Solusi Hutang : Perjalanan Membebaskan Hutang
السـلام عليكم ورحمة اللـه وبر كـاته
ان الحـمد للـه نحـمده ونستعـينه ونستغفـره ونعوذ باللـه من شـرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا, من يهده اللـه فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد أن لا اله الا اللـه وأشهد أن محمدا عبده ورسـوله. اللـهم صـل على محمد وعلى اله وصحبه ومن تبعهم باءحسان الى يوم الدين.
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Illahi robbi yang mana pada kesempatan ini masih diberikan ni'mat iman dan Islam, Sholawat serta salam mari kita curahkan kejunjunan alam Syaidina wa Maulana Muhammad bin Abdillah semoga kita diakui menjadi ummatnya dan mendapat syafaat dunia dan akhirat, kepada Keluarga beliau, shabat beliau dan kerabat muslimin muslimat sampai akhir zaman.
Sahabat Solusi Hutang (SSH), Hidup ini memang terkadang membuat kita jenuh, pusing dan prustasi ketika dalam kehidupan kita ini di uji oleh Allah SWT lewat cobaan masalah Hutang piutang, karena kita sebagai pelaku penghutang merasa kehidupannya terganggu dengan tagihan sehingga kita dimarahi, dicaci-maki, dihina bahkan diancam. Salah sendiri kenapa berhutang, jadi ketika keadaan seperti tersebut diatas menimpa diri kita maka segeralah berusaha dan berdo'a.
Sahabat Solusi Hutang (SSH), Sadarilah kesalahannya kenapa kita berhutang, kembalikanlah kepada Allah SWT dengan berbuat amal kebaikan, mulai dari sekarang kita program dan susun cara kita membayarhutang baik yang sudah lama ataupun yang baru dipinjam. Mintalah do'a-do'a mereka yang Shaleh, Yang serba kekurangan, yang kesulitan dan terutama kedua orangtua kita.
Sahabat Solusi Hutang (SSH), Adapun cara membebaskan hutang piutang adalah diantaranya sbb:
1. Berdo'a
2. Bertaubat
3. Berdzikir
4. Beramal Shaleh ( Zakat, infaq & shodaqoh)
5. Berpuasa
6. Berusaha
7. Menjalankan Kewajiban dari Allah SWT
Amalan yang Melipatgandakan Ganjaran(Balasan) dari Allah SWT, jadi pahamilah kepada siapa anda mengasihkan shodaqoh tersebut;
(فائدة)ذكر السيوطي في خماسيه أن ثواب الصدقة خمسة أنواع واحدة بعشرة و هي على صحيح الجسم و واحدة بتسعين و هي على الأعمى و المبتلى و واحدة بتسع مائة و هي على ذي قرابة محتاج و واحدة بمائة ألف و هي على الأبوين و واحدة بتسعمائة ألف و هي على عالم أو فقيه
~بغية المسترشدين ١٠٧
~(faidah)imam as suyuthi dlm kitab khumasinya membagi shadah menjadi 5 :
1.shadaqah yg pahalanya 10 x lipat,yaitu shadaqah kpd orang yg sehat wal afiyat
2.shadaqah yg pahalanya 90 x lipat,yaitu shadaqah kpd orang buta dan yg terkena musibah
3.shadaqah yg pahalanya 900 x lipat,yaitu shadaqah kpd kerabat yg membutuhkan
4.shadaqah yg pahalanya 100 rb x lipat,yaitu shadaqah kpd kedua orang tua
5.shadaqah yg pahalanya 900 rb x lipat,yaitu shadaqah kpd ulama atau fuqaha'
~bughyatul mustarsyidin 107
Banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun as-sunnah shahihah yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shodaqoh. sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S Al-Baqarah : 277)
وَمَا آتَيْتُم مِّن رِّباً لِّيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِندَ اللَّهِ وَمَا آتَيْتُم مِّن زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ
"Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang- orang yang melipat gandakan (pahalanya)". (Q.S Ar-Ruum : 39)
Dalam ayat lain Allah SWT juga berfirman:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S Al-Baqarah : 274)
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S At-Taubah : 103)
Maksud dari (Q.S At-Taubah : 103) bahwa zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda serta menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.
Adapun Hadits-hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ أَعْرَابِيًّا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ قَالَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ الْمَكْتُوبَةَ وَتُؤَدِّي الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu; Ada seorang Arab Badui menemui Nabi SAW lalu berkata,: “Tunjukkan kepadaku suatu amal yang bila aku kerjakan akan memasukkan aku kedalam surga”. Nabi SAW bersabda: “Kamu menyembah Allah dengan tidak menyekutukanNya dengan suatu apapun, kamu mendirikan shalat yang diwajibkan, kamu tunaikan zakat yang wajib, kamu mengerjakan shaum (puasa) bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Allah SWT adalah Dzat yang MAHA Suci dan tidak akan menerima kecuali hal-hal yang suci dan baik, demikian juga shodaqoh kecuali dari harta yang suci dan halal. Rasulullah SAW Bersabda:
“Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Zakat, infaq dan shodaqoh memiliki fadhilah dan faedah yang sangat banyak, bahkan sebagian para ulama telah menyebutkan lebih dari sepuluh (10) faedah, diantaranya:
Ia bisa meredam kemurkaan Allah sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
وَصَدَقَةُ السِّرِ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Sesungguhnya Shodaqoh secara sembunyi-sembunyi bisa memadamkan kemurkaan Rabb (Allah)” (HR. Ahmad)
Mengahpuskan kesalahan seorang hamba, Rasulullah SAW Bersabda:
“Dan shodaqoh bisa menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (HR. Ahmad)
Orang yang bersedekah dengan ikhlas akan mendapatkan perlindungan dan naungan Arsy di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ أَخْفَاهَا لَا تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ
“Tujuh kelompok yang akan mendapatkan naungan dari Allah SWT pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-NYA diantaranya yaitu: “Sesorang yang menyedekahkan hartanya dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiriny tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.”(HR. Ahmad)
Sebagai obat bagi berbagai macam penyakit baik penyakit jasmani maupun rohani. Rasulullah SAW bersabda :
“Obatilah orang-orang yang sakit diantaramu dengan shodaqoh.” (Shahih At-targhib) beliau juga bersabda lepada orang yang mengeluhkan tentang kekerasan hatinya: “Jika engkau ingin melunakkan hatimu maka berilah makan pada orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.(HR. Ahmad)
Sebagai penolak berbagai macam bencana dan musibah
Orang yang berinfaq akan didoakan oleh malaikat setiap hari sebagaimna sabda Rasulullah:
“Tidaklah datang suatu suatu hari kecuali akan turun dua malaikat yang slaah satunya mengatakan, “Ya Allah berilah orang-orang yang berinfaq itu balasan, dan yang lain mengatakan, “Ya Allah berilah pada orangyang bakhil kebinasan (hartanya).” (Mutafaq’alaihi)
Orang yang membayar zakat akan Allah berkahi hartanya, Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta” (HR. Muslim)
Allah akan melipat gandakan pahala orang yang bersedekah, sebagaimana firman Allah SWT:
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.(Q.S Al-Baqarah : 245)
Sedekah merupakan indikasi kebenaran iman seseorang, Rasulullah SAW bersabda:
وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ.
