Australia (armnews) - Moralitas masyarakat di negara kafir memang benar-benar telah hilang. Kelakuan moral mereka sudah lebih hina daripada binatang. Beberapa hari lalu di Australia, muncul berita tentang ayah dan anak yang kelakuannya benar-benar tidak layak ditiru.
Jennifer Anne Deaves alias Jenny, 39 tahun, terlibat hubungan percintaan layaknya suami istri selama tujuh tahun dengan ayah kandungnya, John Earnest Deaves alias John, 61 tahun. Bahkan dari hubungan tersebut terlahir 2 bayi. Kelakuan dua warga Australia ini mungkin sudah melebihi kebejatan kaum Luth as.
Cerita ini bermula saat John bercerai dengan istrinya yang sekaligus adalah ibu dari Jenny. Menurut data, John menikah dengan ibu Jenny sekitar 40 tahun lalu. Saat kejadian perceraian itu, Jenny masih berusia sekitar 3-4 tahun. Tiga puluh tahun kemudian, keduanya bertemu kembali. Kemudian, Jenny yang saat itu berusia 31 tahun dan mempunyai 2 anak merasa jatuh cinta kepada John.
Dalam sebuah acara TV, Jenny meminta kepada masyarakat agar menghargai keputusan yang mereka ambil.
“Dalam hubungan ini, saya dan John tak ubahnya orang dewasa lain, kami hanya meminta sedikit pengertian dari seluruh warga Australia,” tutur Jenny dalam sebuah kesempatan acara televise setempat.
Menurut catatan di pengadilan, hubungan incest tersebut sempat melahirkan seorang bayi pada tahun 2001. Hanya saja, bayi itu meninggal sesaat setelah dilahirkan dikarenakan adanya kelainan jantung bawaan.
Sembilan bulan lalu, hubungan keduanya kembali menghasilkan seorang anak, Caleste. Saat diwawancarai Nine Channel, bayi perempuan berusia 9 bulan itu tampak sehat. Tidak jelas, Caleste memanggil John dengan sebutan ayah atau kakek. Tak jelas pula, si kecil menyebut Jenny dengan panggilan ibu atau kakak. Saat ini, anaknya masih dirawat di Departmen Keluarga dan Kemasyarakatan Australia Selatan. Jenny dan John sendiri sudah dilepaskan setelah memberikan uang jaminan seniali $ 500 setelah sebelumnya dianggap bersalah karena mengumumkan kepada publik tentang perkawinan incest-nya.
Mungkin kiamat sudah benar-benar diambang batas. Hidup mereka (orang-orang kafir) hanya untuk memuaskan perut dan yang ada di bawah perut (libido seksualnya). Karena itu, manusia terjerembab dalam asfala safilin (derajat terendah/terhina). “Maka kelak di akhirat, Allah SWT akan mengembalikan mereka ke dasar neraka, tempat orang-orang bermaksiat yang membangkang kepada Rabb mereka”
Sumber: MuslimDaily