka. Bahkan eksekusi mati terhadap Sadam adalah
tindakan kejahatan internasional yang tidak termaafkan. Serangan ke
Irak itu sendiri tidak sah, apalagi penggulingan kekuasaan, dan eksekusi
terhadap pemimpin sebuah negara berdaulat.
Penjara-penjara
Amerika untuk tertuduh terorisme seperti Guantanamo, Abu Ghraib,
Begram, Kandahar, dll. adalah bentuk konspirasi juga. Dan banyak
contoh-contoh lain.
Tanda
bahwa semua itu konspirasi sangat sederhana. Satu, semua itu memberi
dampak luar biasa dalam kehidupan manusia. Dua, opini yang berkembang di
tengah masyarakat tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental
seputar kasus-kasus di atas. Misalnya, klaim bahwa Usamah bin Ladin dan
jaringan Al Qa'idah merupakan pelaku peledakan WTC. Klaim ini tidak
mampu dibuktikan. Usamah dan lain-lain tidak mampu menjelaskan bagaimana
detail kronologi peledakan WTC itu. Usamah bisa menjadi instruktur
militer tercanggih di dunia jika benar-benar mampu menjelaskannya. Tidak
ada satu pun satuan militer di dunia berani mengklaim bisa merancang
aksi seperti itu. Bahkan benarkah peledakan pesawat bisa menghancurkan
gedung semegah WTC hanya dalam hitungan beberapa menit?
Kalau
kita tidak percaya dengan teori konspirasi, berarti kecerdasan kita
sangat memprihatinkan. Kita tidak pernah berpikir secara logis, tetapi
selalu mempercayai bahwa segala sesuatu terjadi secara kebetulan. Ini
sangat mengerikan!
Bukan Pemikiran Pecundang
Goenawan
Mohamad mengklaim bahwa teori konspirasi adalah "teori orang malas".
Eep Saefulloh Fatah menambahkan lebih tajam, "teori para pecundang".
Ungkapan-ungkapan seperti ini menurut saya justru keliru. Orang-orang
yang mempercayai teori konspirasi adalah mereka yang memiliki
intelijensi lebih tinggi. Mereka tidak menerima begitu saja setiap
informasi yang dipublikasikan. Mereka memikirkan kemungkinan terbalik
dari apa yang tampak di permukaan.
Dalam
dunia intelijen, teori konspirasi menjadi madzhab utama. Anggota
intelijen dibiasakan memikirkan segala sesuatu secara terbalik. Semua
itu membutuhkan kekuatan berpikir yang tinggi. Tidak berlebihan jika
dinas tersebut disebut intelligence; kumpulan orang-orang pintar.
Dari
sisi lain, di dunia sangat banyak gerakan-gerakan politik yang bekerja
secara konspiratif (gerakan bawah tanah). Hampir di setiap negara ada
gerakan seperti itu, termasuk di Indonesia. Di antara mereka benar-benar
murni gerakan bawah tanah, tidak pernah mengekspose diri ke permukaan.
Contoh gerakan-gerakan yang bekerja secara rahasia: Macan Tamil Elam di
Srilangka, MILF di Filipina, ANC di Afrika Selatan (dulu), IRA di
Irlandia, Basque di Spanyol, Quebec di Kanada, Jihad Islam di Palestina,
Al Qa'idah di Irak, Hizbullah di Libanon, dll. Semua pengamat mengerti
tentang realitas ini. Bahkan mencermati perkembangan politik tanpa
memikirkan elemen-elemen seperti itu adalah nonsense. Kalangan Yahudi
termasuk yang memiliki gerakan-gerakan under ground sangat militan.
Termasuk organisasi mantel Yahudi seperti Freemasonry, Illuminati,
Ksatria Templar, Rotary Club, Lions Club, dll. Begitu juga dalam bidang
kriminalitas ada Mafia Sicilia, Mafia Rusia, Mafia China (Triad), Mafia
Kolumbia, dll. Mereka bekerja saat orang lain tertidur, dan mereka tidur
saat orang lain bekerja. Begitulah logikanya.
