persia memiliki sejarah yang panjang da
ri masa ke masa telah diperintah oleh berbagai Dinasti. Diantaranya yang terkenal adalah Dinasti Achaemenid, Alexandria, Askhanid Parthia, dan yang terakhir adalah Sassania. Sepanjang sejarahnya, Persia telah dua kali mengalami restorasi, yaitu pada saat penyerangan Alexander The Great (dari Macedonia), dan pada saat kebangkitan Islam. Saat ini nama Persia dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia digunakan untuk isu sejarah dan kebudayaan dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini didominasi oleh muslim syi'ah.
Dalam sejarahnya tak hanya mencatat kaisar-kaisar yang berkuasa dari jaman ke jaman namun juga pendamping mereka yaitu putri. Putri di Persia juga memiliki suatu yang istimewa, tak hanya cantik namun juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Bukan hanya putri secara resmi (pendaming kaisar) namun juga wanita biasa yang memiliki kemampuan yang istimewa yang berperan besar pada sejarah Persia juga ikut andil dalam terbentuknya Persia saat ini. Banyak kota-kota Persia kuno dan negara-negara diperintah oleh wanita dan memiliki tentara mereka sepenuhnya di bawah kendali komandan perempuan untuk menjamin kesetiaan. Peran signifikan perempuan dalam Kuno Iran (Persia) baik menjadikan ketakutan dan pesona terhadap masyarakat Yunani dan Romawi kuno yang didominasi laki-laki. Perempuan di Persia adalah makhluk yang sangat berharga, mereka sering harus posisi penting dalam Departemen, Militer, Departemen Luar Negeri, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah Putri-Putri tersebut:
1. Doqdu - 1756 SM (SM = Sebelum Masehi)
Beliau adalah ibunda dari "Asho Zarathushtra", filusuf besar dan nabi bangsa Persia kuno. Pada masa sekitar 1737 SM, Zarathushtra lahir. Sebagai anak muda yang kritis, ia tertarik pada fenomena alam dan ingin tahu bagaimana dunia diciptakan. Pencariannya akan hakikat penciptaan serta tempaan meditasi bertahun2, membawanya kepada suatu pemahaman yang mirip seperti ajaran monotheisme Ibrahim (Abraham). Zarathushtra membawa bangsa Persia ke arah Monoteisme, konsep ajaran tentang satu Tuhan.
Nama "Doqdu" berarti: terpilih.
2. Chista - 1725 SM
Ia adalah putri dari "Asho Zarathushtra", sang nabi ajaran Zoroaster. Ayahnya mengajarkan kepadanya konsep Monotheisme murni. Secara arkeologis, Zoroaster adalah agama monotheisme tertua di dunia yang pernah tercatat dalam literatur arkeologis. Filsafat Zoroaster diringkas dalam tiga ajaran, "Hati yang baik" (Good Thought), “Perkataan yang baik "(Good Word)," dan Perbuatan yang baik "(Good Act). Namun seiring pergantian generasi dan zaman, ajaran ini berangsur2 menyimpang ke arah penyembahan terhadap benda2 alam. Sebagai contoh yang paling populer di Persia kuno adalah Api. Nama "Chista" berarti: Kecerdasan
ri masa ke masa telah diperintah oleh berbagai Dinasti. Diantaranya yang terkenal adalah Dinasti Achaemenid, Alexandria, Askhanid Parthia, dan yang terakhir adalah Sassania. Sepanjang sejarahnya, Persia telah dua kali mengalami restorasi, yaitu pada saat penyerangan Alexander The Great (dari Macedonia), dan pada saat kebangkitan Islam. Saat ini nama Persia dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia digunakan untuk isu sejarah dan kebudayaan dan Iran digunakan untuk isu politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik Islam Iran ini didominasi oleh muslim syi'ah.
Dalam sejarahnya tak hanya mencatat kaisar-kaisar yang berkuasa dari jaman ke jaman namun juga pendamping mereka yaitu putri. Putri di Persia juga memiliki suatu yang istimewa, tak hanya cantik namun juga memiliki kemampuan yang luar biasa. Bukan hanya putri secara resmi (pendaming kaisar) namun juga wanita biasa yang memiliki kemampuan yang istimewa yang berperan besar pada sejarah Persia juga ikut andil dalam terbentuknya Persia saat ini. Banyak kota-kota Persia kuno dan negara-negara diperintah oleh wanita dan memiliki tentara mereka sepenuhnya di bawah kendali komandan perempuan untuk menjamin kesetiaan. Peran signifikan perempuan dalam Kuno Iran (Persia) baik menjadikan ketakutan dan pesona terhadap masyarakat Yunani dan Romawi kuno yang didominasi laki-laki. Perempuan di Persia adalah makhluk yang sangat berharga, mereka sering harus posisi penting dalam Departemen, Militer, Departemen Luar Negeri, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah Putri-Putri tersebut:
1. Doqdu - 1756 SM (SM = Sebelum Masehi)
Beliau adalah ibunda dari "Asho Zarathushtra", filusuf besar dan nabi bangsa Persia kuno. Pada masa sekitar 1737 SM, Zarathushtra lahir. Sebagai anak muda yang kritis, ia tertarik pada fenomena alam dan ingin tahu bagaimana dunia diciptakan. Pencariannya akan hakikat penciptaan serta tempaan meditasi bertahun2, membawanya kepada suatu pemahaman yang mirip seperti ajaran monotheisme Ibrahim (Abraham). Zarathushtra membawa bangsa Persia ke arah Monoteisme, konsep ajaran tentang satu Tuhan.
Nama "Doqdu" berarti: terpilih.
2. Chista - 1725 SM
Ia adalah putri dari "Asho Zarathushtra", sang nabi ajaran Zoroaster. Ayahnya mengajarkan kepadanya konsep Monotheisme murni. Secara arkeologis, Zoroaster adalah agama monotheisme tertua di dunia yang pernah tercatat dalam literatur arkeologis. Filsafat Zoroaster diringkas dalam tiga ajaran, "Hati yang baik" (Good Thought), “Perkataan yang baik "(Good Word)," dan Perbuatan yang baik "(Good Act). Namun seiring pergantian generasi dan zaman, ajaran ini berangsur2 menyimpang ke arah penyembahan terhadap benda2 alam. Sebagai contoh yang paling populer di Persia kuno adalah Api. Nama "Chista" berarti: Kecerdasan