Sungguh,aku
tak pernah menyangka bila 'tragedi fesbuk' yang sering aku baca di
sejumlah berita, akhirnya menimpa diriku juga. Rasanya masih tidak
percaya dengan apa yang kualami ini .. istri yang kusayangi pun kini
harus kurelakan melayang 'ditelan' situs jejaring sosial itu. Entah apa
yang ada dalam fikiran Nita (nama samaran) saat ini ..yang jelas dia
mungkin kini telah menemukan kebahagiaan lahir bathin bersama teman pria
yang tiap hari menjadi teman pelipur laranya di dunia maya itu.
....................
AKU mungkin hanya salah seorang dari sekian banyak pria atau wanita yang mengalami nasib serupa. Terpaksa merelakan kepergian orang yang dicintainya karena merasa 'tidak mampu' lagi menjadi imam keluarga yang baik. Yah, aku memang tak punya satu alasanpun untuk mempertahankan Nita di sisiku. Mungkin ini memang jalan terbaik untuknya, jalan yang paling membahagiakannya setelah sekian lama merasa terkungkung, terpenjara oleh perasaan tidak bahagia karena bersanding denganku.
Perkawinan kami bukanlah perkawinan terpaksa. Kami membangun mahligai rumah tangga tiga tahun yang lalu, dengan penuh cinta. Berharap biduk kehidupan akan membawa kami pada dimensi lain yang penuh warna, kebahagiaan,kedamaian, dan semua yang membuat hidup kami lebih sempurna.
Namun kemelut itu datang saat usia perkawinan kami menginjak tahun ke dua, saat kami mulai menginginkan kehadiran seorang anak. Berbagai upaya telah kami lakukan, ke dokter, terapi pengobatan alternatif, bahkan bersimpuh memohon ampun dan meminta kepada Yang Kuasa pun telah kami lakukan. Masih saja tidak ada titik terang.Berulangkali kami memeriksakan diri ke dokter, berulangkali juga kami dinyatakan normal. Lalu, apa sebenarnya yang salah pada diri kami.
Awalnya kami menganggap hal itu wajar dan mencoba menghibur diri dengan sama-sama mengerti dan meyakinkan diri bahwa mungkin semua ini karena kita memang belum dikasih rizki berupa anak.Kami mencoba enjoy ..'pura-pura' menikmati masa-masa 'bulan madu' yang panjang ini.
Tapi nyatanya kami tak bisa menutupi gundah itu. Seperti ada tembok yang terbangun, makin tinggi dan terus meninggi yang lambat laun menyumbat interaksi kami. Terlebih setelah aku mendapat tugas luar kota, lengkaplah sudah keterpurukan hubungan ini.
Namun aku masih mencoba untuk bijak, aku sama sekali tidak pernah menyinggung soal anak. Apapun, aku tak meragui hatiku sendiri, aku sangat mencintai istriku yang sinar kecantikan wajahnya mulai memudar oleh masalah dan frustrasi.Aku tak tega melihatnya ..karena itu, ketika dia minta izin untuk mencoba-coba mencari pekerjaanpun aku izinkan.
Itulah awalnya. Dia minta dibelikan sebuah laptop dan dipasangkan akses internet: untuk searching mencari lowongan pekerjaan di dunia maya, katanya.Dia meyakinkanku bila beberapa temannya telah sukses dengan bisnis online mereka. Akupun tak keberatan .. yah gak papalah untuk mengusir kesepian dia, daripada gak ada kegiatan, daripada dia ngerumpi ke sana kemari, mendingan aku turuti aja kemauannya.Akupun tidak pernah bertanya, apakah usahanya itu berhasil atau tidak. Karena bagiku itu tidak penting. Soal materi, toh apa yang aku berikan kepada Nita telah lebih daripada cukup.
Kira-kira lima bulan setelah mendapatkan 'mainan' laptopnya, kulihat bayak perubahan positif pada diri Nita. Dia menjadi Nita seperti yang kukenal pertama dulu, ceria, ramah, dan tak pernah lagi melampiaskan kekesalan atau uring-uringan. Bahkan, kurasakan dia begitu menyayangi dan memperhatikan aku. Aku sempat berfikir, pasti banyak hal -hal baik yang telah dia dapatkan di dunia maya ..terutama di FB yang paling sering dia ceritakan. Dia selalu terlihat bersemangat ketika bercerita tentang kawan-kawan lamanya.Jujur, aku sempat merasa senang dan lega karena melihat Nita kembali dengan senyum dan sinar di wajahnya.
