Kisah cinta bermula dari pertemuan tidak sengaja dalam sebuah acara pasar malam di dekat Waduk Lalung, Karanganyar kota, sekitar satu tahun lalu. Ketika itu waktu sudah petang alias mendekat malam. Suprapto datang ke lokasi pasar malam sendirian mengendarai sepeda motor. Jarak antara rumah Suprapto dengan Waduk Lalung hanya sekitar tujuh menit perjalanan menggunakan sepeda motor.
Layaknya pengunjung pasar malam, Suprapto berkeliling sembari melihat-lihat aneka permainan dan jajanan kuliner yang disuguhkan. Tidak lama setelah itu pemuda lugu tersebut bertemu dengan Sri. Kecantikan paras Sri dan kelembutan tutur katanya langsung membuat Suprapto merasa jatuh hati.
Mereka berdua kemudian berbincang berdua di tanggul sisi utara waduk. Setelah itu hubungan Suprapto dan Sri berlanjut hangat. Keduanya dikabarkan sering bertemu, sekadar untuk berbincang ringan atau beraktivitas bersama di kawasan Karanganyar kota. Bahkan keduanya diceritakan pernah berjalan-jalan dan belanja di Beteng Trade Center (BTC), Solo.
Sejumlah warga Kepuh, Lalung, mengaku kerap mendapati ada sepeda motor diparkir di dekat Sendang Sumur Bandung dan papringan. Hanya saja warga tidak melihat sang pemilik kendaraan. Usut punya usut, lokasi tersebut diduga sebagai rumah Sri, perempuan yang belakangan diduga sebagai peri atau makhluk halus penunggu sendang dan Waduk Lalung.
Yatiyem, ibu Suprapto, kepada Solopos.com Kamis (1/11/2012), mengisahkan, semasa pacaran anaknyalah yang selalu mendatangi rumah Sri. Belum pernah sekali pun Suprapto mengajak Sri main ke rumah Yatiyem. Hanya saja beberapa kali Yatiyem pernah berbincang dengan Sri melalui telepon seluler (ponsel). Termasuk membahas alasan Sri menyukai anaknya yang notabene hanya lulusan sekolah dasar (SD) dan berpembawaan lugu.
“Saat itu Sri bilang senang sama Prapto karena dia kalem, baik, tidak merokok dan minum minuman keras (miras), Bahkan dia berpesan supaya anak saya menjalankan salat lima waktu dalam sehari,” ungkap Sri mengenang perjalanan cinta anaknya. Belakangan Sri dikisahkan Suprapto sudah hamil tiga bulan. Beberapa kali Suprapto pernah mengantar Sri memeriksakan kehamilannya pada seorang bidan di kawasan Karanganyar kota. Hanya saja selama memeriksakan kehamilan, Suprapto tidak pernah ikut masuk ke ruang bidan.
Dia hanya menunggui Sri di ruang tunggu. Singkat cerita Suprapto dan Sri bersepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang lebih serius. Namun harapan Suprapto harus kandas di tengah jalan. Beberapa kerabatnya tidak berhasil menemukan alamat Sri di Kampung Kepuh, Lalung, sejak Sabtu (27/10/2012) malam. Merasa gusar, kerabat Suprapto kembali melakukan pencarian pada Minggu (28/10/2012) malam. Tapi lagi-lagi usaha mereka gagal. “Pada Selasa (30/10/2012) malam rombongan kecil dari Suruhkalang datang lagi. Tapi tidak membuahkan hasil,” cerita Yudi Suharto, tokoh masyarakat Lalung.
Masyarakat lantas mengaitkan peristiwa itu dengan cerita mistis pohon beringin tua, papringan dan Waduk Lalung. Masyarakat meyakini Sri Wahyuningsih adalah sosok makhluk halus penunggu pohon beringin. Setelah mencuatnya dugaan itu, dua hari terakhir sosok Sri tidak pernah lagi menemui Suprapto.
Suprapto Simpan Kemeja dan Sabuk Pemberian Sri
KARANGANYAR–Keluarga Suprapto, pemuda lugu asal Desa Suruhkalang, Jaten, tetap meyakini Sri Wahyuningsih adalah sosok makluk halus alias peri penunggu Waduk Lalung.
