;Oleh: Kyai Arkanuddin Masruri
("Bapaknya orang Yahudi adalah Setan, seorang pembohong besar " - John 8:44)
www.bloodforoil.org
Bagian Kelima
Proses Dajjal Tingkat Tiga
Perkembangan Dajjal atau Kristus Palsu selanjutnya dapat dikaitkan dengan ayat Matius 24: 24 seterusnya, demikian:
24. Karena beberapa Kristus Palsu dan
Nabi Palsu akan muncul serta mengadakan pekerjaan yang ganjil sekali dan
perbuatan yang mengherankan supaya menyesatkan, jikalau boleh orang
yang terpilih itu juga."
(terjemahan baru dari Katolik: "Sebab
Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat sehingga
sekiranya mungkin mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga")
Ayat tersebut memberi 3 saran sebagai tanda, ialah:
1. "Mengadakan pekerjaan yang ganjil
sekali." Terjemahan ini kurang jelas maka sebaiknya mencari terjemahan
dengan bahasa-bahasa lainnya. Terjemahan Belanda: groote teekenen, yang berbahasa Jawa: gawe pra tanda kang linuwih.
Jadi lebih jelas lagi bermakna: menonjolkan tanda-tanda kebesarannya
yang dapat diambilkan contoh-contoh seperti: keindahan upacaranya,
kemegahan bangunannya, kemeriahan hari besarnya, kelengkapan
alat-alatnya, kesempurnaan barisannya dalam bidang pendidikan,
organisasi dan langkah-langkah hirarkinya.
Lebih jelas kita membaca karangan Dr. J. H. Enklaar dalam bukunya Sejarah Gereja Ringkas," tahun 1955, h. 26 dan 27 demikian:
“Justinianus (tahun 527-565) membangun
gereja: Hagai Sophia" yang besar dan permai di Konstantinopel. Dialah
yang menyempurnakan gereja negara: gereja taat kepada kepalanya, ialah
kaisar, tetapi dalam pada itu gereja mendapat kehormatan dan kekayaan
besar.
Kebaktian semakin mewah: jubah pejabat
yang berpuspawarna, lilin dan kemenyan, gedung yang elok, perarakan yang
mengagumkan, dan sebagainya. Yang kurang baik pula ialah kesalehan umat
bercorak kafir. Mereka mulai menghomati orang suci, malaikat dan Maria
serta menyembah patung dan benda peninggalan orang suci, seperti tulang
dan sebagainya. Orang suci menjadi pengganti dewa pelindung kafir.
lbadat pada dewi dijadikan ibadat kepada Maria.
Supaya gereja boleh membantu negara,
perlu ada pemimpin gereja yang kuat. Bukan lagi para uskup, melainkan
kaisar sendirilah yang menjadi kepala hakim dan pengatur undang-undang.
Kaisarlah yang memanggil utusan segala daerah bersidang selaku konsili
(sinode tertinggi). Dialah yang mengetahui dan melaksanakan
keputusannya. Di Barat uskup Roma memperkokoh kuasanya dan di Timur
uskup besar atau patriarch di kota besar tampil ke muka selaku pemimpin."
Agar lebih jelas penonjolan kebesarannya secara berlebihan, baiklah dikutipkan dari Algemeene Nederlandsche Encyclopedie tahun 1868, yang menerangkan:
Bahwa nama Hagia Sophia berasal dari
niat Konstantin Agung untuk memperhebat keagungan hikmat dalam Kristus
(hikmat - sophias), tetapi pada tahun 532 hancur karena kebakaran hebat.
Lalu dibangun oleh kaisar Justinianus sehebat-hebatnya dengan
arsitektur yang paling terpilih, tapi pada tahun 558 mengalami kerusakan
oleh gempa bumi. Setelah diperbaiki lagi pada peresmian gereja megah
itu Justinianus mengucapkan kata-kata yang meremehkan Nabi Sulaiman,
demikian dalam bahasa Belandanya: `ik heb u overtroffen, o Salomo, summum van smakeloosheid ," yang artinya:
"Aku telah mengungguli engkau, hai
Sulaiman, sangat memuakkan." (Handboek der Kerkgeschiedenis 1946, oleh:
Dr. J. N. Bakhuizen van den Brink, h. 148)
Pada tahun 1453 gereja besar itu jatuh ke tangan umat Islam untuk dijadikan mesjid yang pada tahun 1847 diperbarui lagi.