Dalam
politik juga begitu. Teori konspirasi banyak dipakai untuk membuat
analisis politik. Medan politik adalah medan perang kepentingan; namun
perang ini tidak memakai senjata dan amunisi. Ia adalah perang
manuver-manuver politik untuk memperoleh akses politik sebesar-besarnya.
Siapapun yang membuat manuver politik hanya berdasarkan
kenyataan-kenyataan terbuka yang tampak di atas permukaan, dia akan
gagal. Politik yang bekerja sesuai opini umum adalah politik orang awam,
bukan politik cerdas yang efektif.
Singkat
kata, teori konspirasi bukan "teori orang malas" atau "teori para
pecundang". Ia adalah teori yang menunjukkan level berpikir lebih tinggi
dari standar orang biasa. Orang malas tidak akan sampai ke pemahaman
teori konspirasi, apalagi para pecundang. Ungkapan Eep Saefulloh Fatah
di atas adalah salah secara komprehensif. Ia lebih tampak seperti
retorika tanpa arti.
Metode Sederhana
Secara
umum, hakikat konspirasi itu nyata. Dengan berbagai cara Allah Ta'ala
mengingatkan kita tentang bahaya konspirasi. "Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh kalian, maka jadikan ia musuh kalian. Sesungguhnya syaitan
itu menyeru bala tentaranya untuk menjadi penghuni neraka sa'ir."
(Faathir: 6). Menolak konspirasi akan membawa kita mengkufuri ajaran
Islam. [Meskipun tentu saja, ajaran Islam tidak hanya bicara soal
konspirasi].
Dalam
menyikapi sesama Muslim, kita tidak boleh memakai kerangka teori
konspirasi. Ia hanya digunakan untuk menyikapi berbagai golongan anti
Islam, apapun bentuk dan eksistensinya. Terhadap sesama Muslim yang
dikenal baik komitmen kepada agamanya, berlaku prinsip husnuzhan (baik
sangka). Kepada non Muslim, sekularis, kalangan anti Islam, aliran
sesat, dan orang-orang yang sudah terkenal kejahatannya, sudah
sewajarnya kita su'uzhan. Su'uzhan dalam kondisi seperti itu tidak
merugikan. Jika kita benar, maka kita terselamatkan dari bahaya mereka;
jika kita salah, setidaknya sudah melakukan ikhtiar kewaspadaan. Seorang
Muslim wajib waspada kepada semua elemen-elemen musuhnya.
Bagaimana
kalau ada yang menyebut usaha kewaspadaan sebagai perbuatan "orang
malas" atau "para pecundang"? Jawabnya sederhana: Orang yang mengatakan
itu tidak mengerti ajaran Islam! Bahkan dia termasuk manusia polos yang
percaya begitu saja setiap informasi yang bertebaran di masyarakat. Dan
yang lebih memprihatinkan, logika berpikirnya tidak berjalan lancar.
Betapa banyak kenyataan-kenyataan besar yang tak mampu dicarikan
jawabannya melalui opini umum. Apakah semua itu terjadi karena
kebetulan? [Jawaban Anda atas pertanyaan ini akan mencerminkan posisi
keilmuwan dan wawasan Anda!].
Agar
kita selalu mendapat petunjuk Allah Ta'ala dalam menyikapi berbagai
realitas, hendaknya selalu taat kepada-Nya. "Wahai orang-orang beriman,
jika kalian bertakwa kepada Allah, maka Dia akan mengadakan bagimu
furqan (pembeda antara al haq dan al bathil)." (Al Anfaal: 29).
Sebagai
catatan terakhir, pemimpin Ikhwanul Muslimin di Mesir, Syaikh Hasan Al
Banna rahimahullah, beliau menjadikan materi ghazwul fikri (perang
pemikiran) sebagai salah satu materi penting tarbiyah dakwahnya.
Sebagaimana namanya, ghazwul fikri berarti kancah perang pemikiran.
Sampai ada satu hikmah besar: "Bahwa kenyataan hidup yang dihadapi Ummat
Islam kerap kali mengikuti jadwal konspirasi yang diterapkan atas
mereka." Wallahu a'lam bisshawaab.
[AM. Waskito].