| Mera Naam Joker: Mengenal Sejarah Imarah Islam Afghanistan : Bagaimana Taliban Berkuasa?

Jumat, 07 Desember 2012

Mengenal Sejarah Imarah Islam Afghanistan : Bagaimana Taliban Berkuasa?


 Lambang Imarah Islam Afghanistan


 Al-Mustaqbal.net

Berikut ini adalah apa yang disampaikan oleh Mullah Muhammad Umar kepada stasiun radio “Suara Syari’ah” di Qandahar,

“Saya telah belajar di sebuah sekolah di kota Sanj Sar di Qandahar dengan sekitar 20 murid yang lain. Kemudian korupsi, pembunuhan, perampasan, dan perampokan telah melampaui ambang batas. Dan pengawasan berada  pada tangan orang korup dan jahat. Tidak seorangpun membayangkan bisa mengubah dan memperbaiki situasi. Saya telah memikirkan hal tersebut sungguh-sungguh dan berkata kepada diri saya sendiri, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai denaan kesanggupannya.” (QS. Al Baqarah ; 286)

Ayat ini akan cukup bagi saya untuk meninggalkan perkara ini karena tidak satupun berada dalam kemampuan saya. Akan tetapi saya yakin kepada Allah dengan keyakinan yang murni, dan barangsiapa yang meyakini Allah dengan keyakinan ini maka harapannya tidak akan sia-sia. Orang-orang mungkin penasaran. Kapan gerakan ini mulai ? Siapa di balik gerakan ini ? Siapa yang membiayai ? Siapa yang memimpin dan mengatur gerakan ini ?

Dan saya berkata, “Awal dari gerakan ini adalah ketika saya menutup buku saya di sekolah di Sanj Sar dan mengajaak satu orang bersama saya. Kami berjalan kaki ke wilayah Zanjawat. Dari sana saya meminjam sepeda motor kepada seseorang bernama Surur, kemudian kami pergi ke Talukan. Itulah awal dari gerakan ini dan hilangkan pemikiran lain dari benak anda.

Kami mulai mendatangi murid-murid di sekolah-sekolah dan kelompok-kelompok kajian (halaqah) pada pagi hari itu. Dan kami telah mendatangi satu halaqah yang diikuti sekitar 14 orang yang sedang belajar. Saya kumpulkan mereka mengelilingi saya dan saya berkata kepada mereka, “Agama Allah telah diinjak-injak. Masyarakat secara terbuka mempertontonkan perbuatan setan. Ahli agama menyembunyikan agama mereka, sehingga setan mengendalikan seluruh wilayah mereka. Mereka mencuri uang masyarakat, menyerang kehormatan masyarakat, membunuh orang lalu menindihnya dengan batu di pinggir jalan. Mobil yang lalu lalang melihat mayat di pinggir jalan dan tidak tergerak untuk menguburkannya di bumi secara layak.”

Saya berkata kepada mereka, “Tidak mungkin hanya meneruskan belajar pada kondisi seperti ini. Masalah-masalah  tidak mungkin diselesaikan hanya dengan slogan-slogan. Kami, para murid, ingin bangkit melawan korupsi. Jika kalian ingin benar-benar bekerja bagi agama Allah, maka kita harus meninggalkan bangku studi. Saya akan jujur pada kalian. Tidak seorangpun membantu kami meskipun satu Rupee (mata uang Pakistan). Sehingga kalian tidak akan berasumsi kami akan menyediakan makanan untuk kalian, bahkan mungkin kami yang akan meminta bantuan makanan dan tenaga dari masyarakat.

Saya berkata, “Ini bukanlah pekerjaan satu hari atau satu minggu, satu bulan, atau bahkan satu tahun. Ini akan memakan waktu yang sangat lama. Apakah kalian akan sanggup atau tidak ?”

Saya berkata untuk memberi semangat mereka, “Setan yang sedang bertahta itu seperti ketel besar yang menghitam karena panasnya. Padahal hari itu adalah hari-hari pada musim panas yang sangat panas. Perang melawan agama Allah sedang dilancarkan. Kami mengaku berasal dari pasukan agama Allah dan kami tidak dapat melakukan aksi apapun untuk mendukung syari’at-Nya.”

Saya berkata kepada mereka, “Jika kita menaklukkan satu wilayah, kita akan mempertahankannya. Jangan mengeluh tidak bisa belajar atau kekurangan uang dan persenjataan. Jadi dapatkah kalian melaksanakan aksi ini atau tidak ?”