2. "Mengadakan perbuatan yang heran," yang diterjemahkan oleh Katolik: "mukjizat-mukjizat." Bahasa Belanda: groote wonderheden. Terjemahan Jawa: gawe kaelokan kang linuwih. Jelaslah
bahwa ayat itu menerangkan keelokan keramat atau mukjizat yang dianggap
sebagai kejadian di luar adat tidak masuk akal, tapi bisa terjadi,
katanya.
Paralel dengan pertandaan ini baiklah
dikutipkan dari Sejarah Gereja, karangan Dr. H. Berkhof, h. 82, mengenai
Paus Gregorius Agung (590-604), demikian:
"Dalam lapangan teologia Gregorius Agung
kurang menyenangkan karena ia melemahkan ajaran Augustinus. Menurut
Gregorius keselamatan kekal dihasilkan oleh kerjasama dari rahmat Tuhan
dengan amalan, jasa dan penitensia (rasa dosa) manusia ....
Ajaran ini menimbulkan rupa-rupa kepercayaan yang tak lain dan pada
suatu macam magi utau jampi. Ganti iman yang benar: berbagai macam
takhayul tentang malaikat-malaikat, setan-setan, relkwi-relkwi, mukjizat-mukjizat dan lain-lain menguasai hati jamaah.”
Memang dalam lingkungan Katholik ada
dogma yang mempercayai berita-berita tentang pemunculan ibu Maryam,
kesaktian air suci dari barbagai sumber alam tertentu, penggunaan tongkat (wichel roede) untuk
mencari air untuk pembuatan sumur dan khasiat-khasiat dan berbagai
peninggalan para orang suci, apalagi kayu palang salib sering
diperlihatkan dalam bioskop-bioskop khasiatnya mengusir setan-setan
iblis atau penyembuhan-penyembuhan tertentu (miracle).
Tentang mukjizat atau keajaiban dari kalangan Katholik banyak kita baca dalam majalah Katholik Tamtama Dalem terbitan Magelang pada zaman kolonial Be!anda.
Beberapakali kita mendengarkan
berita-berita keajaiban yang maksudnya untuk memperlihatkan kebenaran
agamanya, tetapi setelah diperdalam dari ajaran Al-Masih sendiri, kita
bahkan dapat menganggapnya bertolak belakang, ialah semakin besar cerita
keajaibannya, bahkan semakin mendekat kepada kecocokannya kepada
indikasi Dajjal yang gawat.
Jadi kemungkinan besar zaman modern ini
lebih utama dilayani dengan ajaran-ajaran yang logis dan maju progresif
daripada selalu memisahkan umat. Kemampuan berargumentasi dapat
menanggulangi tantangan zaman yang semakin menuntut rasionalitas dan
objektivitas. Maklumlah rakyat bodoh mudah terpikat dengan tontonan yang
ajaib yang disebut keramat-keramat. Akan tetapi bagi mereka yang
memahami dalil-dalil ayat Matius itu, mereka akan berkata:
“Apabila keramat atau mukjizat menjadi kebanggaan, golongannya bisa dikategorikan pada Dajjal.”
Masyarakat awam yang kebanyakan terdiri
dari rakyat yang kurang berpendidikan, bila mendengar sebutan yang
menyinggung nabi rata-rata berasosiasi pada mukjizatnya. Umat Islam pun
kebanyakan juga demikian. Padahal sebuah hadits Muslim, jelas
menerangkan bahwa mukjizat yang diperlihatkan oleh Nabi Besar Muhammad Sallallau ‘Alaihi wa Sallam bukannya keajiban-keajaiban, melainkan tanda-tanda atau ayat-ayat pembuktian. Ayat-ayat terbesar bagi Nabi Muhammad Sallallau ‘Alaihi wa Sallam adalah berupa ayat-ayat al-Qur'an, demikian haditsnya:
“Tidaklah ada seorang dari nabi-nabi
kecuali tentu diberi ayat-ayat yang dapat menarik iman dari kaumnya.
