Seperti telah diberitakan akhir-akhir ini, pemerintah berencana menaikkan harga BBM dari semula Rp 4.500 menjadi Rp. 6.000. Pemerintah berargumen, harga minyak dunia naik dan dana subsidi BBM akan dialihkan ke hal lain. Mereka juga tak mau rakyat terus bergantung ke BBM sehingga bisa beralih ke bahan bakar lain.
Namun, argumen pemerintah ditentang keras oleh sejumlah pihak yang menemukan bahwa hitung-hitungan pemerintah terhadap penetapan harga BBM ternyata keliru. Pakar ekonomi Kwik Kian Gie dan Fuad Bawazier memaparkan kekeliruan pemerintah dalam suatu data yang disebar lewat jejaring sosial, Blackberry Messenger, dan milis.
Kwik Kian Gie juga mengkritik kebijakan pemerintah yang mau-maunya bergantung pada pasar global untuk menetapkan harga minyak sedangkan Indonesia sendiri adalah negara penghasil minyak.
Harga BBM di Indonesia menurut Kwik seharusnya ditetapkan sendiri karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Ketika harga minyak naik, tak bisa dihindari harga-harga kebutuhan pokok pun ikut naik. Tentu saja keadaaan ini membuat masyarakat Indonesia yang sebagian besar datang dari kalangan menengah ke bawah semakin menderita.
Oleh karena itu, protes dan demonstrasi bermunculan untuk mencegah pemerintah menaikkan harga BBM. Komite Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) yang juga menentang rencana pemerintah mengeluarkan data tentang 10 negara yang memiliki harga BBM termurah di dunia untuk memberikan gambaran bahwa Indonesia sebenarnya bisa tidak menaikkan harga BBM.
Berikut adalah 10 negara yang memiliki harga BBM termurah menurut KASBI.
10. Uni Emirat Arab ($ 0,37 atau Rp.4.300 per liter)
9. Bahrain ($ 0,27 atau Rp.3.159 per liter)
8. Qatar ($ 0,22 atau Rp.2.575 per liter)
7. Kuwait ($ 0,21 atau Rp.2.457 per liter)
6. Libya ($ 0,14 atau Rp.1.636 per liter)
5. Arab Saudi ($ 0,12 atau Rp.1.404 per liter)
4. Iran ($ 0,11 atau Rp.1.287 per liter)
3. Nigeria ($ 0,10 atau Rp.1.170 per liter)
2. Turkmenistan ($ 0,08 atau Rp.936 per liter)
1. Venezuela ($ 0,05 atau Rp.585 per liter)
Bersama data tersebut, KASBI lewat Sekretaris Jendral-nya Mukhtar Guntur Kilat juga mengatakan Indonesia tidak menghargai kerja buruh karena memilih menaikkan harga BBM tetapi menekan upah buruh serendah mungkin. Ia juga menyoroti alasan pemerintah merencanakan kenaikan BBM. Menurutnya, negara Indonesia sudah kehilangan kedaulatan karena membiarkan negara lain menentukan harga 1 liter BBM yang memengaruhi harga sepiring nasi, segelas susu, dan sebutir telur yang dibeli harus dibeli rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan gizi.