| Mera Naam Joker: Sejarah Kelam, Perpecahan Umat Islam

Minggu, 09 Desember 2012

Sejarah Kelam, Perpecahan Umat Islam



Kita semua tentu pernah mendengar kata wukuf, yang merupakan salah satu rukun ibadah haji. Kalau meninggalkan wukuf, berarti ibadah haji tidak sah secara syar’i. Wukuf di Padang Arafah menjadi tempat berkumpulnya jutaan manusia dari berbagai belahan dunia.
Peristiwa wukuf ini melambangkan Islam adalah umat yang satu. Umat yang tidak dipisahkan oleh perbedaan mazhab, aliran politik, dan kebangsaan.

Perpecahan Umat
Sering kali kita mendengar, umat Islam ribut gontokan sana-sini hanya karena perbedaan paham yang sepele. Perbedaan paham tersebut sering kali jadi kegiatan anarkis yang berakhir tragis.
Sungguh hal yang mestinya kita sebagai umat Islam malu, karena sebenarnya Islam adalah rahmatan lil ’alamin, rahmat bagi seluruh alam. Islam adalah agama yang membawa konsep fitrah sesuai dengan nilai-nilai hakiki kemanusiaan.
Sejarah kelam tentang perpecahan di antara umat Islam ini, dimulai dari peperangan antara pengikut Ali bin Abi Thalib dengan pengikut Mu’awiyah, yang dikenal dengan nama Perang Shiffin. Pada peperangan tersebut tentara Ali tewas 35.000 orang dan tentara Mu’awiyah tewas 45.000 orang.
Kemudian disusul dengan peristiwa jatuhnya Baghdad, yang diserang oleh bangsa Mongol (pasukan Tartar yang dikenal sebagai bangsa yang bengis dan tidak berperikemanusiaan). Ini terjadi karena perbedaan pandangan antara khalifah yang orang Sunni dengan wasir besar (perdana menteri) yang orang Syi’ah.
Perkelahian penganut Mazhab Syafi’i dengan Mazhab Hanafi juga telah menghancurkan Negeri Merv sebagai pusat ibukota wilayah Khurasan.
Di abad ke-15 M, terjadi pertarungan Kerajaan Turki dengan Kerajaan Iran. Dengan terang-terangan kedua pihak mengatakan bahwa mereka berperang untuk mempertahankan kesucian mazhab mereka masing-masing. Turki dengan Mahdzab Sunnni Hanafi dan Iran dengan Mahdzab Syi’ah.
Betapa mengerikan perpecahan itu!

Semangat Wukuf
Padahal dengan semangat wukuf yang dilakukan setiap tahun oleh kaum muslimin, hendaknya membuat kita semakin bersatu. Umat Islam pada hakikatnya adalah satu, yakni pengikut Nabi Muhammad SAW. Dengan pedoman yang sudah jelas, Al Qur’an dan Al Hadist dari Rasulullah SAW yang shahih.
Begitulah contoh-contoh masalah beda persepsi yang sering kali berujung pada aksi anarkis dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Sungguh disayangkan.
Padahal, sekiranya mereka yang beda persepsi tersebut sedikit berpikir lebih jernih, tentu tidak akan seperti itu kejadiannya. Besar kemungkinan mereka bisa menghindari kerusakan dan perpecahan yang membawa pada kehancuran massal.
Rasulullah SAW sudah mengingatkan umatnya agar waspada terhadap perpecahan. Perpecahan hanya akan menimbulkan kelemahan dan akan berakhir dengan kekalahan. Selain itu, perpecahan sering jadi sebab adanya pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan pihak-pihak yang lainnya. Masih ditambah pula akan adanya adzab dari Allah SWT.
Aturan ini begitu jelas dalam QS. Ali Imran ayat 105,
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang yang tercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat adzab yang berat.
Hendaknya, kita sama-sama mantapkan diri, untuk selalu membawa semangat persatuan dan kesatuan. Kalau pun ada perbedaan, janganlah kita berfokus pada perbedaan. Marilah kita melihat pada sisi di mana persamaanhnya, yang dapat ditemukan dan mempersatukan kita.
Comments
0 Comments