Setelah berjalan lebih dari 1 tahun yakni sejak ranggal 15 Maret 2011, gerak perubahan yang dituntut masyarakat Suriah yang mayoritas muslim kepada pemerintah Suriah yang didominasi golongan Alawite (Syiah) dalam Partai Bath yang berideologi Sosialisme Arab, lebih kurang dari 15.000 ribu darah dan nyawa kaum muslimin telah ditumpahkan secara keji oleh kekuatan pendukung Pemerintahan Basyar Assad.
Ribuan bangunan dan rumah tinggal penduduk sipil diberbagai kota seperti Kota Homs, Idlib, Hama, Dara'a, Damaskus, Dir Zuwar, Allepo (Halab), Lattakia, Ar-Roqoh, Tartous, Al-Haskah, Qanithrah dan Sawyada, semua itu diluluhlantakkan pasukan reguler Suriah dengan gabungan milisi bahkan kelompok preman bersenjata yang dijadikan tameng kekuasaan zhalim rezim terkutuk ini. Seakan benda matipun tak boleh bersaksi atas kekejaman yang berlangsung.
Basyar Asad beragama Syiah Nushiariyah, salah satu sekte Syiah yang ekstrim. Dengan demikian tidak heran China dan Rusia yang berpaham komunis serta Iran yang merupakan manifestasi kekuasaan dari ajaran Syiah (khususnya Imamiyah Itsna ‘Asyariyah), membantu pemerintahan jahat ini untuk memerangi kaum oposisi yang mayoritas Sunni. Kekejaman tentara Baysar Asad yang dibantu Brigade Al Quds Iran, Brigade Al Mahdi Irak, milisi Hizbullah Libanon, milisi Syiah Houti Yaman dan kelompok preman Shabiha lokal terus dilakukan terhadap pemuda, orangtua, wanita bahkan anak-anak kecil yang tidak mengerti apa-apa agar kekuasaan tiran ini tetap langgeng di Suriyah. Dimana cita-cita revolusi Iran yang dicanangkan Khomaeni untuk mensyiahkan Arab dalam tempo 50 tahun sejak revolusi Syiah tahun 1979-pun dapat terwujudkan. Kejahatan Bashar Asad :
Syiah merupakan ajaran yang dicetuskan oleh Abdullah bin Saba laknatulloh ‘alaihi, yakni seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam untuk memecah belah Islam dari dalam. Keberadaan mereka di tengah kaum muslimin selalu menimbulkan kerugian dan pertumpahan darah.
The Canadian Islamic Congress merilis sejarah yang memilukan bahwa pada tanggal 13 Februari 1258, pasukan Mongol dengan dibantu pengkhianatan salah satu mentri Khalifah Abbasiyah yang beragama Syiah membantai penduduk selama lebih dari 17 hari sehingga dua juta umat Islam tewas mengenaskan. Semua itu karena pengaruh Syiah. Berikut ini kami kutipkan beberapa kutipan dari buku-buku Syiah, bagaimana mereka memandang kaum Muslimin (Ahlussunnah) seperti yang dimuat dalam
Dari Daud bin Farqad, dia berkata, saya berkata kepada bapakku, Abdullah ‘alaihissalam “Apa pendapatmu tentang pembunuhan terhadap pembangkang?” Dia menjawab, “Halal darahnya, tetapi saya merasa khawatir kepadamu. Jika kamu mampu menimpakan dinding atau menenggelamkannya ke dalam air agar tak ada seorang pun yang melihatnya, maka lakukanlah.” (Wasail Asy Syiah, 18:436, Bihar Al Anwar, 27:231).
Sayid Ni’matullah Al Jazairi berkata, “Sesungguhnya Ali bin Yaqthin, pembantu Rasyid berkumpul di dalam penjara yang dihuni oleh sekelompok pembangkang (Ahlussunnah), maka dia menyuruh budak-budaknya untuk meruntuhkan atap agar menimpa orang-orang yang ada di penjara sehingga mereka semuanya mati dan jumlah mereka adalah lima ratus orang laki-laki.” (Al Anwar anNu’maniyah, 3:308)
Ni’matullah al Jazairi mengatakan, “Mereka (Ahlussunnah) adalah orang-orang kafir yang najis berdasarkan kesepakatan ulama Syiah Imamiyah. Mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dari tanda orang yang membangkang adalah lebih mengutamakan selain Ali dalam imamah.” (Al Anwar an Nu’maniyah, 206-207).
Keutamaan-keutamaan Negri Syam
Syam adalah Negeri para rasul dan para nabi
Syam yang merupakan istilah untuk beberapa negara, yaitu Palestina, Yodania, Libanon dan Suriah telah tersirat dan tersurat di dalam Quran dan Hadits Nabawi.
Salah seorang ulama Syam, Imam Izz bin Abdussalam dalam kitabnya Targibu Ahlil Islam Fi Sukna Biladisy-Syam menafsirkan kalimat bumi yang kami telah berkahi dalam surah Al-Anbiya ayat 71 dan kalimatkami berkati sekitarnya dalam surah Al-Isra Ayat 1 dengan negeri Syam, yang termasuk di dalamnya Suriah.
