| Mera Naam Joker: Kerasukan Setan

Kamis, 06 Desember 2012

Kerasukan Setan


Orang yang Kerasukan Setan
Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ .يَمْحَقُ اللّهُ الْرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabb-nya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 275-276)
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ .فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللّهِ وَرَسُولِهِ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (QS. Al-Baqarah: 278-279)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :
اِجْتَنِبُوْا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ … فَذَكَرَ مِنْهَا : أَكْلُ الرِّبَا
“Jauhilah tujuh (dosa) yang menghancurkan… lalu beliau menyebutkan diantaranya : makan riba”. (HR. Al-Bukhari no. 2766 dan Muslim no. 89)
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma dia berkata:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَال :َ وَهُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan dengannya, penulisnya dan dua saksinya. Dan beliau bersabda, “Mereka semua sama”. (HR. Muslim no. 1597)
Banyak film yang diambil dari kisah nyata dan menjadi box office di Amerika. Tapi dari semua kisah nyata yang diangkat ke layar lebar, ada satu film yang menjadi box office nomor satu sepanjang masa di Amerika, judulnya “The Exorcism Of Emily Rose”.
Tapi, bukan masalah filmnya yang akan gw bahas, tapi kisah nyata dibalik dahsyatnya film tersebut.
Anneliese Michel, Si Cantik Pintar dan Malang
Emily Rose yang sebenarnya bernama Anneliese Michel. Seorang gadis muda cantik (anda bisa melihat betapa cantiknya gadis muda tersebut pada gambar dibawah) yang sedang mengejar karir sebagai pengajar ahli dibidang pendidikan dasar. Ia lahir pada tanggal 21 September 1952 di sebuah desa kecil di Bavaria, Jerman. Ayahnya membuka jasa penggergajian kayu dan mendidik si cantik Anneliese untuk menjadi seorang Katolik yang taat. Anneliese melalui masa kecilnya dengan normal seperti anak-anak kecil lainnya dan kemudian tumbuh menjadi seroang gadis yang begitu taat akan ajaran Katoliknya.
Anneliese Michel
Pada usia 17 tahun, kehidupan Anneliese berubah menjadi sebuah mimpi buruk bagi dirinya, keluarganya dan siapa saja yang mengetahui dan mendengar kisah hidupnya. Ia mulai mengalami serangan tak lazim pada tubuhnya sepanjang malam. Ia melukiskan bahwa serangan itu berupa gejala-gejala kelumpuhan dan berlanjut dengan seperti ada beban berat yang menekan dadanya. Saat serang itu terjadi tubuhnya menjadi kaku dan sama sekali tidak dapat bergerak dan juga berbicara.
Dakter yang memeriksanya berhipotesa bahwa Anneliese menderita serangan ayan biasa dan dapat disembuhkan. Tapi serangan itu terus berlanjut sampai Anneliese harus menghabiskan hampir satu tahun di rumah sakit jiwa di Mittleberg, Jerman. Dan selama tinggal di rumah sakit tersebut, Anneliese mulai melihat penampakkan wajah-wajah iblis menyeramkan, Terutama setiap kali ia melakukan do’a harian. Ia pun mendengarkan bisikan-bisakan yang mengatakan bahwa ia adalah seorang terkutuk. Mendengar hal-hal yang diceritakan Anneliese, Dokter memberinya obat-obatan yang dirasa ampuh untuk menurunkan tingkat stressnya. Yang terjadi malah sebaliknya, Anneliese makin bertambah frustasi karena obat-obatan tersebut sama sekali tidak berpengaruh bagi dirinya. Penampakan demi penampakan yang disertai bisikan-bisikan itu semakin menjadi dan semain membuatnya tertekan luar biasa.
Akhirnya karena tidak mengalami perkembangan, Anneliese kembali kerumahnya dan meneruskan sekolahnya sampai kemudian ia tamat pendidikan tinggi dengan prestasi yang mengagumkan pada tahun 1970. Ia kemudian pindah ke kota besar untuk melanjutkan penddidikannya di Universitas Wurzburg. Tahun 1973 ia diwisuda dengan predikat yang mengagumkan. Bukti nyata dari Anneliese yang tidak hanya cantik tapi juga pintar, selama dalam tekanan dari penampakan dan suara-suara yang selalu menghantuinya dan menyakitinya secara fisik, Anneliese tetap bisa menyelesaikan sekolahnya dengan predikat luar biasa.
