| Mera Naam Joker

Sabtu, 18 Desember 2010


Cross green.pngPENAFIAN: Untuk pengetahuan sahaja. Sila dapatkan nasihat doktor mengenai kesihatan anda.
Bahan dalam laman ini tidak bertujuan menggantikan jagaan profesional, khidmat nasihat, diagnosis atau rawatan doktor. Laman ini tidak mempunyai jawapan kepada semua masalah. Jawapan kepada masalah umum mungkin tiada kaitan kepada anda. Sekiranya anda menyedari simptom kesihatan atau jatuh sakit, anda perlu menghubungi doktor bagi rawatan lanjut.

Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Batuk terjadi karena rangsangan tertentu, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.Akut dan Kronis
Batuk dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu batuk akut dan batuk kronis, keduanya dikelompokkan berdasarkan waktu.
Batuk akut adalah batuk yang berlangsung kurang dari 14 hari, serta dalam 1 episode. Bila batuk sudah lebih dari 14 hari atau terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut, disebut batuk kronis atau batuk kronis berulang.
Batuk kronis berulang yang sering menyerang anak-anak adalah karena asma, tuberkolosis (TB), dan pertusis (batuk rejan/batuk 100 hari). Pertusis adalah batuk kronis yang disebabkan oleh kuman Bordetella pertussis. Pertussis dapat dicegah dengan imunisasi DPT.

Ada beberapa macam penyebab batuk :

  1. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu.
  2. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
  3. Alergi
  4. Asma atau tuberculosis
  5. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
  6. Tersedak akibat minum susu
  7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar
  8. Batuk Psikogenik. Batuk ini banyak diakibatkan karena masalah emosi dan psikologis.

Penyebab Batuk

Batuk sebenarnya merupakan bentuk reaksi tubuh untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Benda asing yang dimaksud bisa berupa debu, lendir, atau benda asing lainnya. Ini sebenarnya merupakan reaksi normal dan berfungsi untuk melindungi diri kita.
Batuk merupakan pengusiran udara secara kasar untuk membersihkan paru-paru dari zat yang berbahaya ketika saluran pernapasan mulai terganggu. Batuk dapat pula menjadi upaya yang disengaja untuk membersihkan tenggorokan. Namun, yang perlu diingat, batuk dapat menyebarkan kuman yang menyebabkan penyakit.
Batuk ringan yang umum menimpa kita adalah batuk karena masuk angin atau batuk gejala influenza yang biasanya terjadinya saat perubahan musim. Batuk seperti ini biasanya tidak lama, setelah cukup beristirahat atau minum obat bebas di pasaran, gejalanya akan mereda dan hilang.

Penyakit Penyebab Batuk

Tetapi, bila batuk tidak sembuh-sembuh dalam jangka waktu yang lama, mungkin penyebab batuk tersebut merupakan penyakit yang perlu diwaspadai. Seperti bersin, batuk juga bisa menyebarkan penyakit. Berikut ini beberapa penyakit yang sering dicirikan oleh batuk.
  • TBC (Tuberkolosis / TB)

    Penyakit ini menyerang paru-paru dan menular. Merupakan penyakit yang mematikan bila tidak segera diobati atau tidak rutin mengobatinya. Penderitanya akan mengalami batuk yang cukup sering baik pada waktu siang maupun malam. Ciri lain adalah tubuh penderita yang semakin kurus. TB tidak hanya menyerang orang dewasa, karena banyak ditemukan anak-anak yang terjangkit penyakit ini.
  • Asma

    Asma merupakan penyakit karena adanya penyempitan pada saluran pernapasan. Pemicunya bisa bermacam-macam dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Beberapa pemicu asma adalah debu, udara dingin, dan asap. Kenali pemicunya agar sebisa mungkin bisa dicegah serangan asma pada penderita. Gejala yang biasa timbul adalah batuk atau sesak nafas akan meningkat pada malam hari. Penyakit ini merupakan penyakit kambuhan, maka untuk penderita asma sebaiknya selalu disiapkan pelega pernafasan mirip inhaler yang dapat dihisap setiap saat.
  • Pneumonia

    Bagian yang diserang pada penyakit ini adalah paru-paru. Biasa dikenal dengan istilah paru-paru basah, karena bila terserang penyakit ini, paru-paru menjadi radang dan terinfeksi dan mengakibatkan pada paru-paru terdapat air atau lendir. Selain batuk-batuk, gejala lainnya adalah demam tinggi dan menggigil. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit agar segera ditangani.
  • Pertusis

