| Mera Naam Joker: Keajaiban di Balik Menyempurnakan Wudlu

Minggu, 30 September 2012

Keajaiban di Balik Menyempurnakan Wudlu


Kebanyakan orang berwudlu hanya menjadi rutinitas harian. Membasuh sana-sini dan selesai. Begitu seterusnya. Bahkan kadang tanpa memperhatikan sejauh mana air sudah mengenai anggota wudlunya, dilakukan terburu-buru dan tanpa memperhatikan kesempurnaannya. Namun demikian, kesempurnaan wudlu tidak identik dengan “menghabiskan” banyak air sebab Rasulullah mencontohkan untuk “sederhana” dalam menggunakan air ketika berwudlu.

Wudlu merupakan ibadah membersihkan diri secara fisik dari hadats (najis hukmi) kecil. Tanpanya, shalat tidak akan sah karena ia syarat. Sesuai dengan namanya, wudlu artinya baik dan bersih.  Karenanya, ia mesti dilakoni dengan khusuk, hikmat, penuh penghayatan, kesadaran dan tentu harus sesuai dengan tuntutan Rasulullah. Dengan begitu seorang muslim akan menemukan kelezatan ruh, memetik makna-makna agung di dalamnya. Sehingga kebersihan lahir dan batin bisa diperoleh seorang Muslim, karena tujuan utama wudhu adalah bersuci.



“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, …. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Maidah: 6)

Islam menganjurkan agar seorang Muslim senantiasa menjaga kesucian sebagai tanda keimanan. Rasulullah saw, “Tidaklah menjaga wudhu kecuali seorang mukmin,” (Silsilah Shahihah, al-Albani). dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (At-Taubah: 108)

Sebagai bukti kecintaan-Nya, Allah menghapus kesalahan yang pernah diperbuat. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa berwudlu dengan benar, maka kesalahan-kesalahannya keluar dari tubuhnya, bahkan keluar dari bawah kuku-kukunya,” (HR. Muslim). Lebih dari itu, bekas wudlu seseorang akan terus melekat sampai hari kiamat. “Sesungguhnya umatku dipanggil hari kiamat nanti dalam kondisi putih bersinar karena bekas wudlu. Barangsiapa siapa yang mampu maka hendaklah ia memperluas sinar putihnya (dengan menambah basuhan anggota wudlu) maka hendaklah ia lakukan,” (Muttafaq Alaih)

Wudlu adalah ibadah yang tersimpan energi menyehatkan (ilustrasi-inet)

Aktifitas wudhu identik dengan kebersihan. Kebersihan identik dengan kesehatan. Wudhu berdampak banyak kepada kesehatan manusia. Dari kesehatan kulit hingga kesehatan emosional. Sudah barang tentu setiap perintah Allah di dalamnya mengandung hikmah dan rahasia. Apalagi wudlu yang sangat sering dilakukan seorang Muslim. Dari sejumlah penelitian ditemukan bahwa wudhu memiliki sejumlah manfaat kesehatan bagi manusia.

Membunuh Kuman dengan Membersihkan Hidung

Tim dokter Universitas Iskandariah mengeluarkan hasil penelitian bahwa mereka yang rutin membersihkan hidung maka hidung mereka jauh dari kuman dan mikroba. Penelitian dilakukan pada orang yang rutin berwudlu dan mereka tidak melakukannya dengan menggunakan penyemaian tanaman mikroba di hidung seseorang. Hasilnya, penyemaian tanaman mikroba pada mereka yang rutin berwudlu tidak ditemukan tanaman mikroba satupun. Berbeda mereka yang tidak berwudlu dimana penyemaian penuh dengan berbagai jenis mikroba dengan jumlah besar.

Bahkan jenis melingkar dan bercabang yang sangat rumit dan menular dengan cepat. Termasuk mikroba yang menyebabkan keracunan jika mikroba berbahaya itu bagi kebersihan hidung. Dalam medis THT, jika mikroba menyerang hidung maka akan berdampak kepada telinga. Bahkan masuk ke usus dan pencernaan dan menyebabkan infeksi dan radang. Apalagi jika masuk ke peredaran darah. Karenanya dalam wudlu disyariatkan membersihkan hidung dengan air sebanyak tiga kali.

Menjaga Kesehatan Rongga Mulut dengan Berkumur

Berkumur terbukti mampu menjaga rongga mulut dan gusi dari infeksi dan pembengkakan. Juga menjaga gigi dari keropos karena sisa-sisa makanan dibersihkan. Secara medis terbukti bahwa 70 persen mereka yang kehilangan gigi, jika mereka mau menjaga kebersihan mulut maka itu tidak akan terjadi sebelum waktunya. Jika tidak dibersihkan zat cair seperti nanah dan busuk akan disedot oleh liur dan makanan ke dalam percernaan dan mengalir ke darah. Selanjutnya akan disebarkan ke seluruh tubuh yang menyebabkan banyak penyakit.

