Kabbalah
Kabbalah secara harafiah berarti
"menerima" dalam pengertian suatu "tradisi yang diterima" adalah sebuah
bentuk esoterik dari mistisisme Yahudi, yang berupaya untuk
menyingkapkan pengertian-pengertian mistis yang terselubung dalam Tanakh
(Kitab Suci Ibrani). Kabbalah menawarkan pemahaman mistis ke dalam
hakikat ilahi.
Istilah "Kabbalah" mulanya digunakan
dalam teks-teks Talmud, di antara Geonim (para rabi abad pertengahan
awal) dan oleh Rishonim (rabi-rabi abad pertengahan yang belakangan)
sebagai rujukan kepada kumpulan tradisi lisan yang lengkap dari ajaran
Yahudi, yang tersedia untuk umum. Bahkan karya-karya para nabi dirujuk
sebagai Kabbalah, sebelum mereka dikanonkan sebagai bagian dari tradisi
lisan. Dalam pengertian ini Kabbalah digunakan dalam merujuk semua hukum
lisan Yudaisme. Setelah beberapa lama, hukum lisan ini dicatat, tetapi
ajaran-ajaran esoteriknya tetap tinggal sebagai suatu tradisi lisan.
Dengan demikian, ajaran-ajaran
esoterik tetap merupakan tradisi lisan. Jadi, istilah ini kemudian
terkait dengan doktrin-doktrin pengetahuan esoterik mengenai Allah,
ciptaan alam semesta Allah dan hukum-hukum alam, alasan-alasan untuk
perintah-perintah di dalam Torah dan cara-cara Allah mengatur keberadaan
alam semesta. Kini bahkan ajaran-ajaran esoterik Torah dicatat, tetapi
tetap dikenal sebagai Kabbalah. Menurut tradisi Yahudi Kabbalah berasal
sejak Adam, meskipun para rabi liberal yang modern memperhitungkan
asal-usulnya pada abad ke-13.
Pengetahuan ini diturunkan sebagai
sebuah wahyu untuk memilih orang-orang suci dari masa lampau yang jauh,
dan sebagian besar, dilestarikan hanya oleh segeliintir orang yang
beruntung. Protokol yang tepat untuk mengajarkan hikmat ini, serta
banyak dari konsepnya, dicatat di dalam Talmud (bab kedua dari traktat
Haggiga). Ia dianggap sebagai bagian dari hukum lisan Yahudi oleh
sebagian besar orang Yahudi yang saleh di masa modern, meskipun hal ini
tidak disetujui oleh banyak rabi liberal modern dan sebagian kecil dari
rabi-rabi Ortodoks. Kata קַבָּלָה pada umumnya ditransliterasikan
sebagai "Kabbalah" tetapi juga dapat ditulis sebagai Cabbalah, Kaballah,
Qabalah, dll. Kabbalah atau Qibil dalam bahasa Ibrani awalnya adalah
istilah yang netral, yang secara harfiah memiliki arti sebagai 'lisan'.
Namun belakangan, ketika kaum Yahudi menggunakan istilah ini untuk
menyembunyikan dan memelihara kepercayaan mistis-esoteris kelompok
mereka, maka istilah ini menjadi sangat politis.
Encarta Encyclopedia (2005) menuliskan
bahwa istilah Kabbalah berasal dari bahasa Ibrani yang memiliki
pengertian luas sebagai ilmu kebatinan Yahudi atau Judaism dalam bentuk
dan rupa yang amat beragam dan hanya dimengerti oleh sedikit orang.
Kabbalah ini mempelajari arti
tersembunyi dari Taurat dan naskah-naskah kuno Judaisme. Walau demikian,
diyakini bahwa Kabbalah sesungguhnya memiliki akar yang lebih panjang
dan merujuk pada ilmu-ilmu sihir kuno di zaman Fir'aun yang biasa
dikerjakan dan menjadi alat kekuasaan para pendeta tinggi di sekitar
Fir'aun.
Kabbalah ini sarat dengan berbagai
filsafat esoteris dan ritual penyembahan serta pemujaan berhala, bahkan
penyembahan iblis, yang telah ada jauh sebelum Taurat-Musa dan telah
menyebar luas bersama Judaisme, yang seluruhnya berurat-berakar pada
praktek-praktek kebatinan serta penyembahan dewa-dewi di zaman Mesir
Kuno.
Hal tersebut diutarakan pakar sejarah
Yahudi Fabre d'Olivet. "Kabbalah merupakan suatu tradisi yang dipelajari
oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan diteruskan
sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi, " jelas
d'Olivet. Banyak kalangan percaya, Kabbalah adalah induk dari segala
induk ilmu sihir yang ada di dunia hingga hari ini.
Merunut akar Kabbalah bukanlah hal yang
mudah dilakukan. Para sejarawan Barat menyepakati bahwa Kabbalah
merupakan kepercayaan inti dari kelompok mistis tertua dunia yang
dikenal dengan sebutan Broterhood of the Snake (Kelompok Persaudaraan
Ular). Rezim Raja Namrudz di Babilonia dan Firaun di Mesir merupakan
tonggak-tonggak awal yang amat penting bagi perjalanan kepercayaan ini.