Hal itu disampaikan ibu korban, Yatiyem, dan para kerabat Suprapto, saat ditemuiSolopos.com di kediamannya, Kamis (1/11/2012). Di sisi lain, kondisi Suprapto masih merasa terguncang setelah rencana lamaran dan pernikahannya, batal.
Pihak keluarga mendorong Suprapto memperbanyak aktivitas fisik untuk melupakan musibah yang baru saja menimpanya. Kepada Solopos.com,Yatiyem mengisahkan Suprapto pernah memberikan cincin emas seberat dua gram seharga Rp375.000.
Cincin itu dibeli menggunakan uang Yatiyem. Hingga saat ini cincin tersebut diduga kuat masih dibawa oleh Sri Wahyuningsih. Sedangkan Sri hanya memberikan satu kemeja kotak-kotak dan sabuk warna hitam. “Kata anak saya kemeja dan sabuk ini dibelikan Sri di Beteng Trade Center (BTC),” akunya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar gagal menikahi Sri Wahyuningsih.
Saat akan mengirimkan hantaran, keluarga Suprapto tidak berhasil menemukan kediaman Sri Wahyuningsih–mengaku warga Kepuh RT 003/RW 013 Lalung, Karanganyar–yang berada tepat di pinggir Waduk Lalung, sejak Minggu (28/10).
Bahkan menurut Suprapto, terdapat empat mobil mewah dan beberapa sepeda motor di rumah Sri. Ironisnya, saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
Ironisnya lagi, Yatiyem, ibu dari Suprapto, telah menjual satu petak tanahnya seluas 100 meter persegi seharga Rp20 juta.
Rencananya uang hasil penjualan tanah akan digunakan untuk membiayai pernikahan anak keduanya itu. “Saya memang sudah pernah berbicara via ponsel dengan Sri. Suaranya lembut dan berbahasa sangat sopan. Sehingga tidak terpikirkan sedikit pun oleh saya kalau perempuan itu menipu,” aku dia.
Keluarga Suprapto juga telah menyiapkan barang serah-serahan berikut perhiasan dan uang tunai sebagai mahar. Kini, setelah Sri menghilang, barang-barang tersebut hanya bisa disimpan di salah satu ruang tidur rumah Suprapto. Keluarga Suprapto dan warga Kepuh, Lalung, kemudian mengaitkan kejadian tersebut dengan cerita mistis yang berkembang di Waduk Lalung.
“Warga menduga Sri adalah peri atau makhluk halus penunggu sendang pohon beringin,” ungkap Yudi Suharto diamini sejumlah warga Kepuh.
Polsek Jaten Siap Dalami Penipuan Hantu Waduk Lalung
KARANGANYAR-Jajaran Polsek Jaten, Karanganyar, ancang-ancang mendalami kasus batalnya rencana pernikahan Suprapto, 27, dengan Sri Wahyuningsih.
DiberitakanSolopos.com , Suprapto, pemuda lugu asal Desa Suruhkalang, Jaten, batal menikahi Sri Wahyuningsih, lantaran tidak berhasil menemukan alamat rumah perempuan berparas cantik dan bertutur kata lembut itu. Alamat rumahyag dimaksud ternyata setelah dicek yakni sebuah sendang di sekitar pohon beringin, Waduk Lalung.
Kapolsek Jaten, AKP Suryanto, mengakui telah mendapatkan data awal ihwal kejadian yang dialami Suprapto. Rencananya, polisi akan meminta data/keterangan seorang bidan di daerah Jungke, Karanganyar kota. Sebab menurut pengakuan Suprapto, pemuda itu kerap mengantar Sri Wahyuningsih, memeriksakan kehamilan kepada bidan tersebut.
Hanya saja hingga Kamis siang bidan dimaksud belum pulang dari menjalankan ibadah haji. Menurut AKP Suryanto, bila benar Suprapto dan Sri memeriksakan kehamilan di bidan tersebut, seharusnya ada data identitas mereka. “Makanya kami masih menunggu kepulangan bidan ini. Jadi ya tergantung data atau informasi di bidan ini nanti,” katanya, Kamis (1/11/2012).