Imam Hasan Basri dan Qotadah Sadusi menafsirkan kata bumi dalam surah Al-A'raf ayat 137 dengan bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.
Sebagian ulama menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri ini disebabkan para rasul dan para nabi. Sebagian lain menyatakan bahwa keberkahan negeri ini dengan keberkahan buah-buahan dan sumber-sumber air yang ada.
Doa Rasulullah untuk negeri Syam
Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd (dalam riwayat lain: Iraq)?” Beliau berkata, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd?” Beliau menjawab, “Di sana terdapat gempa, fitnah dan keluarnya tanduk syaitan.” (HR. Bukhari no. 990)
Malaikat menjaga negeri Syam
Zaid bin Tsabit berkata bahwa suatu hari Rasulullah bersabda ketika para sahabat berada bersama beliau, “Beruntunglah negeri Syam, sesungguhnya malaikat Rahman membentangkan sayapnya di negeri tersebut”. (HR. Ibnu Hibban no. 7304)
Syam negeri orang-orang pilihan
Abdullah bin Hawalah Azdy berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian akan menjadi pasukan-pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Iraq dan satu pasukan di Yaman.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, pilihkan untukku!” Rasulullah menjawab, “Pilihlah Syam, dan barangsiapa yang enggan maka hendaklah ia bergabung dengan dengan Yaman dan meminum dari kolam-kolam air Yaman. Sesungguhnya Allah telah menaungi Syam dan penduduknya.” (HR. Shahih Ibnu Hibban no. 7306)
Said bin Abdulaziz, salah seorang perawi hadits ini berkata, “Ibnu Hawalah berasal dari kota Azd. Beliau tinggal di Yordania.” Jika beliau meriwayatkan hadits ini beliau selalu berkata, “Barangsiapa yang dinaungi oleh Allah maka ia tidak akan di terlantarkan.”
Pilihan Rasulullah ini dijelaskan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Muadz bin Jabal dan Hudzaifah bin Yaman tatkala mereka berdua meminta petunjuk kepada Rasul untuk tempat tinggal mereka sesudah wafat Rasulullah. Rasul menyarankan mereka untuk tinggal di Syam karena orang-orang pilihan Allah tinggal di negeri ini. (Lihat Mu'jamul Kabir no. 137)
Syam negeri orang-orang mu'min
Abdullah bin Amr berkata, “Akan datang satu masa tidak ada seorang mukmin pun kecuali ia akan bergabung ke Syam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 19791)
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “10.000 mata yang melihat Nabi Muhammad SAW masuk negeri Syam tatkala mereka (para sahabat) mengetahui keutaman negeri Syam dibandingkan negeri yang lain.”
Syam negeri para wali
Abdullah bin Shofwan berkata bahwa seorang laki-laki berdoa saat perang Shiffin, “Ya Allah, turunkan laknatmu untuk penduduk Syam!” Ali membantah, “Janganlah kamu melaknat seluruh punduduk Syam, sesungguhnya di sana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal.” (HR. Ma'mar bin Rosyid no. 1069)
Syam bumi kebaikan dan Kebajikan
Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan itu ada sepuluh persepuluh (10/10). Sembilan persepuluhnya (9/10) berada di Syam, sepersepuluhnya (1/10) untuk selain Syam. Kejahatan itu sepuluh persepuluh. Sepersepuluhnya berada di Syam dan sembilan persepuluhnya di seluruh negeri. Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan lagi padamu.” (HR. Ibnu 'Asaakir, 1/154)
Cahaya iman tetap terpatri di Syam di waktu terjadi fitnah
Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitabdiambil dari bawah kepalaku. Aku melihatnya dibawa pergi dan aku pun mengikutinya dengan dua pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman berada di syam ketika terjadi Fitnah.” (HR. Ahmad no. 21781)
Imam Izz berkata, “Maksud dari hadits ini adalah apabila fitnah terjadi dalam agama Islam maka penduduk Syam bebas dari fitnah tersebut dan tetap beriman, dan apabila fitnah terjadi di luar agama maka ahli Syam beramal sesuai dengan keimanan.”
Lalu beliau menafsirkan tiang kitab dengan tiang Islam sebagaimana kaum muslimin bersandar kepadanya dan berlindung di bawahnya. Kenyataan menjadi saksi semua itu, sesungguhnya kita melihat kesungguhan dan keistiqomahan penduduk Syam dan ketaatan mereka dengan Quran dan Sunnah ketika timbul perbedaan.
Syam adalah takaran kebaikan dan keburukan dan tempat sekelompok umat Rasulullah yang beruntung hingga hari kiamat.
Qurroh bin Iyas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
Auf bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bumi akan mengalami kerusakan selama 40 tahun lamanya sebelum Syam.”
Kerajaan Rasulullah di Syam
Ka'ab Ahbar, salah seorang sahabat ahli kristologi berkata, “Di baris pertama dalam Taurat terukir Muhammad bin Abdullah hamba-Ku pilihan, penuh sopan santun, tidak kasar, tidak berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas keburukan dengan keburukan tetapi pemaaf dan pengampun, kelahiran Makkah, hijrahnya ke Thaibah dan kerajaannya di Syam.”