Akan tetapi aku diberi wahyu (Qur'an) oleh Allah maka aku mengharapkan
mendapatkan pengikut yang lebih banyak pada hari kiamat.”
Untuk menunjukkan kebenaran agama bagi
zaman modern ini perlu kemampuan memperlihatkan bukti-bukti dengan
dalil-dalil dan ayat-ayat yang autentik. Inilah yang lebih adil dan
jujur. Masalahnya bukan soal sentimen, melainkan ungkapan nyata dari
ajaran Allah Subhanahu wa Ta'ala yang sering tampak serba
rahasia atau sukar dipahami, akan tetapi dengan ungkapan-ungkapan itu
satu demi satu dapat dipecahkan secara nyata. Al-Qur'an betul menjadi
mukjizat, asalkan ulamanyaulamanya bersedia ditingkatkan lagi.
3. “Jikalau boleh, orang yang terpilih
itu juga. Dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam lingkungan
pelajar-pelajar atau pergaulan hidup dalam masyarakat, orang-orang yang
tampak simpatik selalu menjadi favorit dikalangan pelajar muda menjadi
incaran kaum cerdik untuk memikat hatinya untuk diarahkan menjadi
pemimpin atau dimanfaatkan daya tariknya. Bila orang favorit itu masuk
agamanya, dengan sendirinya rekan-rekannya lebih mudah dipengaruhi
hingga pada akhirnya bisa membuat barisan pemeluk yang besar. Biasanya
orang yang sabar atau halus budinya yang kurang tertarik pada
bidang-bidang keilmiahan dan merasa cukup berorientasi yang
ringan-ringan dan populer dan menyenangkan dalam tiap lingkungan, lebih
mudah didekati oleh orang yang berwibawa. Maka tidak mustahil bila orang
baik-baik bisa terpikat menjadi barisan penggerak-penggeraknya. Jadi
kewibawaanlah yang menjadi pertandaan.
Untuk singkatnya sebagai pertandaan baiklah disebutkan:
Tanda ketujuh: memperlihatkan
tanda-tanda kebesarannya. Hal ini bisa dilihat dalam proses sejarah
gereja sejak kaisar Konstantin sampai kaisar Justinianus;
Tanda kedelapan: memperlihatkan ajaran
dogma keramat dan khasiat. Sejak Paus Gregorius Agung kepercayaan
tersebut dihidupkan dalam gereja Katholik, baik untuk yang sadar maupun
yang bersikap tak tahu menahu;
Tanda kesembilan: memperlihatkan kewibawaan, baik berupa kekhusyuan maupun kedisiplinan.
Perkembangan lebih lanjut bacalah Matius 24: 25,26:
25. Perhatikanlah, aku sudah mengatakan
itu kepadamu terlebih dahulu. (Ayat ini mengingatkain kita agar kita
benar-benar mau menyelaminya dan jangan acuh tak acuh apalagi
menutup-nutupi terhadap rakyat yang perlu kita tolong dengan
ungkapan-ungkapan karena selama ini masih tampak serba buta terhadap
cara-cara ilmiah yang progresif. Mungkin apakah dirasa merugikan
golongannya yang sesungguhnya perlu dilkoreksi?.
26. Sebab itu, jikalau kata orang
kepadamu: tengok, ia ada di padang belantara, janganlah karnu pergi ke
sana, atau tengok, ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya." Ayat
ini membawakan dua tanda yang masing-masing mengandung tafsir yang
menuju berbagai kemungkinan tujuan.
Kata "belantara” dapat menuju dua buah tanda: hingga dapat diurutkan menjadi:
Tanda kesepuluh: mengadakan pertapaan di belantara
Tanda kesebelas: beroperasi dibelantara untuk pangkal perjuangannya.
Untuk mengambil contoh pertapaan atau
renungan di belantara baiklah kita membaca pengakuan Paulus sendiri yang
pergi ke padang Arabia, demikian:
"Langsung tiada aku naik ke Yerusalem
mendapatkan orang yang menjadi rasul dahulu daripadaku", melainkan aku
pergi ke tanah Arab, lalu kembali pula ke Damsyik.