Pernyataan berbeda disampaikan Kapolsek Karanganyar kota, AKP Joko Waluyono. Menurutnya penyelidikan terhadap kasus batalnya pernikahan Suprapto dan Sri harus atas dasar laporan korban atau anggota keluarganya. Padahal hingga Kamis sore tidak ada laporan dari pihak korban. “Prosedurnya memang seperti itu. Kami tidak bisa menyelidiki bila tidak ada laporan dari keluarga korban,” jelasnya.
Polisi Ikut Bingung Cari Alamat Hantu Waduk Lalung
KARANGANYAR—Kasus Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar gagal menikahi Sri Wahyuningsih, akhirnya mendapat perhatian Polsek Jateng dan Karanganyar Kota.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, keluarga Suprapto tidak berhasil menemukan kediaman Sri Wahyuningsih yang berada tepat di pinggir Waduk Lalung, saat mengirimkan hantaran pernikahan.
Ketika ditemui Solopos.com, Rabu (31/10/2012), Suprapto mengatakan terdapat empat mobil mewah dan beberapa sepeda motor di rumah Sri. Saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
“Warga menduga Sri adalah peri atau makhluk halus penunggu sendang pohon beringin,” ungkap Yudi Suharto, kerabat Suprapto yang juga diamini sejumlah warga Kepuh.
Peristiwa itu juga mendapat perhatian jajaran Polsek Jaten dan Karanganyar kota. Pada Selasa (30/10/2012) malam polisi dari dua Polsek itu telah mendatangi rumah Suprapto dan mengumpulkan informasi.
Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, melalui Kapolsek Karanganyar kota, AKP Joko Waluyono, membenarkan adanya informasi tersebut. Bahkan beberapa petugas polsek telah mengecek alamat yang ditunjukkan Suprapto dan keluarganya. “Tapi alamatnya hanya di pinggir Waduk Lalung, makanya kami juga bingung,” aku dia.
Setiap Telepon Suprapto, Nomor Telepon Sri Tak Muncul di Layar
–Sri Wahyuningsih, perempuan misterius yang diduga hantu penunggu Sendang Sumur Bandung di dekat Waduk Lalung, Karanganyar, selalu menggunakan ponsel saat berkomunikasi dengan Yatiyem, ibu dari Suprapto, kekasihnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Suprapto warga Suruhkalang, Karanganyar, gagal menikahi Sri yang diduga warga peri Sendang Sumur Waduk Lalung. Saat akan melamar, keluarga Suprapto tak bisa menemukan alamat Sri. Begitu dicek ternyata alamat yang dimaksud yakni pohon beringin Sendang Sumur di dekat Waduk Lalung Karanganyar.
Kendati sudah berpacaran selama satu tahun, belum pernah sekali pun Yatiyem bertemu langsung dengan calon menantunya itu. Sri hanya bertemu langsung dengan Suprapto. Informasi itu diperoleh Solopos.com berdasar penuturan Yatiyem saat ditemui di kediamannya, Kamis (1/11/2012).
Selama ini pula, dia mengisahkan, Sri selalu merahasiakan nomor ponselnya saat menghubungi Suprapto. Saat ponsel Suprapto berdering, tidak muncul nomor ponsel seluler miliknya. Sehingga selama berpacaran, Sri yang selalu menghubungi Suprapto bila akan bertemu langsung alias kopi darat.
“Biasanya Sri telepon anak saya petang hari menjelang magrib. Setelah mendapat telepon, anak saya ya langsung bergegas menuju rumah Sri. Sekitar pukul 19.00 WIB anak saya baru pulang,” urai Yatiyem. Sayangnya ponsel milik Suprapto sudah hancur tidak bersisa lantaran dibanting oleh sang pemilik.
Penasaran Hantu Lalung, Ratusan Warga Datangi Sendang
KARANGANYAR —Ratusan orang dari berbagai wilayah di Soloraya secara bergelombang mendatangi Sendang Sumur Bandung di Kampung Kepuh, Kelurahan Lalung, Karanganyar, sejak Kamis (1/11/2012) malam.
