Untung ada kunci. Kalau tidak, kita bakal tak merasa aman meninggalkan benda-benda, apakah rumah, mobil, atau laci.
Contoh kunci tertua ditemukan di reruntuhan Istana Khorsabad dekat Niniwe. Maka, diduga kunci ada sejak 4.000 tahun silam. Bentuknya sederhana, serupa palang pintu rumah di pedesaan.
"Kunci" ini terdiri atas dua batang vertikal, satu horisontal, dan anak kunci. Bila palang horisontal dimasukkan di celah dua batang vertikal, dari batang vertikal pertama akan turun batang-batang ramping kecil yang akan masuk ke lubang-lubang bagian horisontal. Batang horisontal tertahan, pintu pun teralang.
Untuk membuka, dipakai anak kunci serupa sikat gigi. Cuma, bulunya diganti batang-batang pendek-ramping. Bila ditelusupkan di celah tengah batang vertikal pertama, batang-batang anak kunci akan mendongkrak batang-batang lubang pengunci sehingga palang horisontal lolos ditarik. Prinsip ini menjadi dasar pembuatan kunci pasak.
Kunci serupa juga dipakai di Jepang, Norwegia, dan Kepulauan Faroe. Malah di Mesir, India, dan Zanzibar kunci itu masih dipakai hingga kini.
Lubang anak kunci pertama kali dibuat oleh bangsa Yunani kuno pada gerendel kunci kayu dengan kokot yang ditanam di pintu. Anak kuncinya dari kayu berbentuk sabit panjang yang pas dengan konfigurasi lubang anak kunci. Gerakan anak kunci akan mengangkat pasak pengait. Alat ini sedikit sekali memberi pengamanan, fungsinya sekadar sebagai penghambat.
Untuk kunci logam, bangsa Romawi kunolah yang pertama kali membuat. Prinsip kerjanya adalah menyempurnakan prinsip kunci Mesir. Pasak dibuat dalam berbagai ukuran dengan anak kunci yang sesuai. Lubang anak kunci pun dibuat tak lazim, agar anak kunci sulit ditiru. Agar ukuran anak kunci berukuran kecil dan memudahkan membuka kunci, dipasang pegas perunggu penopang pasak. Perkembangan keterampilan memunculkan kunci yang dihiasi dengan indah. Bentuk kunci pun disamarkan, semisal berbentuk binatang, bunga, dan burung. Selain bagian kunci, anak kuncinya juga dihiasi, malah sering dipakai sebagai liontin.
Bangsa Romawi juga berjasa sebagai penemu kunci ward (pengalang), yang prinsip kerjanya masih dipakai sampai sekarang. Karena dibuat dari logam, kunci dan anak kuncinya bisa dibuat kecil. Beberapa kunci dirancang sebagai cincin. Namun, konstruksi ini bisa dibongkar, cukup dengan menelusupkan sekeping logam.
Prinsip kerja kunci ini lalu diterapkan pada kunci jinjing atau gembok. Gembok hias terdapat di masyarakat Cina, Turki, India Timur, dan Rusia. Ada banyak rancangan aneh, misalnya figur dewa, bunga, atau satwa. Kadang lubang anak kuncinya pun dipasang di bagian tersembunyi.
Kunci menyebar ke Eropa. Bentuknya pun makin rumit karena seniman bersaing ingin diakui keahliannya. Ada pula kunci yang dirancang bisa mengeluarkan jarum, anak panah beracun, atau pisau bila dicolok anak kunci palsu.
Beberapa nama terkenal soal perkuncian antara lain Linus Yale, Jr., yang menemukan kunci pin-tumbler (pasak). Kunci pertama dipatenkan tahun 1861, dan disempurnakan tahun 1865. Temuan pria Connecticut itu dinilai sebagai salah satu kunci paling aman dan pertama kali diproduksi secara massal.
Sosok lain adalah Robert Barron dari Inggris yang tahun 1778 menemukan kunci lever-tumbler, penyempurnaan dari kunci ward. Warga Inggris lain, Joseph Brahmah, tahun 1784 mematenkan kunci dengan anak kunci silinder. Tahun 1818 Jeremiah Chubb menyempurnakan kunci Barron menjadi kunci detektor.
Gara-gara kunci jadi ringkas, orang sekarang tak punya senjata ampuh untuk menaklukkan tamu tak diundang. Palang pintulah senjata ampuh itu.
( int agut 2000)