“Ummatnya hammadun (suka memuji), yaitu memuji Allah SWT dalam keadaan senang dan susah, mengumandangkan tahmid di setiap turunan jalan, mengumandangkan takbir di setiap tanjakan jalan, selalu memperhatikan peredaran matahari, sholat di waktu yang telah ditentukan walaupun mereka di puncak pembuangan sampah, memakai sarung sampai di pertengahan betis, selalu membasuh anggota wudhu dan suara-suara mereka di malam hari bagaikan suara lebah menggema.” (HR. Darimi no. 7)
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Apa yang disebutkan Ka'ab sesuai dengan kenyataan yang ada, sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Lihat:Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Syam negeri untuk hari kebangkitan
Abu Dzar bekata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam bumi kebangkitan.” (HR. Bazzar no. 3965 & Ahmad no. 27629)
Kalau kita mengatakan bahwa pusat Quran terdapat di surat Al-Fatihah, pusat surah Al-Fatihah terdapat di basmalah, dan pusat basmalah terdapat di huruf ba’ maka pusat dunia di negeri Syam, pusat negeri Syam terdapat di Damaskus dan pusat Damaskus di Ghuthah. (Perbandingan di atas tidak termasuk Makkah dan Madinah)
Damaskus ibu kota Syam
Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW membaca ayat, “Dan kami tempatkan mereka di dataran tinggi yang mendatar dan yang menyimpan air” (QS. Al-Mu'minun: 50). Beliau bertanya, “Apakah kalian mengetahui dimana tempat itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau melanjutkan, “Tempat itu di negeri Syam, bumi yang dinamakan Ghuthah, di sebuah kota yang disebut Damaskus. Ia adalah kota yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Tamam Rozi no. 915)
Damaskus benteng muslimin
Salah seorang sahabat Rasulullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam akan terbuka untuk kamu. Jika kamu diberi pilihan tempat tinggal, maka pilihlah tempat tinggal di kota yang bernama Damaskus. Ia adalah benteng Muslimin dari pertempuran dan kekuatan mereka bersumber dari sana di tempat yang bernama Ghuthah.” (HR. Ahmad no. 17470)
Kekuatan muslimin terdapat di Damaskus
Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesunguhnya kekuatan Muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)
Damaskus, markas tentara Allah SWT di muka bumi
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika terjadi pertempuran besar maka Allah mengutus utusannya dari berbagai lapisan masyarakat, mereka memiliki kuda terbaik dan senjata perang terhebat, dan Allah mengkokohkan agama ini dengan mereka.” (HR. Ibnu Majahno. 4080)
Damaskus tempat turun Nabi Isa Alaihissalam
Revolusi Syam : Revolusi Tegaknya Khilafah
Channel TV “Rusia Today” berbahasa Inggris beberapa hari lalu mempublikasikan hasil wawancara pers dengan seorang sejarawan dan sekaligus analis politik berkebangsaan Prancis, Pierre Piccinin tentang insiden Suriah, dan pandangannya tentang apa yang terjadi di mana, setelah kunjungannya yang kedua kalinya selama beberapa bulan terakhir, untuk berusaha memahami berbagai insiden yang terjadi.
Dalam menanggapi pertanyaan mengenai interpretasinya terhadap berbagai insiden yang terjadi di Suriah dan bagaimana ia menjelaskannya, maka ia mengatakan bahwa apa yang terjadi di sana adalah revolusi dalam setiap arti kata, dan bahwa ada keterlibatan kelompok-kelompok Islam dalam revolusi ini yang berusaha untuk mengubah Suriah menjadi negara Islam (Khilafah Islam). Sementara Amerika dan rezim Suriah terus bekerja sama untuk menghadapi musuh bersama mereka yang tercermin pada kelompok-kelompok Islamis. Sedangkan Israel merasa sangat nyaman dengan keberadaan rezim Suriah sebagai tetangganya, sehingga Israel tidak ingin rezim Suriah jatuh.
Tampaknya, hakikat revolusi Syam telah mulai jelas bagi setiap orang yang berusaha untuk memahami semua yang terjadi dan arahnya. Dan pada waktu yang sama juga menghilangkan ketidakpastian tentang keterlibatan rezim penjahat Assad, serta hubungannya yang mencurigakan dengan negara kolonialis Amerika dan anak asuhnya di kawasan Timur Tengah, yaitu negara kanker Yahudi.
Di tengah era revolusi yang diberkati, dan di bawah reruntuhan hegemoni kolonialisme Barat, terbitlah cahaya pagi revolusi terbesar dalam sejarah modern, yang huruf-hurufnya dicetak dengan tinta emas, mengikuti langkah Rasulullah Muhammad Saw dalam perjuangan politiknya, menyatakan ketundukannya hanya kepada Muhammad bin Abdillah, merespon seruan Tuhannya untuk menjatuhkan penguasa diktator, serta melihat dengan nyata bahwa kabar kembira dari Nabinya untuk mendapatkan kekuasaan dan keteguahan akan terwujudkan di tanah Syam yang diberkati; sementara darah kepahlawanan yang mengalir dalam pembuluh darah mereka adalah darah para sahabat yang mulia; sedang hati mereka dipehui oleh kemuliaan Islam dan kecintaan untuk berkorban di jalan Allah, dan di dalam membebaskan dari penindasan penguasa tiran dan kezalimannya.