Kebetulan saat itu adalah malam Jumat kliwon dalam penanggalan Jawa. Informasi yang dihimpun Solopos.com, kedatangan orang-orang itu lantaran merasa penasaran dengan cerita batalnya pernikahan Suprapto, pemuda lugu asal Kampung Jetisnguwuh Desa Suruhkalang, Jaten, dengan Sri Wahyuningsih perempuan misterius yang diduga makluk halus penunggu sendang.
Hingga Jumat siang masih ada beberapa orang yang ingin melihat langsung sendang dimana terdapat pohon beringin tua itu. Tokoh masyarakat Lalung, Yudi Suharto, membenarkan informasi tersebut. “Kepuh, Lalung gempar. Sejak kemarin malam banyak banget yang datang ingin menyaksikan langsung Sendang Sumur Bandung. Sampai sekarang masih ada saja yang datang karena penasaran,” katanya.
Suprapto Sebut Sri Hantu Lalung Hamil Tiga Bulan
KARANGANYAR–Kasus Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar yang gagal menikahi Sri Wahyuningsih, jadi pembicaraan warga.
Sri Wahyuningsih diduga warga merupakan peri atau mahluk halus penunggu Wadung Lalung Karanganyar. Hal ini karena alamat rumah Sri yang ditunjukkan calon mempelai pria itu ternyata pohon beringin di sekitar Waduk Lalung.
Menurut pengakuan Suprapto, Sri sudah hamil tiga bulan, sehingga dia bermaksud menikahinya.
“Saya sedih dan kangen banget dengan Sri. Kemarin (Selasa) dia masih menemui saya, tapi hari ini (Rabu) tidak datang,” aku Suprapto saat ditemui Solopos.com di kediamannya, Rabu (31/10/2012)
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Warga Desa Suruhkalang, Kecamatan Jaten dan Kelurahan Lalung, Kecamatan Karanganyar kota, geger, Selasa (30/10) malam. Suprapto batal menikahi perempuan pujaan hatinya, Sri Wahyuningsih, warga Kepuh RT 003/RW 013 Lalung, Karanganyar.
Keluarga Suprapto dibuat pusing saat mencari rumah Sri yang dikabarkan sangat megah. Saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
Masyarakat Kepuh menyebut pohon beringin tersebut sebagai Sendang Sumur Bandung. Yatiyem, ibu dari Suprapto, telah menjual satu petak tanahnya seluas 100 meter persegi seharga Rp20 juta.
Rencananya uang hasil penjualan tanah akan digunakan untuk membiayai pernikahan anak keduanya itu. “Saya memang sudah pernah berbicara via ponsel dengan Sri. Suaranya lembut dan berbahasa sangat sopan. Sehingga tidak terpikirkan sedikit pun oleh saya kalau perempuan itu menipu,” aku dia.
Keluarga Suprapto juga telah menyiapkan barang serah-serahan berikut perhiasan dan uang tunai sebagai mahar.
Jajaran Polsek Jaten dan Karanganyar kota, Selasa (30/10/2012) malam, juga ikut turun tangan. Mereka mengecek alamat yang ditunjukkan keluarga Suprapto. “Tapi alamatnya hanya di pinggir Waduk Lalung, makanya kami juga bingung,” jelas Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, melalui Kapolsek Karanganyar kota, AKP Joko Waluyono.
Waduk Lalung Ramai, Polisi Jadi Bang Thoyib
KARANGANYAR –Saking banyaknya warga dari luar Kelurahan Lalung, Karanganyar, yang mendatangi Sendang Sumur Bandung di Kampung Kepuh, Lalung, membuat polisi ikut sibuk.
Sejak Kamis (2/11/2012) malam petugas Polsek Karanganyar kota dikerahkan untuk menjaga lokasi sekitar sendang dan Kampung Kepuh. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kepuh.
Pengamanan Sendang dipimpin langsung Kapolsek Karanganyar kota, AKP Joko Waluyono. Tidak main-main, pengamanan dilakukan hingga pagi hari. Informasi itu dibenarkan oleh Joko Waluyono. Kepada Solopos.com dia mengaku tidak tidur semalam suntuk gara-gara mengamankan sendang dan Kampung Kepuh.