Tiga tahun kemudian naiklah aku ke Yerusalem hendak berkenalan dengan Kepas (Petrus)." (Galatia 1: I7, 18)
Untuk memahami maksud tulisan Paulus itu baiklah kita membaca komentar dari Katholik dalam kitab Injil, tahun 1965, h. 723:
“Tanah Arab" menurut dugaan umum:
wilayah kerajaan Anetas yang tak jauh (Selatan) letaknya dari kota
Damaskus. Berpergian kesitu tentu saja maksudnya mengasingkan diri dalam
kesunyian dan merenungi untuk lebih lanjut lagi kejadian-kejadian dan
pernyataan-pernyataan (penglihatan-penglihatan bayangan) yang
dialaminya. Di situ pula barangkali ia mendapat pernyataan-pernyataan
lain lagi dari Kristus (wangsit?).”
Tentang operasi yang berpangkal di
padang belantara atau di tengah-tengah hutan belukar, kita dapat
melihatnya dari sejarah zaman kolonial, di mana kaum pendeta membuat
pemeluk-pemeluknya dari suku-suku primitif yang jumlahnya cukup untuk
menjadi jaminan ketetapan kedudukannya. Untuk disesuaikan dengan bunyi
ayat Matius, orang dapat berkata: Kristus ada di belantara.
Sekarang kata ayat: “Kristus dalam
bilik." Ha! ini pula dapat mengandung dua arti, yang urutan jumlah
tanda-tandanya, seperti berikut:
Tanda kedua belas: Kristus ditemukan dalam bilik (ruangan kecil);
Tanda ketiga belas: Kristus ditemukan dalam ruangan kecil berupa wadah peti kecil atau cawan dan gelas.
Contoh yang menunjukkan Kristus dalam ruangan kecil dapat kita temukan dalam aliran mistik hesychasme yang banyak terdapat pada zaman pertengahan di sekitar Laut Tengah.
Dalam buku karangan Louis Hoyack berjudul: De Onbekende Koran, h. 36 diterangkan bahwa:
Seorang ahli mistik ketuhanan di Venetia (± thn 1000) bernama Simeon memberi tuntunan semedi demikian:
“Meyendirilah dalam ruangan kecil yang
tenteram, duduklah di pojok, tutuplah mata dan jauhkan batinnya daripada
sega!a keinginan kesenangan dan kebendaan. Tempelkan dagu diatas dada
dan arahkan matamu dengan cermat ke tengah perut ialah di atas pusat.
Pada permulaan kamu akan mengalami kegelapan penuh. Bila kamu bertahan
siang malam dengan rasa kepayahan, kamu akan menemukan kegembiraan yang
menetap."
Atau dengan tambahan lain:
“Bila kamu mengeluarkan napas, ucapkanlah: Tuhan Kristus! Kasihanilah kami!”
Menurut tarikat Gregorius dari Sinai, Callistus dan Ignatius ucapannya demikian:
'Bila menghisap napas, ucapkanlah: Tuhan Yesus Kristus' dan bila mengeluarkan napas, bacalah: ‘Kasihanilah kami'.
Adapun hasil yang dirasakan pada akhirnya adalah: The Glory of the Light of Christ (Kemuliaaxt-align: justify;">
0n megah dari Cahaya Kristus), yang turun dan mengarungi dirinya, bagaikan matahari yang rata sempurna gilang-gemilang.
Tampaknya tidak jauh daripada wangsit
yang diterimanya berupa cahaya yang gemilang, tapi wangsit yang
sewaktu-waktu dapat diwujudkan dengan pengamalan tarikat Kristosentris.
Arti yang kedua, dapatlah kita
membandingkan dengan liturgi gereja Katholik yang disebut Misa Kudus.