Itulah revolusi besar Islam yang tengah melebur dalam revolusi Syam.
Ini benar-benar sebuah revolusi. Revolusi ini telah menggunakan metode terbaik dalam aksi politik massa yang terorganisir, di mana tampak di dalamnya tantangan, tekad, ketabahan dan kesabaran, untuk menerjemahkan arti dari perjuangan politik yang berasal dari harumnya bau Islam yang agung.
Ini adalah revolusi untuk membebaskan dari dominasi kolonial Barat dalam segala bentuknya, juga untuk memutus ketergantungan pada Barat, membebaskan umat dari cengkeraman kolonialisme, serta membongkar setiap rencana, metode dan alat-alatnya.
Ini adalah revolusi untuk melenyapkan kekuasaan tiran dan thaghut. Maka, dengan jatuhnya rezim Assad yang najis, singgasana pun akan jatuh. Kemudian Damaskus akan mulia dengan menjadi titik sentral dan stasiun pertama jatuhnya rezim tirani. Dimulai dari sini-dengan izin Allah-akan terus meluas melewati seluruh negeri-negeri Muslim di wilayah Barat dan Timur, mulai dari Tanger (Maroko) hingga ke Sumatera (Indonesia) untuk menaikkan bendera Islam yang agung, yang akan menandai terbitnya fajar barun yang akan dinikmati oleh semua umat di dunia.
Ini adalah revolusi, dimana kekuatan jahat dunia berkonspirasi untuk menggagalkannya. Amerika, Barat, Rusia, Cina dan entitas Yahudi, para antek Barat di Irak, Iran, sekutu rezim Assad di Lebanon, dan mereka yang tidak berbuat apa-apa, serta alat kolonial Barat seperti Dewan Keamanan dan Liga Arab, dimana semuanya sepakat menghalangi revolusi, tetapi mereka gagal, dan hilanglah bau busuk mereka yang tidak berguna sama sekali. Sungguh, rencana Allah SWT terus mengintai mereka.
Revolusi Syam berjalan di bawah pemeliharaan Allah SWT, mengikuti bimbingan Muhammad Saw dalam setiap langkahnya, maka hari demi hari semakin meningkat kekuatan dan dukungannya. Sehingga sinar keimanannya menyinari seluruh pelosok Syam dan cahayanya mencapai seluruh negeri-negeri Islam.
Sunggguh telah tampak tanda-tanda kemenangan di Syam, dan saat kemenangan itu sudah sangat dekat, agar hal itu menjadi saat pukulan mematikan bagi rezim Bashar Assad, kemudian mencabutnya dari akarnya, lalu melemparnya ke jurang yang dalam bersama dengan sikap ketergantungannya, pengkhianatannya dan kezalimannya.
Wahai, Damaskus, wahai Negara Khilafah sambutlah, hiasilah dan kibarkan tinggi-tinggi bendera Islam. Sungguh, kemulianmu telah kembali padamu, dan angin kemenangan telah berhembus.
Revolusi Syam ini telah menerjemahkan arti sebenarnya bagi revolusi Islam dan keistimewaannya, sehingga ia pantas berada di puncak revolusi umat. Dengan demikian, revolusi Syam adalah revolusi Islam. Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 1/6/2012. [htipress/syabab.com]
Segera bergabunglah Dengan Hizbut Tahrir Karena Khilafah InsyaAlloh Tegak dalam waktu dekatsebelum datang kematian anda dgn membawa kemurkaan Alloh - karena meninggalkan kewajiban menegakkan Khilafah, Astaghfirulloh
Para Jendral perang disuriah ( 65 persen yg membelot dari basar Asad Laknatulloh ) telah memberikan Nusrohnya kepada Hizbut Tahrir mereka berjanji akan membebaskan negerinya dari penderitaan Demokrasi kepada tegaknya Khilafah yang telah dijanjikan Alloh
Ya Alloh segerakan berdirinya Khilafah yg akan memberikan kedamaian kemakmuran bagi seluru Alam,
Ya Alloh jadikanlah kami penolong Agama penegak syariah & Khilafah yg akan menyelamatkan dari azab dan siksamu yg sangat pedih Amin
Rasulullah Saw. telah bersabda:
Basyar Asad beragama Syiah Nushiariyah, salah satu sekte Syiah yang ekstrim. Dengan demikian tidak heran China dan Rusia yang berpaham komunis serta Iran yang merupakan manifestasi kekuasaan dari ajaran Syiah (khususnya Imamiyah Itsna ‘Asyariyah), membantu pemerintahan jahat ini untuk memerangi kaum oposisi yang mayoritas Sunni. Kekejaman tentara Baysar Asad yang dibantu Brigade Al Quds Iran, Brigade Al Mahdi Irak, milisi Hizbullah Libanon, milisi Syiah Houti Yaman dan kelompok preman Shabiha lokal terus dilakukan terhadap pemuda, orangtua, wanita bahkan anak-anak kecil yang tidak mengerti apa-apa agar kekuasaan tiran ini tetap langgeng di Suriyah. Dimana cita-cita revolusi Iran yang dicanangkan Khomaeni untuk mensyiahkan Arab dalam tempo 50 tahun sejak revolusi Syiah tahun 1979-pun dapat terwujudkan. Kejahatan Bashar Asad :
Data Juni 2012
Kita tidak boleh memandang kekejaman yang terjadi ini hanya dari kaca mata politik saja, karena cara pandang seperti itu tidak akan mencapai pokok permasalahan bahkan akan menyesatkan kita. Jadi sudah seharusnya kita melihat prinsip-prinsip apa yang telah mendasari terjadinya berbagai kekejaman tersebut. Dan dari struktur kekuatan yang menjadi tameng pemerintahan Basyar Asad dalam menzhalimi rakyatnya itu maka jelaslah agama Syiah menjadi sumbernya.Syiah merupakan ajaran yang dicetuskan oleh Abdullah bin Saba laknatulloh ‘alaihi, yakni seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam untuk memecah belah Islam dari dalam. Keberadaan mereka di tengah kaum muslimin selalu menimbulkan kerugian dan pertumpahan darah.
