| Mera Naam Joker: Asal Usul Emas

Selasa, 03 Juli 2012

Asal Usul Emas

Emas, benda yang sangat mahal dan berharaga. Benda yang satu ini selalu diidentikkan dengan perhiasan. Apalagi untuk wanita, hehehe. Coba, saja tanyakan kepada ibu kamu. Pasti, ibu memiliki benda yang satu ini.
Emas
Cantiknya perhiasan dari emas. Foto: wesureknow
Emas, sebenarnya sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Luaaamaaa sekali, ya! Peristiwa itu ditandai dengan penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol.
Pada saat itu, kepingan emas telah digunakan oleh manusia purba yang bernama Paleiothic Man.
Ada juga yang mengatakan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat mesir Kuno sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Nah, Raja Tomb of Djer ini yang kabarnya mengenakan emas pertama kali di Mesir.
Bukti ini semakin kuat, karena ia di kubur bersama perhiasannya. Dia adalah raja pertama dari dinasti mesir di Abydos, Mesir.
Supaya emas itu awet, Orang Mesir memasukkan emas ke dalam daun. Mereka juga mencampur emas dengan logam lain untuk meningkatkan kandungan zat nya. Tak lupa untuk menghasilkan variasi warna emas sehingga emas bisa berubah menjadi warna hijau, merah, ungu, dan lain-lain.
Nah, itulah asal usul emas. Oh, iya, hati-hati menyimpan benda berwarna kuning keemasan ini, karena sering menjadi incaran maling! Hehehe, iya dong kan harganya mahal.

Beberapa teori tentang asal-usul emas

Beberapa teori tentang asal-usul emas. Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida, sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan letakan (placer).

Beberapa teori tentang asal-usul emas

Beberapa teori tentang asal-usul emas, Teori yang pertama: Emas sebenarnya sudah dikenal sejak 40 ribu tahun sebelum Masehi. Peristiwa itu ditandai dengan penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol. Pada saat itu, kepingan emas telah digunakan oleh manusia purba yang bernama Paleiothic Man.
Beberapa teori tentang asal-usul emas. Teori yang kedua: Ada juga yang mengatakan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat mesir Kuno sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Nah, Raja Tomb of Djer ini yang kabarnya mengenakan emas pertama kali di Mesir. Bukti ini semakin kuat, karena ia di kubur bersama perhiasannya. Dia adalah raja pertama dari dinasti mesir di Abydos, Mesir.
Supaya emas itu awet, Orang Mesir memasukkan emas ke dalam daun. Mereka juga mencampur emas dengan logam lain untuk meningkatkan kandungan zat nya. Tak lupa untuk menghasilkan variasi warna emas sehingga emas bisa berubah menjadi warna hijau, merah, ungu, dan lain-lain.

Beberapa teori tentang asal-usul emas

Beberapa teori tentang asal-usul emas
Beberapa teori tentang asal-usul emas
Beberapa teori tentang asal-usul emas. Teori yang ketiga: Para ilmuwan berhasil menemukan asal usul semua bijih emas dan platina yang ada di Bumi. Tak disangka, logam mulia itu merupakan ‘hadiah’ dari luar angkasa.
Pemimpin riset Dr Matthias Willbold dan Profesor Tim Elliott dari University of Bristol menemukan, sampel batu dari Greenland ternyata memiliki rasio isotop tungsten 182W yang lebih tinggi dari batu modern. Artinya, batu modern berasal dari hujan meteor dan membuktikan deposit emas dan platina berasal dari luar angkasa.
Logam mulia tersebut berasal dari luar angkasa setelah hujan meteor mengantam Bumi lebih dari empat miliar tahun silam. Peneliti juga menemukan, emas dan platina yang ada di inti Bumi cukup digunakan untuk melapisi planet hunian manusia ini setebal empat meter.
Deposit raksasa emas ini muncul selama pembentukan Bumi ketika besi meleleh di inti planet dan membawa logam mulia turut serta ke dalamnya. Hujan meteor 200 juta tahun silam membawa 20 miliar ton materi meteor yang berisi emas dan platina ke Bumi. Itulah beberapa teori tentang asal-usul emas.



       Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa asteroid raksasa seukuran 
Pluto mungkin telah membawa unsur emas dan unsur materi lainnya ke 
Bumi. Ilmuwan telah lama mengetahui bahwa ada jenis unsur besi misterius
yang ada di lapisan Bumi.
Unsur-unsur besi tersebut, termasuk emas, cenderung untuk menggabungkan diri dengan baja dalam bentuk cair mereka. Demikian diberitakan National Geographics.


Penjelasan terbaik adalah bahwa unsur-unsur misterius dibawa oleh benda angkasa, ketika Bumi masih berumur muda.

Tapi yang menjadi perdebatan adalah benda asing apa yang membawa unsur-unsur misterius tersebut.

Berdasarkan pada simulasi komputer, penelitisan terbaru mengatakan bahwa beberapa tabrakan benda-benda angkasa ke Bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu menyuntikkan elemen berharga seperti emas dan platina ke dunia yang sedang berkembang, yang mana benda-benda tersebut adalah asteroid.

Sebuah penelitian baru menunjukkan. Pada hari-hari terakhir pembentukan planet, objek sebesar Pluto menabrak Bumi, kata para peneliti. Mars dan Bulan menyerap yang kecil, tapi penghancuran tetap luar biasa.

Maka dari itu. Bulan dan Mars, juga ikut mendapatkan materi tersebut dari tabrakan asteroid tersebut dari waktu yang sama. Para ilmuwan juga mengatakan bahwa benturan tersebut juga merupakan sumber dari air di Bulan.

Tabrakan kosmik traumatis itu telah mengetuk Bumi dari sumbunya hingga bergeser 10 derajat.
"Elemen-elemen ini memberitahu kepada kita apa yang menabrak planet kita, serta apa dampak yang dihasilkan dari tubrukan tersebut," ujar pimpinan studi William Bottke dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado.

Jadi elemen ini akan mengikuti besi ke dalam inti Bumi, Bulan dan Mars saat objek itu terbentuk, bergerak dari kerak, kata para peneliti. Tapi siderophiles ditemukan di bagian atas dalam jumlah berlimpah, sehingga membingungkan. "Kelimpahan elemen ini sangat tinggi," kata Bottke diberitakan SPACE.com.
"Orang-orang bertanya-tanya,bagaimana ini bisa terjadi? Mereka sudah berdebat tentang hal itu selama beberapa dekade. "


Comments
0 Comments