Kemudian tidak satupun dari 14 orang tersebut yang menerima rencana untuk melakukan aksi dan mereka berkata, “Kami mungkin bisa melaksanakan beberapa tugas pada hari Jum’at.” Jadi saya berkata kepada mereka ,”Siapa yang mau melakukannya di ujung hari ini ?”

Saya menjadikan Allah swt sebagai saksi bahwa ini adalah kebenaran dan saya akan bersumpah atas hal tersebut di hadapan Allah swt di Hari Pembalasan. Gerakan ini adalah akibat dari keyakinan kepada Allah swt karena jika saya mengukurnya dari hasil pendidikan sekolah atau halaqah seperti halaqah tersebut, saya mungkin telah kembali ke sekolah. Tetapi saya memenuhi janji kepada diri saya sendiri untuk mencari ridha Allah swt. Sehingga Allah swt menolong saya seperti yang telah anda lihat sekarang ini. Setelah itu saya pergi ke tempat halaqah yang lain, yang diikuti tujuh orang. Setelah saya menjelaskan apa yang telah saya paparkan sebelumnya, semua peserta halaqah siap ikut melakukan aksi gerakan bersama saya.

Semua peserta berasal dari satu bangsa, tidak ada perbedaan antara yang muda dan yang tua, antara anak-anak dan yang remaja, yang pria dan yang wanita. Pekerjaan didasarkan pada ketetapan dari Allah swt, sehingga Allah menguji saya sejak permulaan gerakan ini. Kemudian kami pergi lagi mengendarai motor ke beberapa sekolah dan halaqah sampai waktu shalat Asyar tiba dan terkumpul 53 orang yang siap. Kemudian saya mengatakan kepada mereka, “Datanglah besok pagi.” Dan saya kembali ke sekolah di Sanj Sar. Akan tetapi, mereka telah datang pada pukul 01.00 dini hari ke Sanj Sar. Jadi itulah permulaannya.

Pekerjaan telah dimulai bahkan sebelum 24 jam berlalu dari idenya. Salah satu dari teman saya memimpin mereka shalat. Ketika telah selesai  memimpin shalat Shubuh, seorang pengikut berkata, “Malam tadi ketika saya sedang tidur, saya melihat para malaikat memasuki Sanj Sar dan tangan-tangan mereka begitu lembut. Jadi, saya minta mereka mengusap saya untuk perlindungan.”

Dan pagi itu, pada pukul 10.00, kami minta bantuan dua mobil dari Al Hajj Bishr, salah satu pengusaha di wilayah tersebut. Dia memberi kami dua buah mobil, sebuah mobil kecil, dan sebuah truk kargo besar. Kemudian kami memindahkan murid-murid tersebut ke wilayah Kash Nukhud. Beberapa orang lagi bergabung dengan kami, sehingga jumlah kami menjadi banyak. Kami meminjam persenjataan dari masyarakat. Jadi, inilah permualaan gerakan ini dan ini berlanjut.” –Ini akhir ucapannya- Semoga Allah swt melindungi dan memberikan kemenangan padanya dan para mujahidin yang menyertainya.

Ya, itulah asal sebelum Amerika memerangi negeri ini. Akan tetapi, setelah Amerika menyatakan perang pada negeri  Islam ini, sejarah dan realita berubah. Taliban ditulis dalam banyak buku, analisis dan penipuan, kecurangan dan persekongkolan serta pernyataan yang telah dengan tegas menolak Taliban dan melawan negeri Islam Afghanistan dengan kata-kata “hitam” seperti hitamnya hati mereka yang terus menerus menebar cerita bohong, pengkhianatan, dan kebodohan sejati bagi mereka yang tidak memiliki landasan aqidah yang kuat.

Kita kembali kepada Amirul Mu’minin dan peristiwa yang terjadi selanjutnya.

Berita perdamaian menyebar di Qandahar. Konvoi dari para murid dan penduduk propinsi Barat Daya yang berbatasan dengan Qandahar mulai berdatangan. Penduduk Qandahar yang telah mengetahui perjuangan para murid melawan kejahatan meminta mereka mengambil alih propinsi tersebut menjadi wilayah kekuasaan mereka dan menerapkan syariat Islam. Mereka membantu pengalihan kekuasaan dan penerapan syariat. Dengan begitu para murid yang disebut Taliban (jamak dari Talabah yang berasal dari bahasa Pashto/Pashtun) mengambil alih kekuasaan hampir seperlima Afghanistan tanpa peperangan, tetapi dengan keinginan penduduknya menginginkan syariat dan keamanan.