“Peristiwa yang dialami pemuda Suruhkalang membuat Saya dan anggota Saya jadi seperti Bang Thoyib, gak pulang-pulang,” seloroh AKP Joko Waluyono kepada Solopos.com. Dia menjelaskan penjagaan di sekitar sendang dan Kepuh harus dilakukan mengingat banyaknya orang dari luar daerah yang datang.
Dalam situasi seperti itu bisa saja terjadi pelanggaran kamtibmas. Seperti pencurian atau perusakan. Lebih lanjut pada Kamis malam AKP Joko mengaku sampai membuat blokade atau penghalang jalur menuju sendang yang berada dekat Waduk Lalung. Tujuannya menghalau warga yang akan menyaksikan sendang.
Sawah Dijual, Hantaran Nikah Disiapkan
KARANGANYAR—Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar gagal menikahi Sri Wahyuningsih.
Saat akan mengirimkan hantaran, keluarga Suprapto tidak berhasil menemukan kediaman Sri Wahyuningsih yang berada tepat di pinggir Waduk Lalung, sejak Minggu (28/10).
Bahkan menurut Suprapto, terdapat empat mobil mewah dan beberapa sepeda motor di rumah Sri. Ironisnya, saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
Ironisnya lagi, Yatiyem, ibu dari Suprapto, telah menjual satu petak tanahnya seluas 100 meter persegi seharga Rp20 juta.
Rencananya uang hasil penjualan tanah akan digunakan untuk membiayai pernikahan anak keduanya itu. “Saya memang sudah pernah berbicara via ponsel dengan Sri. Suaranya lembut dan berbahasa sangat sopan. Sehingga tidak terpikirkan sedikit pun oleh saya kalau perempuan itu menipu,” aku dia.
Keluarga Suprapto juga telah menyiapkan barang serah-serahan berikut perhiasan dan uang tunai sebagai mahar. Kini, setelah Sri menghilang, barang-barang tersebut hanya bisa disimpan di salah satu ruang tidur rumah Suprapto. Keluarga Suprapto dan warga Kepuh, Lalung, kemudian mengaitkan kejadian tersebut dengan cerita mistis yang berkembang di Waduk Lalung.
“Warga menduga Sri adalah peri atau makhluk halus penunggu sendang pohon beringin,” ungkap Yudi Suharto diamini sejumlah warga Kepuh.
Polisi Ikut Bingung Cari Alamat Hantu Waduk Lalung
KARANGANYAR—Kasus Suprapto warga Dusun Jetisnguwuh RT 003/RW 004 Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar gagal menikahi Sri Wahyuningsih, akhirnya mendapat perhatian Polsek Jateng dan Karanganyar Kota.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, keluarga Suprapto tidak berhasil menemukan kediaman Sri Wahyuningsih yang berada tepat di pinggir Waduk Lalung, saat mengirimkan hantaran pernikahan.
Ketika ditemui Solopos.com, Rabu (31/10/2012), Suprapto mengatakan terdapat empat mobil mewah dan beberapa sepeda motor di rumah Sri. Saat diminta menunjukkan kediaman Sri yang dimaksudkan Suprapto, pemuda lulusan sekolah dasar (SD) itu menunjuk pohon beringin besar. Di bawah pohon beringin itu terdapat sendang.
“Warga menduga Sri adalah peri atau makhluk halus penunggu sendang pohon beringin,” ungkap Yudi Suharto, kerabat Suprapto yang juga diamini sejumlah warga Kepuh.
Peristiwa itu juga mendapat perhatian jajaran Polsek Jaten dan Karanganyar kota. Pada Selasa (30/10/2012) malam polisi dari dua Polsek itu telah mendatangi rumah Suprapto dan mengumpulkan informasi.
Kapolres Karanganyar, AKBP Nazirwan Adji Wibowo, melalui Kapolsek Karanganyar kota, AKP Joko Waluyono, membenarkan adanya informasi tersebut. Bahkan beberapa petugas polsek telah mengecek alamat yang ditunjukkan Suprapto dan keluarganya. “Tapi alamatnya hanya di pinggir Waduk Lalung, makanya kami juga bingung,” aku dia.