“Shodaqoh merupakan bukti (Keimanan)” (HR. Muslim)
Sedekah merupakan pembersih harta dan mensucikan dari kotoran, sebagaimana wasiat beliau kepada para pedagang “Wahai para pedagang sesungguhnya jual beli ini dicampuri dengan perbuatan sia-sia dan sumpah oleh karena bersihkanlah ia dengan shodaqoh” (HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah)
Allah ta’ala mengingatkan kita dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (Al Baqarah:264)
Tiga Perbuatan Penghapus Pahala Sedekah (Shodaqoh)
Dalam ayat di atas, Allah menjelasakan ada tiga perbuatan yang dapat menghapus pahala sedekah :
Pertama. Menyebut-nyebut pemberian sedekah. ( ِالْمَنِّ) al mann : maksudnya adalah menyebut-nyebut pemberian sedekah di hadapan orang yang diberi sedekah untuk menunjukkan kelebihan dirinya dibanding orang yang diberi sedekah tersebut.
Seperti misalnya si A memberikan sedekah kepada si B. Dia selalu menyebt-nyebut sedekah pemberiannya tersebut di hadapan si B. Seperti ini adalah termasuk perbuatan ( ِالْمَنِّ) al mann yang tercela seperti tersebut dalam ayat di atas. Perbuatan ini mencakup seluruh bentuk sedekah, baik itu sedekah terhadap teman, tetangga, kerabat, maupun istri dan anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ، ولا ينظر إليهم ، ولا يزكيهم ، ولهم عذاب أليم ، قال فقرأها رسول الله صلى الله عليه وسلم ثلاث مرار . قال أبو ذر : خابوا وخسروا . من هم يا رسول الله ؟ قال : المسبل والمنان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
“ Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” (H.R. Muslim:106)
Kedua. Menyakiti orang yang diberi sedekah. (َالَّذِي ) al adzaa: secara bahasa maknanya adalah setiap perbuatan yang merugikan atau menyakiti orang lain, baik dalam hal agamanya, kehormatannya, badannya, maupun hartanya. Adapaun (َالَّذِي ) al adzaa yang menghapus pahala sedekah yaitu bersikap sombong terhadap orang yang diberi sedekah dan menyakitinya dengan kalimat yang menyakitkannya, atau dengan sesuatu yang mencela kehormatannya dan merendahkan kemuliaan dan kedudukan orang tersebut.
Ketiga. Perbuatan riya’. ( الرياء ) ar riyaa’ : yakni perbuatan seorang hamba menampakkan amalnya kepada manusia karena ingin mendapat pujian. Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan menghapus pahala sedekah tersebut. Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam masalah sedekah saja. Riya’ dapat terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut. [Lihat Nidaa-atu ar Rahman li Ahlil iman 21-22, Syaikh Abu Bakr Al Jazaairy]
Imam Ibnu Katsir menjelasakan : “Dalam firman-Nya (لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى ) (janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)) Allah menerangkan bahwa pahala sedekah itu dapat hilang disebabkan karena menyebut-nyebut sedekah dan juga dengan tindakan menyakiti orang yang diberi sedekah.. Dosa menyebut-nyebut dan menyakiti itu menyebabkan hilangnya pahala sedekah. Kemudian Allah berfirman (كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ ) (), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia). Maksudnya, janganlah kalian membatalkan pahala sedekah kalian dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti orang yang diberi sedekah, sebagaimana tidak bernilainya sedekah orang yang riya’ karena manusia. Orang yang riya’ adalah yang menampakkan dihadapan orang lain bahwa dia ikhlas dalam beramal, padahal maksud sebenarnya adalah agar dia dipuji oleh orang lain. atau agar terkenal dengan sifat-sifat terpuji sehingga banyak orang yang mengaguminya, atau beramal agar disebut sebagai orang dermawan, atau maksud-maksud duniawi lainnya. Pelaku riya’ tidak memiliki perhatian untuk taat kepada Allah, mencari ridha-Nya dan mengharap pahala-Nya. Oleh karena itu, Allah berfirman (وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ) (dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian). ” [Lihat Tafsir al Quran al ‘Adzhim surat al Baqarah ayat 264, al Imam Ibnu Katsir]