Hingga suatu hari, tanpa sengaja aku pulang lebih awal ke rumah.Aku memang tidak harus memberitahu Nita terlebih dulu, karena menurutku tidak ada yang perlu keberitahukan.Karena itu rumah kami berdua .. maka kapanpun aku mau, aku bisa pulang.
Ketika aku pulang, pintu rumah sedang tidak terkunci, pun juga pintu kamar tidur .. terlihat terbuka. Aku tak menemukan Nita di sana .. namun laptopnya terbuka .. Ada suara gemericik air dari kamar mandi. Oh rupanya Nita sedang berada di kamar mandi.Ah betapa sembrononya dia ..meninggalkan pintu rumah dalam keadaan tidak terkunci, sedangkan dia sendiri sedang mandi.
Awalnya, aku tak mengacuhkannya, namun entah dorongan macam apa yang membuat aku akhirnya 'iseng', penasaran ingin melihat apa yang tengah dikerjakan istriku di laptop kesayangannya. Oh ..rupanya dia sedang membuka FB, situs jejaring sosial yang selama ini sering diceritakannya. Nampak kolom chat aktif ..seseorang tengah mengirimkan pesan padanya .. namanya Edo (sebut saja begitu).
Aku ragu untuk membukanya, namun tiba2 perasaan cemburu yang menyergapku membuat aku melakukannya juga. Dan ..betapa darahku terkesiap ketika membaca riwayat obrolan yang tertulis di situ. Membuat darah laki2ku tiba2 memuncak .. Sungguh, obrolan antara Nita dan Edo akan mampu membangkitkan emosi suami manapun di dunia ini. Bukan hanya curhat-curhatan, Nita dan Edo juga terkesan sudah begitu dalam menyelami perasaan masing-masing. Kata-kata yang tertulispun ..ah, sungguh2 nakal dan menggoda, bahkan menurutku tidak pantas dan menjurus ke porno.
Di saat aku tengah tercenung menatap layar laptop, tanpa kusadari Nita muncul.Nita masuk ke kamar dengan balutan handuk di tubuhnya yang sintal menggoda, rambutnya yang panjang sebahu nampak basah .. dia tampak sangat cantik dan sempurna. Membuat naluri laki2ku tergelitik ..hilang sudah perasaan marah yang menggelegak dalam dada. Sebagai gantinya adalah birahi yang tiba-tiba membakar dan seakan menyumbat seluruh lubang pernafasanku.Aku tak berdaya, dan benar-benar 'tak berdaya' ketika Nita memelukku tanpa rasa bersalah. Dan ..akhirnya, pagi itu kami bercinta dengan luapan perasaan yang justru lebih sempurna dari biasanya.Kurasakan Nita jauh lebih 'mahir' dam bergairah, lebih dari biasanya.
Usai bercinta, dengan perlahan kucoba untuk menanyakan perihal riwayat obrolan aneh yang aku baca di laptopnya.Anehnya, dia seperti tidak terkejut ataupun panik dengan pertanyaanku. Bahkan dia seperti tidak mengacuhkan pertanyaan itu, malah sibuk untuk kali kedua berupaya membangkitkan bara percintaan kami ..Ya sudah, akhirnya aku mengalah. Untuk sementara, aku tak lagi menanyakan 'rahasia' Nita itu.
Barulah beberapa hari kemudian, tanpa kutanya, Nita memberikan jawaban yang sungguh di luar dugaan. Itupun tidak langsung kepadaku, tapi dia hanya memberitahuku melalui sms bahwa semua jawaban atas pertanyaanku ada di e-mailku.
Penasaran, aku buka e-mailku .. dan isinya duhhhh ..sungguh membuat runtuh hatiku, membuat jatuh harga diriku, membuat guncang duniaku! Nita dengan sangat 'santun'nya memintaku agar merelakannya pergi dengan lelaki lain yang bernama Edo ..nama yang pernah kubaca ketika tidak sengaja membuka FB Nita ....