Menyadari bahwa obat-obatan sama sekali tidak menolong dirinya, gangguan-gangguan tersebut diyakini sebagai fenomena kerasukan. Ia merasa ada iblis didalam dirinya yang semakin hari semakin muncul keluar dan mengantui dirinya. Untuk itu ia meminta Gereja untuk melakukan ritual pengusiran hantu dari dalam tubuhnya, Exorcism. Tapi bukannya menolong, gereja malah menolaknya dan menyuruh gadis yang sudah terkenal akan keimanan Katoliknya ini untuk lebih beriman lagi. Entah mengapa gereja menganggapnya masih kurang beriman. Orang-orang dilingkungannya mengatakan bahwa Anneliese adalah seorang biarawati yang tidak hidup didalam biara.
Gangguan yang menurut dokter adalah penyakit biasa tersebut semakin bertambah parah, ia mulai melukai tubuhnya sendiri, menggigit anggota keluarganya sendiri, memakan lalat, batu bara, laba-laba dan bahkan menggigit kepala burung yang sudah mati. Ia juga mulai sering menyobek pakaiannya sendiri dan menggonggong seperti anjing. Parahnya lagi, terkadang ia juga kencing dilantai dan menjilati air kencingnya sendiri. Ia tidak lagi tidur diatas kasurnya, ia lebih menyukai tidur diatas lantai batunya yang dingin sambil berdo’a memohon pengampunan dosa yang sama sekali ia tidak mengerti dosa apa yang menyebabkan ia sampai harus dihukum seperti itu. Dan kemudian, Tubuh Anneliese seakan didiami oleh dua ruh, ruh Anneliese itu sendiri dan ruh iblis yang keluar saling bergantian.
Setelah lima tahun hal mengerikan tersebut berjalan, orang tua Anneliese berkeliling memohon kesetiap pendeta untuk melakukan ritual pengusian hantu kepada putrinya disamping mereka juga memohon kesetiap dokter untuk melanjutkan pengobatan dan penelitian terhadap penyakit mengerikan yang diderita putri tercintanya. Orang tua Anneliese telah mengusahakan segala sesuatunya, baik itu secara spiritual maupun ilmiah.
Gereja kemudian mengajukan beberapa syarat sebelum mereka setuju untuk melakukan Exorcism (ritual pengusiran hantu), yaitu dengan mengadakan ritual pendahuluan sebelum exorcism pada Anneliese dilakukan. Ritual tersebut adalah mengadakan pengujian pada Anneliese untuk memastikan bahwa ia memang kerasukan. Diantara penelitian itu adalah dengan menggunakan kekuatan supranatural, penggunaan bahasa-bahasa asing dan juga penggunaan berbagai simbol agama.
Ketika Anneliese memegang kendali atas tubuhnya
Tahun 1975, Gereja menyatakan bahwa Anneliese memang kerasukan setan.
Ternyata….,
Tidak hanya satu iblis yang merasuki Anneliese. Masing-masing iblis mengaku sebagai Hitler, Cain, Kaisar Nero, Judas, Legion, Belial dan Lucifer. Kedua nama yang disebutkan terakhir adalah nama Iblis dalam tradisi kristen. Anneliese, ketika ia tidak sadar, ia berbicara dengan penuh amarah dan geraman yang mengerikan dengan suara iblis dalam tradisi kristen. Ia juga berbicara dengan bahasa-bahasa asing yang kemudian diketahui bahwa bahasa-bahasa itu adalah bahasa-bahasa yang dipakai oleh tokoh-tokoh yang merasuki Anneliese. Bahkan beberapa bahasa yang terdengar kemudian oleh ahli sejarah diketahui sebagai bahasa yang sudah punah lebih dari 1500 tahun yang lalu. Bahasa-bahasa yang sama sekali tidak mungkin diketahui dan dikuasai Anneliese yang malang.
Ketika “Mereka” memegang kendali atas tubuh Anneliese
Kesehatan fisik Anneliese menurun secara drastis. Selama sepuluh bulan ritual exorcism tersebut ia sering menolak makanan karena menurutnya iblis-iblis tersebut tak pernah membiarkannya makan. Tempurung lutunya pun mengalami beberapa keretakan akibat tidak kurang dari 600 kali Anneliese malang harus berlutut dan bangun selama ritual exorcism tersebut.
Ketika sadar dan tubuhnya kembali dikuasai oleh Anneliese, ia menulis surat pada para pendeta yang melakukan ritual exorcism tersebut. Di surat itu ia berkata bahwa Perawan Suci Maria telah mendatanginya dan memberinya dua pilihan: Pertama adalah kebebasan segera dan total dirinya dari para iblis yang berada didalam tubuhnya atau membiarkan terus kesurupannya untuk memberikan kabar kepada dunia kekuatan iblis yang sesungguhnya.
Pilihan pertama tidak lain adalah kematian. Dengan kematian ini ia tidak perlu lagi mengalami semua siksaan tersebut. Dan ia akan meninggalkan dunia dengan tenang sebagai seorang Katolik yang beriman. Pilihan kedua ia tetap dalam kerasukannya dan siksaan yang tidak ada habisnya dari iblis-iblis tersebut untuk dijadikan pelajaran bagi dunia bahwa iblis memang ada dan memiliki kekuatan yang mengerikan.