    Pertusis dikenal juga sebagai batuk rejan. Batuk ini disebabkan bakteri jahat yang menyebabkan infeksi paru-paru. Ciri pada batuk terus menerus selama beberapa kali dan diakhiri dengan nafas terengah-engah. Batuk ini berbahaya bila menimpa anak kecil atau bayi, karena batuk yang terus menerus dan panjang dapat menyebabkan mereka kekurangan oksigen. Batuk yang dikenal juga dengan batuk rejan atau batuk 100 hari ini menular ketika percikan cairan hidung atau mulut orang yang terinfeksi penyakit ini mengenai orang lain yang selanjutnya dapat terinfeksi pula.
  • Bronkitis

    Penyakit ini disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran udara kecil paru-paru. Bila terkena penyakit ini, penderita akan batuk disertai suara seperti bersiul saat bernafas.
Jangan sepelekan bila batuk dialami terus-menerus. Segera konsultasikan ke dokter atau rumah sakit untuk mengetahui lebih jelas penyebab batuk tersebut. Membiarkan terlalu lama tanpa mendapat pengobatan yang tepat akan memperparah keadaan penderita. Selain itu, kebanyakan penyakit yang menyebabkan batuk bersifat menular sehingga dapat membuat anggota keluarga atau orang-orang yang ada di dekatnya terkena penyakit juga.

Penyebab Batuk dan Tips Pengobatannya



Batuk ternyata merupakan salah satu sistem pertahanan untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh. Tetapi, tentu saja, ada juga batuk yang merupakan gejala penyakit serius.Pergantian musim penghujan ke musim kemarau mudah membuat kita terserang batuk. Sungguh menyiksa jika batuk sudah menyerang. Tak heran jika banyak orang menganggap batuk sebagai gejala penyakit yang harus segera ditangani. Orang tua yang anaknya terserang batuk pasti langsung berusaha mencari obat untuk mengobati batuk putra-putrinya. Padahal, menurut Dr. dr. H. Muljono Wirjodiardjo, Sp.A, Ph.D, tak selamanya batuk itu buruk.
"Batuk tidak selalu harus dimusuhi, karena secara fisiologis, batuk sebetulnya merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh," lanjut Muljono. Yang harus diperhatikan adalah penyebab batuk dan dalam keadaan bagaimana batuk terjadi.
Batuk terjadi di saluran napas, yang dibagi menjadi saluran napas bagian atas dan saluran napas bagian bawah. Ketika terjadi gangguan pada saluran napas bagian atas misalnya, maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan dengan bersin atau batuk. Sementara gangguan pada saluran napas bagian bawah biasanya akan membuat tubuh melakukan refleks dengan batuk.
Dilihat dari mekanismenya, batuk dan bersin memiliki mekanisme yang sama dengan bernapas, yaitu menghirup (inspirasi) dan mengeluarkan napas (ekspirasi). "Batuk sebetulnya adalah letupan atau ledakan ekspirasi, begitu pun bersin. Bedanya, kalau batuk, waktunya sangat singkat dan udara yang keluar dari paru-paru sangat cepat, sementara inspirasi bisa kita atur, mau lambat atau cepat."
Udara yang keluar dari paru-paru akibat batuk akan membuat segala sesuatu yang menghambat di saluran napas terbuang keluar. "Terutama benda asing, cairan, atau lendir, sehingga saluran napas jadi bersih. Oleh karena itu, terkadang batuk justru diperlukan untuk membuang semua yang menyumbat saluran napas. Yang berbahaya justru jika benda yang menghambat saluran napas tidak bisa dikeluarkan lewat mekanisme batuk," ujar spesialis paru anak dari RSI Bintaro ini melanjutkan.

BATUK PENYAKIT
Berbeda dengan batuk "biasa" yang masih dalam batas toleransi, ada juga batuk yang merupakan gejala penyakit. "Kalau batuknya sangat sering, tidak menghiraukan waktu, siang malam batuk, bisa jadi itu merupakan gejala penyakit. Ini yang harus dikendalikan."Batuk bisa terjadi akibat adanya rangsangan di saluran napas, tapi ada juga batuk yang disebabkan oleh adanya kelainan pada tubuh itu sendiri. "Jadi, bukan akibat adanya rangsangan, melainkan karena ada kelainan pada tubuh," kata Muljono. Batuk akibat adanya rangsangan misalnya batuk karena alergi, karena debu atau udara kotor, atau karena bau-bauan yang menyengat.Batuk bisa juga terjadi akibat kelainan atau penyakit yang terjadi di saluran pernapasan. Contohnya TBC, penyempitan saluran napas, atau penyakit paru yang lain. Jika batuk terjadi karena TBC, kuman-kuman TBC yang ada di paru-paru akan tersembur keluar dan menular ke orang lain. Ada juga batuk akibat adanya gangguan otak (sistem saraf pusat). "Pernapasan, kan, dikontrol oleh otak juga."Pada bayi, batuk bisa merupakan gejala alergi, baik alergi susu maupun debu. Bisa juga batuk karena infeksi virus dan adanya aliran balik isi lambung ke arah jalan napas (gastroesofageal reflux), terutama anak yang mempunyai masalah pencernaan.Pada balita, yang paling sering adalah batuk karena alergi yang menyangkut alat pernapasan atas, yakni hidung, telinga, dan tenggorokan. Contohnya sinusitis dan asma. "Pada penderita sinusitis, rongga akan selalu mengeluarkan lendir yang tidak mengalir ke hidung melainkan ke tenggorokan. Ini yang menyebabkan batuk."Yang belakangan juga banyak menyerang anak adalah batuk 100 hari atau pertusis. "Cirinya, batuknya kering dan berkali-kali."

