| Mera Naam Joker: Musik Rap Dan Awal Pergerakan Islam Di Amerika Serikat

Sabtu, 27 November 2010

Musik Rap Dan Awal Pergerakan Islam Di Amerika Serikat

Musik rap..musik yang selalu menghiasi MTV dengan wanita-wanita open aurat. Musik yang kini sarat dengan budaya glamour, konsumerisme dan freesex. Tapi tahukah anda pada masa awal lahirnya musik ini?
Musik rap adalah bagian dari sebuah budaya yang lebih kita kenal dengan sebutan hiphop. Sedangkan hiphop sendiri adalah sebuah budaya yang tidak hanya terdiri dari satu kultur musik rap saja. Untuk bisa menghidupkan hiphop, kita harus memiliki 4 unsur penting antara lain rap, graffiti, breakdance, dan turntable/DJ-ing.
Banyak orang salah kaprah untuk membedakan antara hiphop dan rap musik. Karena hiphop adalah budaya yang sudah membaur dan lebih universal. Sedangkan rap adalah budaya yang lebih spesifik lagi. Rap hanyalah salah satu blok yang merupakan bagian dari hiphop.
Tapi banyak orang bertanya tentang kehadiran topik-topik musik rap bernuansa dakwah dan Islam. Mulai dari Soldier Of Allah yang sebagian personelnya telah menikmati indahnya syahid di Afghanistan, lalu ada juga grup Rap New America atau di atribut lokal kita sudah mulai mendengar nama-nama seperti Thufail Al Ghifari yang bahkan tidak sedikit pula grup-grup nasyid Indonesia yang mulai melirik warna rap sebagai salah satu instrumen eksperimen mereka.
Maka pertanyaannya, Apakah cara berdakwah ini syar’i dan dapat dibenarkan? Bukankah ini sebuah bid’ah besar? Bukankah rap adalah sebuah budaya jahiliyah? Lalu mengapa kita membenarkan keberadaan kultur jahiliyah ini terbungkus sebuah almamater berlabel dakwah?
Ya…sah-sah saja kalau anda berpikir seperti itu. Tapi tahukah anda bagaimana perkembangan Islam di Amerika Serikat sejak Malcolm X menebarkan semangat anti rasialisme yang didasari oleh ajaran Islam? Atau mungkin anda tidak tahu sama sekali siapa itu Malcolm X?
Malcolm X adalah pejuang yang melawan tirani rasialis ketika di Amerika. Beliau adalah seorang mualaf. Dan tumbuh menjadi aktivis dakwah Amerika bergabung dengan The Nation Of Islam (NOI) yang dipimpin oleh Elijah Muhammad. Namun karena sikap Elijah Muhammad yang menganggap dirinya adalah nabi dan dengan mudah mengkafirkan orang yang tidak sejalan dengannya, Elijah juga dalam pergerakannya terlalu banyak menjilat muka orang kulit putih Amerika bahkan mengemis eksistensi di hadapan tirani ketika itu, semua ini membuat Malcolm X keluar dari NOI. Malcolm X lalu membangun pergerakannya sendiri. Pergerakan yang memang jauh lebih tegas untuk masalah hak asasi kulit hitam. Malcolm X sadar betul, bahwa Islam adalah dasar semangat. Persis ketika Ia bercerita kepada sahabatnya Cassius Clay atau Muhammad Ali, ketika ia selesai pulang umroh dari Makkah.
Malcolm melihat ada begitu banyak ras, warna mata yang berbeda, warna kulit dan suku bangsa yang berbeda menyatu menjadi satu di bawah payung Islam. Namun tidak lama setelah itu Malcolm ditembak mati oleh beberapa agen sewaan CIA dalam sebuah kampanye anti rasisnya. Kematian Malcolm telah menginspirasi kaum kulit hitam, terutama muslim kulit hitam ketika itu. Pasca kematian Malcolm gerakan Islam justru semakin menjalar. Dan salah satu penggerak itu adalah Jamil Abdullah Al Amin (Rap Brown) dan Sulaiman El Hadi .
“Jamil Abdullah Al Amin (Rap Brown)”
Ustad Jamil Abdulllah Al Amin adalah seorang Imam Mesjid besar di Atlanta. Ia adalah pemimpin gerakan Darul Islam yang bermarkas di Brooklyn. Ustad Jamil Abdullah Al Amin merupakan salah satu pemimpin gerakan Islam paling berpengaruh ketika itu, pengikutnya ada sekitar 10.000 muslim tersebar di lebih dari tiga puluh kota di seluruh Amerika Serikat. Antara lain Chicago, New York, dan Detroit.
Ustad Jamil memiliki sebuah toko kelontong di Atlanta yang terletak di seberang lapangan basket. Tokonya menjual kembang gula untuk anak-anak lingkungannya. Tetangga-tetangga biasa memanggilnya ‘Imam’. Ustad Jamil biasa menghitung uang dengan jari telunjuknya. Jari telunjuk itulah yang sering ia gunakan disetiap ekspresi pidatonya ditahun 1960-an. Kala itu dia biasa dikenal dengan nama Haji Rap Brown. Lahir di Baton Rouge Lousiana, 4 oktober 1940. Brown adalah lulusan Southern University. Pada tahun 1967 Brown menjadi ketua dari Student Nonviolent Coordinating Committee (SNCC).