Si cantik Anneliese memang tidak hanya pandai tapi juga beriman dan begitu memikirkan orang lain dengan tidak mempedulikan penderitaan dirinya. Ia memilih untuk terus hidup dan menjadikannya dirinya sebagai pelajaran bagi seluruh umat manusia mengenai keberadaan dan kekuatan iblis dengan membiarkan dirinya tersiksa. Ia memutuskan untuk menghentikan ritual exorcism tersebut, sekali lagi, dengan tujuan untuk mengabarkan dunia tentang keberadaan iblis dan kekuatan gelapnya dengan membiarkan dirinya tersiksa. Dan setelah keputusna itu diambil ia meramalkan waktu kematian dirinya.
Sicantik yang malang beberapa saat sebelum ia wafat
Tengah malam, 1 Juli 1976, hari dan jam yang sama dengan yang Anneliese ramalkan mengenai kematian dirinya, ia memejamkan mata dengan tersenyum dan nampak tertidur dengan penuh kebahagiaan. Sinar wajahnya yang sudah tidak lagi cantik dibalik tubuhnya yang kurus kering dan rusak tersebut kembali bersinar. Anneliese tertidur denga penuh kedamaian dan kebahagian tanpa pernah bangun kembali.
“file audio waktu exorcism terjadi”
Tanda-tanda Orang Yang Terkena Gangguan Jin, Setan, Kesurupan, Kerasukan, Atau terkena Sihir, serta cara mengatasinya
Gejala waktu terjaga. Di antaranya adalah :
-Badan terasa lemah, loyo dan tidak ada gairah hidup
-Berat dan malas beraktifitas
-Banyak mengkhayal dan melamun, senyum dan bicara sendiri, tiba-tiba menangis atau tertawa tanpa sebab
-Pikiran melayang-layang, Cemas dan gelisah.
-Banyak makan tapi tidak kenyang-kenyang atau tidak makan tetapi fisiknya kuat sekali, walau tanpa dopping atau suplemen energi
-Emosional, mudah marah dan membesar-besarkan masalah, memusingkan masalah kecil.
-Sakaw dan Sugesti untuk menggunakan narkoba kembali
-Kesurupan atau tersumbatnya syaraf-syaraf
-Berteriak-teriak atau memaki-maki dengan kata-kata kotor dan tidak pantas (Tourette Syndrome)
-Asal bicara, tidak peduli perasaan orang lain. Merasa bingung, merasa hidup ini serba salah.
-Berjalan jauh tanpa tujuan, obsesif-kompulsif, sering mengajak berdebat sambil menahan emosi, selalu menyalahkan orang lain atau mencari kesalahan orang lain.
-Curiga berlebihan pada orang lain (Paranoid), Phobia.
-Perasaan berdosa yang berlebihan, merasa terkutuk, putus asa menjadi orang yang baik, banyak bicara tentang kebaikan namun tidak mengamalkannya, merasa diri serba bisa dan merasa diri manusia pilihan.
-Muncul rasa was-was sewaktu berwudhu atau sholat
-Pembicaraan melantur, Ambivalensi, menceritakan sesuatu yang tragis sambil tertawa, menceritakan aib diri sendiri dan aib orang lain.
-Bisa melihat jin dan sensitive akan keberadaan jin di sekitarnya, berkomunikasi dengan setan dalam musik, menggerak-gerakkan anggota tubuh jika mendengar musik, Perasaan bahagia ketika musik kesukaannya diputar, suka menjulurkan lidah.
-Benci melihat orang shaleh (taat beragama) dan kebenciannya lebih besar terhadap para pendosa.
-Merasa diri menjadi pusat perhatian terutama jika dilanjutkan dengan membuka aurat, bangga berlebihan ketika dipuji, selalu mencari perhatian orang lain, Pamer harta secara abnormal, usia tua tapi penampilan dan gaya hidup seperti anak kecil.
-Menirukan gerakan-gerakan binatang tanpa disadari, menirukan kata-kata orang lain (Echolalia), menirukan gerakan-gerakan orang lain (Echopraksia).
-Sering merasa ada getaran, hawa dingin atau panas, kesemutan, berdebar dan sesak napas saat membaca Al-qur’an
### Gejala waktu tidur. Di antaranya adalah:
-Banyak tidur dan ngantuk berat, atau sulit tidur tanpa sebab
-Sering tindihan (tidak bisa bergerak waktu tidur) dan mengigau dengan kata-kata kotor
-Melakukan gerakan-gerakan aneh, seperti mengunyah dengan keras sampai beradu gigi
-Sering mimpi buruk dan seram atau seakan-akan jatuh dari tempat yang tinggi
-Mimpi melihat binatang-binatang seperti ular, kucing, anjing, singa, serigala yang seakan-akan menyerangnya
-Mimpi ditemui jin yang mengaku arwah nenek moyang atau tokoh tertentu
-Saat tidur seperti ada yang mencekik lehernya atau menggelitikinya atau menendangnya
Dalam buku terbarunya The Forbidden(Terlarang), penulis novel dan pensiunan psikolog, Dr Frank Tallis, mengeksplorasi latar belakang kerasukan setan. Novel ini diilhami pengalaman Tallis menghadapi pasiennya dulu.