Di masa-masa pra dan awal Perang
Salib, sekitar abad ke-11 Masehi, Kabbalah mulai menampakkan diri di
daerah Perancis Selatan. Peneliti Kabbalah Barat, Olivia Prince dan Lynn
Picknet, yang kemudian menulis The Templar Revelation, menyatakan bahwa
pembawa ajaran ini salah satunya adalah kedatangan sepasukan ksatria
Yohanit dari Calabria, Belgia, ke sebuah wilayah yang dikuasai Mathilda
de Tuscany dan Godfroi de Boullion.
Ksatria-ksatria Yohanit ini tidak lama
tinggal di Perancis. Mereka pergi dan meninggalkan Peter si Pertapa
(Peter The Hermit) yang kemudian menjadi "murabbi" bagi Godfroi de
Bouillon. Peter ini kemudian menyusup ke Vatikan dan menjadi provokator
bagi Paus Urbanus II yang kemudian mengobarkan perang salib guna merebut
Yerusalem dari kekuasaan umat Islam.
Dalam serangan Tentara Salib pertama di
tahun 1099, baik Peter maupun Godfroi menjadi panglima bagi pasukannya
masing-masing. Di hari kejatuhan Yerusalem, Godfroi mendirikan Ordo
Biarawan Sion dan 20 tahun kemudian membentuk ordo militer Knights
Templar, yang kemudian pada 1307 di Skotlandia mengganti namanya menjadi
Freemasonry.
Freemasonry
Freemasonry (bahasa Inggris) atau
Vrijmetselarij (bahasa Belanda) adalah sebuah organisasi persaudaraan
internasional. Freemasonry pada zaman modern dimulai dengan berdirinya
Grand Lodge di London, Inggris pada tahun 1717.
Sebagian peneliti Barat berkeyakinan
bahwa Freemasonry sebenarnya sudah didirikan di Skotlandia pada abad
ke-14, saat Ksatria Templar ditumpas oleh Raja Perancis Philipe le Bel
dan Paus Klemens V. Di Skotlandia, Templar ini menyusup ke dalam Serikat
Tukang Batu (Mason) dan menguasai gilda-gilda serikat pekerjanya
(Loji). Mereka kemudian memproklamirkan diri sebagai Freemasonry, sebuah
istilah yang sebenarnya nama lain dari perkumpulan Kabbalah
Yahudi-Talmud. Dari Eropa, Freemasonry yang terbagi dalam dua kelompok
besar (Ritus Skotlandia dan Ritus York) menyebar ke seluruh dunia
termasuk ke Hindia Belanda.
Maskapai perdagangan Hindia Belanda,
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), merupakan maskapai perdagangan
terbesar dunia kala itu dan dimiliki oleh Freemasonry. Nona Helena
Blavatsky dan Kolonel Henry Steel Olcott tercatat sebagai orang-orang
yang membawa gerakan mistik ini ke Nusantara. Organisasi ini mengklaim
di seluruh dunia mereka memiliki anggota sebanyak 5 juta jiwa. Beberapa
gereja Eropa melarang umatnya menjadi anggota gerakan ini. Freemasonry
di Indonesia, Hindia-Belanda dahulu, rumah pertemuan kaum
Vrijmetselarij, dalam bahasa Belanda Loge atau Loji dalam bahasa
Indonesia seringkali disebut sebagai "rumah setan".
Sejak zaman presiden Soekarno, gerakan
ini dilarang di Indonesia. Loji-loji Freemasonry ternama di Nusantara
tersebar di hampir semua wilayah di Indonesia seperti di Aceh, Medan,
Padang, Palembang, Jawa, Sulawesi, dan sebagainya. Salah satu yang
paling terkenal adalah Adhuc Stat alias Loji Bintang Timur yang terletak
di Menteng, Jakarta Pusat, yang kini dipakai sebagai Gedung Bappenas.
Dulu, gedung ini dikenal masyarakat luas
sebagai Gedung Setan, karena sering dipakai sebagai tempat pemanggilan
arwah orang mati oleh para angota Mason.
Dr.
T.H. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam bukunya berjudul
"Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia
1764-1962", yang edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Sinar
Harapan dalam jumlah yang sangat terbatas, banyak memaparkan tentang
gerakan dan tokoh-tokoh Freemasonry di Indonesia. Tokoh-tokoh Mason
Indonesia menurut buku tersebut —yang dilengkapi foto-foto ekslusif
sebagai buktinya — banyak menyangkut nama-nama terkenal seperti Sultan
Hamengkubuwono VIII, RAS. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, Paku Alam
VIII, RMAA. Tjokroadikoesoemo, dr. Radjiman Wedyodiningrat, dan banyak
pengurus organisasi Boedhi Oetomo. Dikutip dari berbagai sumber