The Canadian Islamic Congress merilis sejarah yang memilukan bahwa pada tanggal 13 Februari 1258, pasukan Mongol dengan dibantu pengkhianatan salah satu mentri Khalifah Abbasiyah yang beragama Syiah membantai penduduk selama lebih dari 17 hari sehingga dua juta umat Islam tewas mengenaskan. Semua itu karena pengaruh Syiah. Berikut ini kami kutipkan beberapa kutipan dari buku-buku Syiah, bagaimana mereka memandang kaum Muslimin (Ahlussunnah) seperti yang dimuat dalam
Dari Daud bin Farqad, dia berkata, saya berkata kepada bapakku, Abdullah ‘alaihissalam “Apa pendapatmu tentang pembunuhan terhadap pembangkang?” Dia menjawab, “Halal darahnya, tetapi saya merasa khawatir kepadamu. Jika kamu mampu menimpakan dinding atau menenggelamkannya ke dalam air agar tak ada seorang pun yang melihatnya, maka lakukanlah.” (Wasail Asy Syiah, 18:436, Bihar Al Anwar, 27:231).
Sayid Ni’matullah Al Jazairi berkata, “Sesungguhnya Ali bin Yaqthin, pembantu Rasyid berkumpul di dalam penjara yang dihuni oleh sekelompok pembangkang (Ahlussunnah), maka dia menyuruh budak-budaknya untuk meruntuhkan atap agar menimpa orang-orang yang ada di penjara sehingga mereka semuanya mati dan jumlah mereka adalah lima ratus orang laki-laki.” (Al Anwar anNu’maniyah, 3:308)
Ni’matullah al Jazairi mengatakan, “Mereka (Ahlussunnah) adalah orang-orang kafir yang najis berdasarkan kesepakatan ulama Syiah Imamiyah. Mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dari tanda orang yang membangkang adalah lebih mengutamakan selain Ali dalam imamah.” (Al Anwar an Nu’maniyah, 206-207).
Keutamaan-keutamaan Negri Syam
Syam adalah Negeri para rasul dan para nabi
Syam yang merupakan istilah untuk beberapa negara, yaitu Palestina, Yodania, Libanon dan Suriah telah tersirat dan tersurat di dalam Quran dan Hadits Nabawi.
Salah seorang ulama Syam, Imam Izz bin Abdussalam dalam kitabnya Targibu Ahlil Islam Fi Sukna Biladisy-Syam menafsirkan kalimat bumi yang kami telah berkahi dalam surah Al-Anbiya ayat 71 dan kalimatkami berkati sekitarnya dalam surah Al-Isra Ayat 1 dengan negeri Syam, yang termasuk di dalamnya Suriah.
Imam Hasan Basri dan Qotadah Sadusi menafsirkan kata bumi dalam surah Al-A'raf ayat 137 dengan bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.
Sebagian ulama menafsirkan keberkahan yang terdapat di negeri ini disebabkan para rasul dan para nabi. Sebagian lain menyatakan bahwa keberkahan negeri ini dengan keberkahan buah-buahan dan sumber-sumber air yang ada.