Rap Brown juga pernah menulis sebuah biografi politik berjudul ‘Die Nigger Die’. Sebuah buku yang menggambarkan degradasi identitas kaum kulit hitam yang makin hari kian terbuai dengan budaya hedon, konsumtif bahkan menjilat di muka para tirani kulit putih. Yang disisi lain buku itu juga mengisahkan dengan jujur sisi lain masyarakat kulit hitam yang berkembang dengan pesat di wilayah selatan. Membangun perlawanan dari bronk-bronk untuk menentang pemerintahan rasis Amerika ketika itu, mereka juga menghabiskan semua hidup mereka dalam pelarian. Para kaum renegades of funk yang mengharu biru keistiqomahan perjuangan dalam semangat Islam.
Rap Brown memulai debut perjuangan dari orasi-orasi jalanan. Pidato perlawanannya yang terinsirasi oleh As Syahid Malcolm X. Dari cerocosnya itulah orang-orang mulai menamai karakter yang dibawah oleh Rap Brown sebagai musik gaya Mr Rap (dengan maksud menganggap itu adalah ciri dari Rap Brown). Kata rap dalam musik rap merupakan hasil yang terinspirasi oleh sang pelopor Rap Brown yang juga mengganti namanya menjadi Jamil Abdullah Al Amin. Namun begitu, sifat tawadhu Brown membuat ia enggan untuk mengklaim bahwa asal kata rap merupakan image yang lahir dari namanya sendiri, walau pada kenyataannya dari nama dia asal muasal kata Rap itu akhirnya melegenda hingga saat ini.
“Nama Rap saya pilih berdasarkan apa yang saya coba gambarkan dalam Die Nigger Die -Kemampuan Bicara. Saya tak lagi hafal bait-bait puisi itu. Itu sebenarnya merupakan riwayat masa lalu, yang menunjukan ketrampilan berbahasa ketika saya dibesarkan. Memang mereka menamakan itu musik rap setelah saya sering melagukannya. Sebutan itu diberikan karena saya memang konsisten dengan apa yang ingin saya tampilkan pada waktu itu. Saya tak mengklaim bahwa sayalah orang yang pertama kali bermusik rap. Tetapi, sebutan itu diperkenalkan dan dikaitkan dengan gaya saya ketika itu”.
Beginilah Rap Brown coba menjelaskan kaitan erat antar nama dan pergerakannya dengan asal usul kehadiran kata rap pada masa awal. Semua itu tidak terlepas dari budaya gerakan Islam awal di Amerika Serikat. Rap merupakan salah satu sarana yang dimulai Rap Brown dalam menyebarkan dakwah dan jihadnya melawan tirani kulit putih ketika itu.
Rap Brown menjadi seorang Muslim pada tahun 1971, ketika ia sedang menjalani hukuman penjara di New York. Brown di tangkap karena dituduh telah melakukan aktivitas subversif yang mengancam warga Amerika kulit putih dan para pembayar pajak. Brown juga menjadi ‘wanted’ nomor satu FBI ketika itu. Gerak gerik Brown selalu diawasi oleh inteligen Amerika Serikat dibawah pimpinan Edgar Hoover.
Melalui aktivitas dakwah gerakan Darul Islam Amerika Serikat. Rap Brown tertarik kepada Islam setelah memperhatikan rutinitas sholat Jum’at yang dilakukan oleh aktivis Darul Islam yang rutin mengunjungi penjara-penjara Amerika guna membantu mengadakan acara sholat Jum’at setiap minggu.
“Kehidupan ini adalah penjara bagi orang-orang beriman, dan surga bagi orang-orang kafir. Sekolah-sekolah dalam beberapa hal sebenarnya mirip dengan penjara, karena itu sesungguhnya saya telah menjadi narapidana jauh sebelum masuk penjara sungguhan”. Kutipan ini keluar dari mulut Rap Brown dalam lima tahun masa tahanan yang dijalani. Hingga ia dibebaskan pada November 1976, dan sesudah itu ia pergi menunaikan ibadah haji. Semua semangatnya perjuangannya lahir karena kesadarannya akan Islam. Situasi ekonomi yang membuat ia tidak bisa meneruskan pendidikannya, tidak membuat ia berhenti untuk mencari ilmu dan pendewasaan akan kehidupan.
