Pada tahun 1960-an di Amerika Serikat telah ditemukan berkas cahaya yang tidak ada bandingannya dengan cahaya apapun di alam ini. terangnya melebihi cahaya matahari. Ia adalah cahaya LASER (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) atau Pengerasan Cahaya dengan Emisi Radiasi yang Dirangsang.
Dalam beberapa eksperimen, prestasi Laser sangat mencengangkan para ahli. Salah satunya adalah ketika para ahli memancarkan berkas cahaya Laser ke angkasa. Dalam waktu beberapa detik, cahaya itu menimbulkan suatu titik yang terang selebar 3,2 kilo-meter di perukaan bulan dan memantul kembali. Lampu suar yang paling terang sekalipun tidak akan mampu menempuh jarak itu, tetapi seandainya bisa, berkas cahayanya di bulan mempunyai diameter 40.000 kilometer.
Untuk mengetahui pentingnya arti laser, perlu kita kaji dulu apakah alat itu dan mengapa berkas cahayanya dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dikerjakan cahaya biasa.
Sebagaimana arti kata Laser sendiri, Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation atau Pengerasan Cahaya dengan Emisi Radiasi yang Dirangsang, ia mengeraskan cahaya biasa dan mengubahnya menjadi berkas cahaya sempit yang sangat kuat. Dalam cahaya biasa, atom-atom memancarkan sinar dengan panjang yang berbeda-beda dan saling mengganggu yang menyebabkan melebar dan hilang. Laser menguasai cahaya dengan memaksa atom-atomnya memancarkan sinar dengan panjang yang sama dan bergerak ke arah yang sama pula. Hasilnya ialah berkas cahaya yang sempit dan luar biasa kuatnya yang sangat melebar dan karena itu dapat menempuh jarak-jarak jauh. Ini yang disebut cahaya “koheren”. Dalam salah satu keterangan disebutkan bahwa cahaya Laser mampu bergerak dari bumi ke bulan dan kembali lagi ke bumi dalam waktu yang sangat singkat, yaitu dua setengah detik!
Hingga kini Laser telah digunakan untuk banyak manfaat. Laser bisa digunakan dalam pengobatan dan berhasil baik membunuh sel-sel tumor dan melakukan pembedahan dengannya. Manfat Laser yang paling istimewa adalah sebagai alat komunikasi. Laser mampu meneruskan seribu juta percakapan telepon atau seribu acara televisi di bawah laut, melintasi benua, antara bumi dengan pesawat angkasa.
Kini kita lihat peristiwa Mi’roj Nabi Muhammad SAW yang dimulai dari Masjidil Aqso di Palestina naik ke langit menghadap Allah SWT, setelah itu turun lagi ke bumi. Mi’roj Nabi Muhammad SAW melewati tujuh lapis langit, yang menurut hadis, tiap tingkat langit jaraknya 500 tahun perjalanan manu-sia. Memang tidak ada keterangan apakah perjalanan itu dilakukan dengan kendaraan atau tidak. Jadi dalam tujuh tingkatan langit itu jaraknya sama dengan 3500 tahun perjalanan manusia.
Dengan jarak yang begitu luar biasa, maka tanpa keimanan mana pula orang kafir Quraisy mau percaya dengan perjalanan Mi’roj Nabi Muhammad yang hanya dilakukan dalam waktu setengah malam. Tetapi, bagi kita yang beriman mungkin akan langsung yakin dan percaya karena semua tidak ada yang tak mungkin jika dihadapkan pada kekuasaan Allah SWT.
Namun, jika kita ingin melogikakan perjalanan Mi’roj tersebut, kiranya penemuan cahaya Laser oleh para ahli di masa kini bisa menjadi landasan kita (selain keimanan) untuk memahaminya.
Seperti diketahui bahwa Laser adalah cahaya yang penuh dan padat. Ia bisa membawa benda. Kecepatan bergeraknya pun sudah dibuktikan dalam waktu dua setengah detik mampu pergi pulang dari bumi ke bulan dan ke bumi lagi. Padahal jarak antara dengan bulan 300.000 km jauhnya. Jarak pulang pergi sama dengan 600.000 km. Kecepatan bergerak cahaya Laser dalam satu detik sama dengan 600.000 km : 2½ = 240.000 km. Kecepatan satu menit = 60 x 240.000 km = 14.400.000 km. Jadi kecepatan bergerak cahaya Laser dalam satu jam = 60 x 14.400.000 km = 864.000.000 km.
Jika kita mau mencoba menghitung kecepatan Laser dalam menempuh jarak tujuh tingkatan langit seperti yang disebutkan di atas, yakni 3500 tahun perjalanan manusia, maka bisa kita rumuskan seperti ini.
Jarak tujuh tingkat langit adalah 3500 tahun perjalanan manusia. Secara kasar kita bisa ambil perhitungan bahwa perjalanan manusia dalam 1 hari 100 km. Satu tahun kita hitung 366 hari, jadi perjalanan satu tahun 36.600 km. Jadi jarak selama 3.500 tahun perjalanan = 3.500 x 36.600 km = 128.100.000 km (seratus dua puluh delapan juta seratus ribu km). Itu sama dengan jarak ke tujuh tingkat langit. Perhitungan ini menurut dugaan kita sebagai manusia, keadaannya sesungguhnya cuma Allah SWT yang mengetahui.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa cahaya Laser bergerak dalam satu jam dengan kecepatan 864.000.000 km. Sedangkan jauhnya jarak ke tujuh tingkat langit, seperti perhitungan kasar kita, adalah 128.100.000 km. Kalau dalam waktu 10 menit cahaya Laser mampu bergerak sejauh 864.000.000 km : 6 = 144.000.000 km. Jadi jarak tujuh tingkat langit yang 3.500 tahun perjalanan manusia ditempuh kurang dari sepuluh menit oleh cahaya Laser. Dengan perhitungan kasar seperti ini, maka peristiwa Mi’roj Nabi Muhammad SAW ke tujuh tingkat langit dalam waktu setengah malam adalah hal yang masuk akal.
Terakhir, perlu juga kita ketahui, bahwasanya ketika Mi’roj Nabi Muhammad SAW menaiki kendaraan yang disebut Buroq. Buroq asal katanya ialah barq, yang dalam bahasa Arab berarti kilat. Jadi, di sini dapat kita lihat persamaan antara cahaya yang disebut Buroq yang mengangkut benda kasar Nabi SAW dengan cahaya Laser yang juga dapat mengangkut benda halus atau abstrak, seperti gambar televisi, keduanya sanggup mengangkut benda, hanya kekuatannya saja yang jauh berbeda.
Nah, siapa pula yang dapat menyangkal kebenaran peristiwa Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW jika kita telah menemukan apa yang disebut dengan cahaya Laser. Bukankah Allah SWT maha mampu menciptakan cahaya yang lebih hebat dari Laser.