Tallis dulu didatangi pasien yang mengaku dirasuki setan saat praktik. Menurutnya, pasien ini tidak gila, tapi menderita skizofrenia. Tallis menilai pasien pria ini memiliki keyakinan tertentu.

"Pada masa saya praktik, psikolog menyebutnya 'delusi monosimtomatik'. Tapi, kini itu disebut 'kelainan delusional'. Ini terjadi ketika Anda terdengar dan terlihat masuk akal dalam seluruh aspek, tapi Anda meyakini sesuatu yang mutlak gila," ujar Tallis dalam wawancara khususnya dengan New Scientist. 

Monosimtomatik merupakan penyakit atau kondisi patologis yang terjadi hanya ditandai satu gejala. Menurut Tallis, seseorang bisa kerasukan karena salah memaknai gejala tertentu sebagai akibat kehadiran setan dalam tubuhnya.

"Ketika Anda kerasukan, Anda seharusnya merasa pusing. Dan akan sering mengalami sakit kepala," ujar dosen psikologi klinis dan ilmu syaraf Institute of Psychiatry and King's College, London, Inggris.

Membuka diri terhadap asumsi yang kuat, kata dia, bisa mendatangkan gejala-gejala yang mirip kesurupan. Tallis menilai banyak orang yang meyakini hal spiritual dan magis.
Ketertarikan terhadap hal supranatural bisa tidak berbahaya. Tapi, suatu peristiwa bisa memicu delusi. Orang itu pun akan bertahan dengan delusinya. Bahkan, mereka menguatkannya dengan menumpuk kesalahan penafsiran. Mereka juga akan mencari bukti yang mendukung keyakinan bahwa dirinya dirasuki.

"Dalam kasus pasien saya, dia ingin tahu nama setan yang merasuki tubuhnya. Dia lantas menggunakan papan Ouija (papan yang diyakini bisa memanggil setan). Perilaku ini menunjukkan dia bersedia mencari jalan untuk makin meyakini kondisinya. Ini menunjukkan cara otak bekerja. Kecenderungan alamiah kita itu mencari penyebab," urainya.

Secara teori, seseorang bisa terserang delusi apabila dalam kondisi memungkinkan. Setiap orang bisa mengalami delusi dalam hidupnya. Seseorang bisa meyakini terserang penyakit parah tanpa ada bukti penyebabnya.

Banyak orang khawatir mengira dirinya terserang penyakit tanpa alasan. Ini malah membuat timbul gejala dan bisa terus berkembang. Selanjutnya, mereka akan mencari bukti yang mendukung keyakinannya.

Tallis memberi contoh delusi bisa terjadi ketika cemburu pada pasangan. Obsesi yang besar mengungkap ketidaksetiaan ini sering terjadi dan menghasilkan perilaku yang di luar dugaan.

"Jatuh cinta itu seperti delusi monosimtomatik. Kendati Anda seorang yang sangat rasional, Anda bisa melakukan berbagai perilaku irasional. Ini karena Anda terpaku pada individu tertentu," ujar penulis lebih dari 30 karya ilmiah di jurnal internasional ini.

Delusi ini bisa ditangani dengan banyak meminum obat-obatan yang diresepkan dokter. Tapi, kondisi ini dipandang tidak bisa disembuhkan. Tallis menjelaskan sekarang segala bentuk penyakit gangguan jiwa banyak yang dirawat dengan terapi kognitif behavioral.

"Anda menanamkan semacam sikap ilmiah pada pasien. Terapi ini mengarahkan mereka agar mau menguji keyakinannya. Ini bisa menjadi perkembangan terbaru yang paling penting dalam terapi gangguan jiwa," ujar pria yang menerima penghargaan sebagai penulis dari Dewan Kesenian Inggris pada 1999 ini. 



Comments
0 Comments