Taliban, murid ilmu syariah di kalangan masyarakat Afghanistan, telah maju ke depan melewati propinsi-propinsi utara dan timur tanpa banyak usaha. Dan Rabbani, penguasa di Kabul, tidak mengumumkan sikapnya dikarenakan pengetahuannya bahwa pasukan dari saingannya, Hikmatyar, adalah mereka yang memisahkan wilayah mereka dari Kabul. Sebagai gantinya, dia menawarkan bantuan kepada mereka sebagai sebuah gerakan syariah yang memegang kendali atas penduduk yang sangat banyak, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Tetapi Hikmatyar memerintahkan  pasukannya untuk tidak menyerah kepada Taliban dan mulai berperang melawan Taliban di wilayah Ghazni. Kemudian bagian utara mencapai Kabul, di mana wilayah-wilayahnya telah jatuh ke tangan Taliban satu persatu tanpa peperangan atau denga n sedikit peperangan. Sebagian besar kekuatan kelompok dan bahkan pencuri dan perampok ulung pun ragu-ragu untuk berperang melawan Taliban  (murid-murid sekolah syariah).

Beberapa partai yang lain, seperti partai Yunus Khalis dan pasukan Haqqani menyerahkan wilayah mereka di Baktiya dan Khost kepada Taliban. Sebagian kekuatan Sayyaf menolak berperang melawan Taliban dan menyerahkan Nankarhar dengan ibu kotanya Jalalabad ketika mereka melihat kepemimpinan Talabah, penerapan syar’i mereka , amar ma’ruf nahi munkar mereka, perlindungan keamanan yang mereka berikan kepada masyarakat serta pemberantasan kejahatan tingkat tinggi dan pengamanan jalan raya.

Setelah Talabah mencapai pinggir kota Kabul, pertemuan besar digelar oleh para ulama yang jumlahnya mencapai 1500 orang. Pertemuan itu berlangsung antara 31 Maret-4 April 1996 dan Mullah Muhammad Umar secara resmi dipilih sebagai Amir dari gerakan Taliban dan diberi gelarAmir al-Mu’minin . Sejak hari itu Taliban menganggapnya sebagai Amir Syar’i yang menurut mereka memiliki seluruh hak dari Khalifah.

Talabah mencapai pinggiran kota Kabul dan pergi menemui Rabbani dengan sejumlah permintaan. Permintaan yang paling penting adalah ;

1.Penerapan syari’at.

2.Mengganti penguasa komunis dan pengikutnya dari pemerintahan.

3.Memindahkan wanita dari gedung pemerintahan.

4.Mencegah korupsi, pelacuran, sinema, musik, video bejat yang telah menyebar di Kabul.

Rabbani meminta satu konvoi dari Taliban untuk berunding dengannya. Mereka mengirim satu konvoi dan ternyata dikhianati oleh pasukan Menteri Pertahanan, bahkan setelah mereka mengirim perjanjian bahwa mereka akan menyerahkan senjata, berhenti berperang, dan memulai negoisasi. Kemudian pasukan Menteri Pertahanan tersebut membunuh sejumlah peserta konvoi Taliban yang datang kepada mereka. Disebutkan bahwa jumlah Taliban yang dibunuh mencapai 250 orang. Setelah itu tidak ada lagi yang terjadi kecuali Taliban menyerang Kabul yang takluk begitu cepat, pada 26 September 1996.

Taliban menaklukkan wilayah-wilayah utara Afghanistan pada tahun 1997. Sedang Bamiyan, yang menjadi pusat Rafidhah di Afghanistan takluk pada tahun 1998. Sebelum itu, Lembah Kayan yang dikontrol tentara Aghakhani Isma’ili juga tumbang. Taliban memperoleh rampasan perang berupa senjata yang tak terhitung jumlahnya. Disebutkan bahwa Ahlu Sunnah tidak pernah memasuki lembah ini selama 800 tahun sebelumnya.

Seperti itulah, kurang dari empat tahun, Taliban telah menguasai 95 % tanah Afghanistan sejak Mullah Muhammad Umar, Semoga Allah melindunginya, dan saudara-saudara mujahidin mulai melindungi kehormatan sekelompok muslimah yang dirusak pencuri dan perampok.

Sumber ; Buku “The Giant Man, Biography of Mullah Muhammad Umar “ Karya ; Husayn Ibnu Mahmud (orang terdekat dan kepercayaan Mullah Muhammad Umar)  
Comments
0 Comments