Bahkan Rap Brown mengatakan bahwa dimanapun kita pergi sesungguhnya merupakan sekolah. “Sebagian orang pergi ke Harvard, Yale, Darmaounth, dan juga Boston College. Sejumlah lainnya pergi ke Attica dan Auburn, juga Sing Sing. Tetapi sesungguhnya proses belajar tak berhenti dan terbatas di kampus-kampus Amerika itu melainkan berkelanjutan”
Ya…Rap memang bukan hal yang hidup di zaman Rasulullah SAW. Tapi kita semua perlu mengetahui dengan atau tanpa embel-embel rap atau hiphop atau nasyid. Para perintis dakwah Islam di Amerika Serikat telah memulai serangkaian pergerakan dakwah di masa itu, dan Rap Brown merupakan salah satu sejarah yang harus kita garis bawahi. Bahwa berjuang tidak mengenal batas dan keterbatasan, yang harus kita lakukan hanyalah kontrol terhadap niat hati kita yang sebenarnya. Dan tetap eksis dalam menagemen semangat dakwah dan jihad dalam setiap kreatifitas yang hanya bisa dibatasi oleh aturan Aqidah dan As Sunnah. Sarana-sarana dakwah harus mampu berkembang dan dikembangkan. Agar nilai-nilai orisinal dapat selalu mendominasi perubahan zaman tanpa harus kehilangan identitas aslinya yaitu Aqidah Islamiyah, yang menjadi dasar utama.
Bait puisi perjuangan yang di lantunkannya telah menciptakan image tersendiri untuk seorang Rap Brown, hingga masyarakat kulit hitam ketika itu mengambil kata depan dari namanya untuk diabadikan menjadi salah satu bagian dari musik yang terlanjur terkapitalisasi oleh semua badut-badut zionis yahudi. Musik rap ternyata di awali oleh gerilya seorang ustad sederhana bernama Rap Brown yang pada masa tuanya lebih dikenal dengan nama Jamil Abdullah Al Amin…
“…Tetapi Islam mengajarkan kepada kita untuk tidak melakukan tindakan yang didasari dan dikendalikan oleh amarah. Rasul menjelaskan bahwa orang yang kuat bukanlah jagoan gulat, tetapi mereka yang dapat mengendalikan nafsu amarahnya. Bukan berarti anda tidak boleh marah dalam situasi apapun. Yang ingin ditekankan adalah bahwa, kalau anda tak mampu mengendalikan nafsu amarah, anda bisa menjadi korban.”
Beginilah musik rap telah dimulai dari semangat militansi dakwah, seharusnya orang-orang yang mengklaim membabi buta bahwa tidak ada alasan untuk menggabungkan rap dan dakwah hanya karena alasan kejahiliyaan, maka mereka harus kembali melihat jauh ke belakang sejarah peradaban musik rap itu. Di perkampungan kecil di Atlanta, seorang anak muda telah mewarisi semangat dakwah Malcolm X dan telah meninggalkan sejarah yang mungkin telah jauh terlupakan.
Dan kini musik rap telah menjadi komoditas bisnis dan senjata ampuh pemodal yahudi untuk mengeksploitasi keopportunisan para rapper saat ini, lalu merubah intisari awal kelahiran makna rap itu sendiri yang nyatanya memang diambil dari sebuah penghormatan terhadap seorang Haji bernama Rap Brown. Maka tidak sepantasnya seseorang mengatakan bahwa rap tidak bisa bersatu dengan dakwah Islam, karena pada kenyataannya musik rap adalah sebuah kreatifitas yang mampu mewadahi arsitektur perjuangan Islam yang dimulai dari seorang lelaki brilian dan tangguh yang benar-benar menyakini bahwa Allah menciptakan manusia untuk berjuang dan memperjuangkan hidupnya atas dasar Islam.
“Inilah perjuangan yang sebenarnya, perjuangan yang lebih tinggi, yang Allah katakan sebagai Jihad Fi Sabilillah , yang merupakan perjuangan karena kesadaran yang tinggi akan kebenaran. Gerakan Islam sendiri dibangun berdasarkan kesadaran penuh untuk berjuang. Karena perbedaan mendasar perjuangan saya itu terletak pada prinsip dasar. Pada tahun 1960-an perjuangan saya tidak didasari pada prinsip, pedoman dan arah yang benar. Saya pikir hal semacam itu banyak dialami oleh orang-orang pergerakan pada masa itu. Pada dasarnya kami menggunakan moral dan etika orang-orang yang kami musuhi ketika itu. Hasilnya, kalaupun menang, paling-paling kami akan bertindak sebagaimana yang mereka kerjakan. Kalau saja saya tahu bahwa ada kebenaran maka saya akan mempraktikannya. Begitulah ketika saya mengenal Islam…inilah kebenaran yang sebenarnya”
Inilah sejarah yang jarang kita tengok. bahwa rap memang sekarang sudah menjadi alat hedonisme, dicuri, dirampas, dan dirubah sebagai alat perusak generasi Islam, justru pada awal kelahiran terinspirasi oleh nama sang pionir yang ternyata adalah seorang ustad bernama Rap Brown.
Maka jika ada yang berani mengatakan bahwa penggabungan antara rap dan syiar Islam merupakan hal yang mengada-ada, maka sebaiknya dia lebih baik mengenali kejujuran zaman untuk mengakui bahwa di suatu masa pernah lahir seorang mujahid dengan penampilan sederhana dan sebuah mikropon yang menggetarkan barisan sejarah, atau mungkin memang zaman telah mampu membungkam sejarah dengan ketidakjujuran.
Musik Rap Is Belong To Islam!( Cece Ys / Microjihad.cjb.)
Comments
0 Comments