Dalam ruangan besar, di dekat meja altar ada sebuah bilik yang
dinamakan: tabut atau tebernakel. Di dalamnya ada hosti hosti yang
wujudnya memang roti, tetapi harus diyakinkan bahwa hosti itu Kristus
sendiri yang tiap orang Katholik harus sering menelannya. Demikianlah
tiap Minggu di gereja Katholik selalu diadakan persembahan Kristus yang
berbentuk roti itu.
Demikianlah pernyataan Nabi Isa Al-Masih
di dalarn kitab Injil Matius dalam Kitab Perjanjian Baru yang dapat
kita beli di toko-toko Kristen secara bebas untuk umum. Ada yang dari
terbitan tahun 1963 yang bahasanya tampak kurang selaras dengan
perkembangan sekarang dan ada pula yang dari terjemahan baru tahun 1975
yang bahasa Indonesianya lebih enak. Hanya saja penulis lebih banyak
menggunakan terjemahan yang lama karena maksudnya antara yang baru dan
lama memang tidak banyak berbeda, hanya saja sering menjumpai
pergantian-pergantian istilah yang menyebabkan timbulnya pikiran-pikiran
untuk membuat koreksi, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh penulis
kepada Justinus Kardinal Darmojuwono.
Sampai sekarang masih sangat sedikit
umat Islam ikut memanfaatkan kitab Bibel itu oleh sebab perguruan tinggi
Teologi dari usahanya umat Islam belum ada yang artinya dapat memahami
hubungan yang hidup antara Bibel dan Qur'an baik segi-segi teologis
maupun historis. Penulis buku ini bermaksud merintis, semoga saja
disusul oleh rekan-rekan yang sanggup membentuk badan sponsor.
Zaman sekarang sudah penuh dengan
tantangan. Kita lihat sehari-hari keadaan dan tingkat pendidikan dan
ajaran agama di sekolah-sekolah umum. Guru-guru agama kebanyakan kurang
mampu mengaitkan sejarah nabi-nabi dengan sejarah umum, apalagi sejarah
perkembangan ajaran agama dari nabi-nabi dari Taurat dan Injil.
Murid-murid hanya dianjurkan untuk percaya saja, jadi secara dogmatis.
Apalagi ditambah cerita nabi-nabi yang dihiasi banyak mukjizatnya,
generasi muda yang di sekolah-sekolah umum semakin dididik pengolahan
otak sampai dengan keterampilan komputer dan keilmuan atom yang semakin
dalam, sedang di bidang agama selalu statis dan konvensionil serta
tertutup hingga mendidik pelajar kurang mampu berkomunikasi ilmiah
antara umat-umat beragama atau kitab-kitab sucinya.
Untunglah akhir-akhir ini timbul langkah
progresif dari pihak Katholik yang terkenal dengan istilah: Konsili
Vatikan II, yang dimuat oleh surat kabar Kompas 27-6-1975 dan mengandung
saran-saran tentang sikap konsekuen, cara terbuka dan potensi risiko,
demikian:
"Karena semangat keterbukaan dan
semangat berdialog yang diprakarsai oleh alm. Paus Johannes XXIII dan
dilanjutkan oleh Paus Paulus VI menuntut sikap konsekuen ... Sikap
tertutup cenderung untuk monopoli segala kebenaran pada pihaknya sendiri
dan mencurigai pihak lain, sebaliknya sikap terbuka, meskipun
mengandung potensi risiko, berani mengandalkan bahwa kebenaran ada juga
pada pihak lain. Dengan perkataan lain: kalau kita berani membuka dialog
kita juga berani percaya pada kemauan pihak lain."
Kebetulan sekali penulis telah pula
membuat ajakan berdialog terbuka berkali-kali, baik di rumahnya maupun
di gedung balai Agung Surakarta yang terutama dimaksudkannya agar umat
islam jangan selalu memandang Bibel hanya dari segi negatifnya, tetapi
supaya memahami segi-segi positifnya juga yang sesungguhnya sangat
banyak. Semoga saja selanjutnya timbul ide-ide baru untuk mengambil
langkah-langkah mendirikan pendidikan teologi di mana konsep-konsep dari
penulis bisa digunakan.
|
Jumat, 15 Juni 2012
Dajjal Dan Anak Manusia Menurut Injil part 5
0 Comments