Bahkan berkumur memberikan efek positif dan meredakan ketegangan psikis dan pikiran. Berkumur terbukti memperkuat otot-otot wajah sehingga tampak ceriah dan tidak tegang.

Ketika melakukan aktifitas harian, manusia tidak akan bisa menghindar dari debu atau jasad renik baik yang kelihatan atau tidak. Terutama yang mengenai anggota badan yang terbuka seperti muka, tangan dan kaki. Debu dan jasad renik itu mengandung banyak kuman. Pembersihan secara rutin oleh air adalah cara paling efektif untuk membunuh atau menghilangkan kuman-kuman tersebut. Rukun wudlu ini juga berfungsi membersihkan kulit dari zat-zat minyak dan keringat yang keluar dari pori-pori kulit.

Secara ilmiah, mikroba hanya menyerang kulit mausia yang tidak bersih. Jika dalam jangka waktu lama kulit manusia tidak dibersihkan maka keringat, minyak dan debu yang menempel di permukaan kulit dan menimbulkan gatal-gatal. Jika digaruk dengan kuku yang tidak bersih maka akan memudahkan kuman masih ke pori-pori kulit.

Dengan mikroskop para ahli menemukan bahwa bakteri akan menyerang kulit manusia yang peduli dengan kebersihan. Dalam penelitian lebih lanjut, kulit dua tangan manusia membawa banyak mikroba yang bisa berpindah ke mulut atau hidung ketika membersihkannya. Karenanya, ketika memulai wudlu tangan harus dibersihkan dengan baik, bahkan harus sela-sela jari harus dibersihkan dengan baik. “Jika salah satu dari kalian bangun tidur, maka janganlah ia mencelupkan tangannya ke bejana sehingga ia mencucinya tiga kali,”. (HR. Muslim)

Selain itu peredaran darah di anggota tubuh yang jauh dari jantung seperti ujung tangan dan kaki sangat lemah. Sehingga anggota itu harus dipijit sambil membasuhnya seperti yang dilakukan Rasulullah.

Sinar matahari terutama sinar ultraviolet berpengaruh menciptakan kanker di kulit. Pengaruh ini akan hilang jika seseorang rutin melakukan wudlu karena kulit selalu dijaga kelembabannya. Terutama kulit yang terkena langsung sinar matahari. Sementara pijatan pada saat berwudlu, pada saat membasuh kaki, menyela-nyela jari kaki dan tangan memberikan efek relaksasi ke seluruh tubuh. Sebab tangan dan kaki adalah pusat titik refleksi tubuh seseorang.

Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim, anggota Lembaga Medis Kerajaan di London dan ahli penyakit dalam dan jantung mengatakan bahwa para ahli sepakat bahwa timpahan cahaya ke air ketika berwudlu akan menyebabkan munculnya ion-ion positif dan mengurangi ion-ion negatif. Sehingga urat-urat akan kendur dan tubuh akan terbebas dari tekanan darah tinggi dan kondisi depresi. Seorang ilmuwan Amerika bahwa air memiliki kekuatan magic. Bahkan semprotan air ke muka dan dua tangan – berwudlu – adalah cara terbaik untuk melenturkan urat syaraf dan menghilangkan ketegangan.” (Majalah Islah, edisi 296/ 1994)

Sebelum ahli menyatakan hal ini, 1400 abad yang lalu Rasulullah sudah menegaskan, “Jika salah seorang di antara kalian marah maka hendaklah ia berwudlu. Karena marah itu dari api,” Riwayat lain “Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan itu diciptakan dari api dan api itu padam oleh air. Maka jika kalian marah hendaklah ia berwudlu,” (HR. Daud). Karenanya, Rasulullah orang paling santun, tenang dan paling mampu menahan diri.

Kejadian aneh di Inggris

Tahun 1963 di Inggris, tepatnya di kota Dandy terjadi wabah penyakit tifus secara massiv sehingga masyarakat gusar. Semua energi mereka kerahkan untuk menghentikan wabah ini. Pada akhirnya ahli sepakat untuk mempublikasikan peringatakan di berbagai media agar warga tidak menggunakan kertas tisu di toilet dan WC dan menggantinya dengan air untuk membersihkan sisa kotoran di tubuh.

Benar saja, wabah tifus berhasil dihentikan. Sejak saat itulah warga menggunakan cara baru dalam bersuci dengan air setelah selama ini menggunakan tisu. Apa yang mereka katakana jika mengetahui bahwa kaum Muslimin sudah melakukannya sejak lebih dari 1400 tahun lalu. Ini bukan karena tifus yang menyebar, tapi karena Pencipta tifus lah yang menciptakan kesehatan dan kesembuhan, kemudian kaum Muslimin mengatakan “kami dengar dan kami taat”
Comments
0 Comments