Doa Rasulullah untuk negeri Syam
Ibnu Umar berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd (dalam riwayat lain: Iraq)?” Beliau berkata, “Ya Allah, berkahilah kami dalam negeri Syam dan negeri Yaman.” Sebagian sahabat berkata, “Dan negeri Najd?” Beliau menjawab, “Di sana terdapat gempa, fitnah dan keluarnya tanduk syaitan.” (HR. Bukhari no. 990)
Malaikat menjaga negeri Syam
Zaid bin Tsabit berkata bahwa suatu hari Rasulullah bersabda ketika para sahabat berada bersama beliau, “Beruntunglah negeri Syam, sesungguhnya malaikat Rahman membentangkan sayapnya di negeri tersebut”. (HR. Ibnu Hibban no. 7304)
Syam negeri orang-orang pilihan
Abdullah bin Hawalah Azdy berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian akan menjadi pasukan-pasukan perang, satu pasukan di Syam, satu pasukan di Iraq dan satu pasukan di Yaman.” Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, pilihkan untukku!” Rasulullah menjawab, “Pilihlah Syam, dan barangsiapa yang enggan maka hendaklah ia bergabung dengan dengan Yaman dan meminum dari kolam-kolam air Yaman. Sesungguhnya Allah telah menaungi Syam dan penduduknya.” (HR. Shahih Ibnu Hibban no. 7306)
Said bin Abdulaziz, salah seorang perawi hadits ini berkata, “Ibnu Hawalah berasal dari kota Azd. Beliau tinggal di Yordania.” Jika beliau meriwayatkan hadits ini beliau selalu berkata, “Barangsiapa yang dinaungi oleh Allah maka ia tidak akan di terlantarkan.”
Pilihan Rasulullah ini dijelaskan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Muadz bin Jabal dan Hudzaifah bin Yaman tatkala mereka berdua meminta petunjuk kepada Rasul untuk tempat tinggal mereka sesudah wafat Rasulullah. Rasul menyarankan mereka untuk tinggal di Syam karena orang-orang pilihan Allah tinggal di negeri ini. (Lihat Mu'jamul Kabir no. 137)
Syam negeri orang-orang mu'min
Abdullah bin Amr berkata, “Akan datang satu masa tidak ada seorang mukmin pun kecuali ia akan bergabung ke Syam.” (HR. Ibnu Abi Syaibah no. 19791)
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “10.000 mata yang melihat Nabi Muhammad SAW masuk negeri Syam tatkala mereka (para sahabat) mengetahui keutaman negeri Syam dibandingkan negeri yang lain.”
Syam negeri para wali
Abdullah bin Shofwan berkata bahwa seorang laki-laki berdoa saat perang Shiffin, “Ya Allah, turunkan laknatmu untuk penduduk Syam!” Ali membantah, “Janganlah kamu melaknat seluruh punduduk Syam, sesungguhnya di sana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal, sesungguhnya disana terdapat wali badal.” (HR. Ma'mar bin Rosyid no. 1069)
Syam bumi kebaikan dan Kebajikan
Abdullah bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan itu ada sepuluh persepuluh (10/10). Sembilan persepuluhnya (9/10) berada di Syam, sepersepuluhnya (1/10) untuk selain Syam. Kejahatan itu sepuluh persepuluh. Sepersepuluhnya berada di Syam dan sembilan persepuluhnya di seluruh negeri. Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan lagi padamu.” (HR. Ibnu 'Asaakir, 1/154)
Cahaya iman tetap terpatri di Syam di waktu terjadi fitnah
Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitabdiambil dari bawah kepalaku. Aku melihatnya dibawa pergi dan aku pun mengikutinya dengan dua pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman berada di syam ketika terjadi Fitnah.” (HR. Ahmad no. 21781)
Imam Izz berkata, “Maksud dari hadits ini adalah apabila fitnah terjadi dalam agama Islam maka penduduk Syam bebas dari fitnah tersebut dan tetap beriman, dan apabila fitnah terjadi di luar agama maka ahli Syam beramal sesuai dengan keimanan.”
Lalu beliau menafsirkan tiang kitab dengan tiang Islam sebagaimana kaum muslimin bersandar kepadanya dan berlindung di bawahnya. Kenyataan menjadi saksi semua itu, sesungguhnya kita melihat kesungguhan dan keistiqomahan penduduk Syam dan ketaatan mereka dengan Quran dan Sunnah ketika timbul perbedaan.
Syam adalah takaran kebaikan dan keburukan dan tempat sekelompok umat Rasulullah yang beruntung hingga hari kiamat.
Qurroh bin Iyas berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.” (HR. Tirmizi no. 2351)
Auf bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bumi akan mengalami kerusakan selama 40 tahun lamanya sebelum Syam.”
Kerajaan Rasulullah di Syam
Ka'ab Ahbar, salah seorang sahabat ahli kristologi berkata, “Di baris pertama dalam Taurat terukir Muhammad bin Abdullah hamba-Ku pilihan, penuh sopan santun, tidak kasar, tidak berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas keburukan dengan keburukan tetapi pemaaf dan pengampun, kelahiran Makkah, hijrahnya ke Thaibah dan kerajaannya di Syam.”
“Ummatnya hammadun (suka memuji), yaitu memuji Allah SWT dalam keadaan senang dan susah, mengumandangkan tahmid di setiap turunan jalan, mengumandangkan takbir di setiap tanjakan jalan, selalu memperhatikan peredaran matahari, sholat di waktu yang telah ditentukan walaupun mereka di puncak pembuangan sampah, memakai sarung sampai di pertengahan betis, selalu membasuh anggota wudhu dan suara-suara mereka di malam hari bagaikan suara lebah menggema.” (HR. Darimi no. 7)
Imam Izz bin Abdussalam berkata, “Apa yang disebutkan Ka'ab sesuai dengan kenyataan yang ada, sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.” (Lihat:Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Syam negeri untuk hari kebangkitan
Abu Dzar bekata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam bumi kebangkitan.” (HR. Bazzar no. 3965 & Ahmad no. 27629)
Kalau kita mengatakan bahwa pusat Quran terdapat di surat Al-Fatihah, pusat surah Al-Fatihah terdapat di basmalah, dan pusat basmalah terdapat di huruf ba’ maka pusat dunia di negeri Syam, pusat negeri Syam terdapat di Damaskus dan pusat Damaskus di Ghuthah. (Perbandingan di atas tidak termasuk Makkah dan Madinah)
Damaskus ibu kota Syam
Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW membaca ayat, “Dan kami tempatkan mereka di dataran tinggi yang mendatar dan yang menyimpan air” (QS. Al-Mu'minun: 50). Beliau bertanya, “Apakah kalian mengetahui dimana tempat itu?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau melanjutkan, “Tempat itu di negeri Syam, bumi yang dinamakan Ghuthah, di sebuah kota yang disebut Damaskus. Ia adalah kota yang terbaik di negeri Syam.” (HR. Tamam Rozi no. 915)
Damaskus benteng muslimin
Salah seorang sahabat Rasulullah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Syam akan terbuka untuk kamu. Jika kamu diberi pilihan tempat tinggal, maka pilihlah tempat tinggal di kota yang bernama Damaskus. Ia adalah benteng Muslimin dari pertempuran dan kekuatan mereka bersumber dari sana di tempat yang bernama Ghuthah.” (HR. Ahmad no. 17470)
Kekuatan muslimin terdapat di Damaskus
Abu Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesunguhnya kekuatan Muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di negeri Syam.” (HR. Abu Daud no. 4300)
Damaskus, markas tentara Allah SWT di muka bumi
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika terjadi pertempuran besar maka Allah mengutus utusannya dari berbagai lapisan masyarakat, mereka memiliki kuda terbaik dan senjata perang terhebat, dan Allah mengkokohkan agama ini dengan mereka.” (HR. Ibnu Majahno. 4080)
Damaskus tempat turun Nabi Isa Alaihissalam
Nawwas bin Sam'an berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Isa bin Maryam akan turun di menara putih timur Damaskus.” (HR. Muslim no. 7560)
Dari penafsiran ayat-ayat dan hadits-hadits di atas kita dapat mengetahui keutamaan yang ada di negeri Syam, terutama di Damaskus. Jika ada orang bertanya apakah keberkahan yang di atas dapat kita lihat pada waktu ini —dan saya tidak menafikan keberkahan yang ada, namun keberkahan yang ada sekarang sedikit jika dibandingkan dengan zaman yang lalu sebagaimana digambarkan oleh Syaikh Izz bin Abdussalam— sedangkan dewasa ini setiap orang dapat melihat yang dia inginkan, dan melakukan apa yang dia mau?
Damaskus Gelombang mujahidin lintas negara ternyata sudah memasuki Suriah. Mereka berasal dari beberapa negara Timur Tengah seperti Kuwait, Aljazair, Saudi, dan Pakistan. Kedatangan mereka semata hanya membantu saudara mujahidin Suriah yang berjihad melawan tiran Assad.SYRIA : Koordinator Pasukan Pembebasan Syria, Ahmad Qasim, mengungkap tentang keberhasilan kelompok revolusi dalam menguasai 40% wilayah Syria. Ia mengisyaratkan sejumlah sumber bahkan menyebutkan lebih besar dari itu.
Channel TV “Rusia Today” berbahasa Inggris beberapa hari lalu mempublikasikan hasil wawancara pers dengan seorang sejarawan dan sekaligus analis politik berkebangsaan Prancis, Pierre Piccinin tentang insiden Suriah, dan pandangannya tentang apa yang terjadi di mana, setelah kunjungannya yang kedua kalinya selama beberapa bulan terakhir, untuk berusaha memahami berbagai insiden yang terjadi.
Dalam menanggapi pertanyaan mengenai interpretasinya terhadap berbagai insiden yang terjadi di Suriah dan bagaimana ia menjelaskannya, maka ia mengatakan bahwa apa yang terjadi di sana adalah revolusi dalam setiap arti kata, dan bahwa ada keterlibatan kelompok-kelompok Islam dalam revolusi ini yang berusaha untuk mengubah Suriah menjadi negara Islam (Khilafah Islam). Sementara Amerika dan rezim Suriah terus bekerja sama untuk menghadapi musuh bersama mereka yang tercermin pada kelompok-kelompok Islamis. Sedangkan Israel merasa sangat nyaman dengan keberadaan rezim Suriah sebagai tetangganya, sehingga Israel tidak ingin rezim Suriah jatuh.
Tampaknya, hakikat revolusi Syam telah mulai jelas bagi setiap orang yang berusaha untuk memahami semua yang terjadi dan arahnya. Dan pada waktu yang sama juga menghilangkan ketidakpastian tentang keterlibatan rezim penjahat Assad, serta hubungannya yang mencurigakan dengan negara kolonialis Amerika dan anak asuhnya di kawasan Timur Tengah, yaitu negara kanker Yahudi.
Di tengah era revolusi yang diberkati, dan di bawah reruntuhan hegemoni kolonialisme Barat, terbitlah cahaya pagi revolusi terbesar dalam sejarah modern, yang huruf-hurufnya dicetak dengan tinta emas, mengikuti langkah Rasulullah Muhammad Saw dalam perjuangan politiknya, menyatakan ketundukannya hanya kepada Muhammad bin Abdillah, merespon seruan Tuhannya untuk menjatuhkan penguasa diktator, serta melihat dengan nyata bahwa kabar kembira dari Nabinya untuk mendapatkan kekuasaan dan keteguahan akan terwujudkan di tanah Syam yang diberkati; sementara darah kepahlawanan yang mengalir dalam pembuluh darah mereka adalah darah para sahabat yang mulia; sedang hati mereka dipehui oleh kemuliaan Islam dan kecintaan untuk berkorban di jalan Allah, dan di dalam membebaskan dari penindasan penguasa tiran dan kezalimannya.
Itulah revolusi besar Islam yang tengah melebur dalam revolusi Syam.
Ini benar-benar sebuah revolusi. Revolusi ini telah menggunakan metode terbaik dalam aksi politik massa yang terorganisir, di mana tampak di dalamnya tantangan, tekad, ketabahan dan kesabaran, untuk menerjemahkan arti dari perjuangan politik yang berasal dari harumnya bau Islam yang agung.
Ini adalah revolusi untuk membebaskan dari dominasi kolonial Barat dalam segala bentuknya, juga untuk memutus ketergantungan pada Barat, membebaskan umat dari cengkeraman kolonialisme, serta membongkar setiap rencana, metode dan alat-alatnya.
Ini adalah revolusi untuk melenyapkan kekuasaan tiran dan thaghut. Maka, dengan jatuhnya rezim Assad yang najis, singgasana pun akan jatuh. Kemudian Damaskus akan mulia dengan menjadi titik sentral dan stasiun pertama jatuhnya rezim tirani. Dimulai dari sini-dengan izin Allah-akan terus meluas melewati seluruh negeri-negeri Muslim di wilayah Barat dan Timur, mulai dari Tanger (Maroko) hingga ke Sumatera (Indonesia) untuk menaikkan bendera Islam yang agung, yang akan menandai terbitnya fajar barun yang akan dinikmati oleh semua umat di dunia.
Ini adalah revolusi, dimana kekuatan jahat dunia berkonspirasi untuk menggagalkannya. Amerika, Barat, Rusia, Cina dan entitas Yahudi, para antek Barat di Irak, Iran, sekutu rezim Assad di Lebanon, dan mereka yang tidak berbuat apa-apa, serta alat kolonial Barat seperti Dewan Keamanan dan Liga Arab, dimana semuanya sepakat menghalangi revolusi, tetapi mereka gagal, dan hilanglah bau busuk mereka yang tidak berguna sama sekali. Sungguh, rencana Allah SWT terus mengintai mereka.
Revolusi Syam berjalan di bawah pemeliharaan Allah SWT, mengikuti bimbingan Muhammad Saw dalam setiap langkahnya, maka hari demi hari semakin meningkat kekuatan dan dukungannya. Sehingga sinar keimanannya menyinari seluruh pelosok Syam dan cahayanya mencapai seluruh negeri-negeri Islam.
Sunggguh telah tampak tanda-tanda kemenangan di Syam, dan saat kemenangan itu sudah sangat dekat, agar hal itu menjadi saat pukulan mematikan bagi rezim Bashar Assad, kemudian mencabutnya dari akarnya, lalu melemparnya ke jurang yang dalam bersama dengan sikap ketergantungannya, pengkhianatannya dan kezalimannya.
Wahai, Damaskus, wahai Negara Khilafah sambutlah, hiasilah dan kibarkan tinggi-tinggi bendera Islam. Sungguh, kemulianmu telah kembali padamu, dan angin kemenangan telah berhembus.
Revolusi Syam ini telah menerjemahkan arti sebenarnya bagi revolusi Islam dan keistimewaannya, sehingga ia pantas berada di puncak revolusi umat. Dengan demikian, revolusi Syam adalah revolusi Islam. Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 1/6/2012. [htipress/syabab.com]
Segera bergabunglah Dengan Hizbut Tahrir Karena Khilafah InsyaAlloh Tegak dalam waktu dekatsebelum datang kematian anda dgn membawa kemurkaan Alloh - karena meninggalkan kewajiban menegakkan Khilafah, Astaghfirulloh
Para Jendral perang disuriah ( 65 persen yg membelot dari basar Asad Laknatulloh ) telah memberikan Nusrohnya kepada Hizbut Tahrir mereka berjanji akan membebaskan negerinya dari penderitaan Demokrasi kepada tegaknya Khilafah yang telah dijanjikan Alloh
Ya Alloh segerakan berdirinya Khilafah yg akan memberikan kedamaian kemakmuran bagi seluru Alam,
Ya Alloh jadikanlah kami penolong Agama penegak syariah & Khilafah yg akan menyelamatkan dari azab dan siksamu yg sangat pedih Amin
Rasulullah Saw. telah bersabda:
"Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat." (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)