JENIS OBAT BATUK
Penanganan batuk harus disesuaikan dengan penyebabnya. "Apakah karena alergi, infeksi virus, atau kelainan fisiologis lain," kata Muljono. Untuk pertolongan pertama, pemberian obat bebas boleh-boleh saja. "Tapi sekali anak sudah batuk berdahak, sebaiknya segera bawa ke dokter untuk membedakan, apakah hanya flu biasa atau ada faktor alergi."
Beberapa zat yang biasanya terdapat dalam obat batuk di antaranya adalah antitusif untuk menekan batuk dan dekongestan (melegakan jalan napas), pengencer lendir, atau kombinasi. Dekongestan umumnya membantu melebarkan saluran napas atas dengan jalan mengurangi oedema (pembengkakan saluran napas di hidung).
Salah satu jenis obat batuk yang sejak dulu populer adalah obat batuk hitam (OBH). "Untuk batuk ringan, OBH atau obat batuk putih generik bisa digunakan." Sementara beberapa obat batuk yang dijual bebas sebetulnya tidak begitu dianjurkan untuk anak-anak, khususnya obat-obat batuk yang sudah ditambah dengan berbagai inovasi.
Pemakaian obat batuk yang mengandung pengencer lendir sebaiknya juga harus hati-hati, khususnya untuk anak kecil yang otot-otot pernapasannya masih lemah. "Pemakaian yang terlalu lama sebetulnya tidak baik, karena lendir yang mengencer malah akan memenuhi saluran napas, sehingga anak mengalami sesak napas. Jika tidak diimbangi tindakan fisioterapi, seperti menepuk-nepuk punggung, maka pemakaian obat batuk yang mengandung pengencer lendir pada bayi atau anak malah bisa sangat berbahaya."Yang harus diwaspadai, lanjut Muljono, "Ada obat batuk yang mengandung zat-zat yang bisa memengaruhi kerja otak dan meredam susunan saraf pusat, misalnya kodein. Obat-obatan ini biasanya jenis yang mengandung narkotika, jadi sebaiknya tidak dipilih. Untuk penderita asma, pemakaian obat-obat ini memang akan menghilangkan batuk, tapi saluran napas yang justru akan tersumbat oleh sekresi," kata Muljono.

HINDARI BENDA KECIL
Waspada jika Anda memiliki putra/putri yang masih kecil. Anak usia 1-2 tahun harus dihindarkan dari kemasukan benda asing di saluran napas atas (hidung). "Anak-anak kecil sering memasukkan benda-benda kecil, misalnya misalnya tisu, mainan dari plastik, kacang, atau baterai kancing ke dalam hidung mereka. Karena basah oleh ingus, biji atau benda yang dimasukkan ke lubang hidung tadi akan membesar, sehingga tidak bisa keluar. Akibatnya, terjadi infeksi," kat Muljono.

Infeksi ini akan membuat anak mimisan dan mengeluarkan nanah yang berbau. Ini biasanya akan membuat anak batuk terus-terusan. Terkadang, anak yang masih kecil tidak bisa mengatakan apa yang ia rasakan, tahu-tahu sudah berdarah. "Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tidak sembarangan maneruh atau membuang benda-benda kecil."

BACA LABEL OBAT
a.. Pada keadaan darurat, misalnya tengah malam, anak batuk, cara-cara tradisional bisa dilakukan. Misalnya, mengolesi dada dengan minyak telon, minyak kayu putih, atau bawang. "Cara ini bisa membantu, tapi harus hati-hati karena ada efek sampingnya, misalnya iritasi kulit. Cara yang lebih baik adalah dengan menggunakan uap panas yang diberi Vicks, yang mempunyai efek melegakan napas," kata Muljono.
b.. Sebelum membeli obat batuk di toko obat atau apotek, pilih obat yang sesuai dengan batuk yang dialami anak. "Sebutkan keluhan sesuai usia. Sebetulnya, asal kita membaca dengan teliti petunjuk pada label obat, umumnya aman-aman saja, kok." Yang juga diperhitungkan adalah mana yang lebih diutamakan, batuknya atau mengencerkan lendirnya. "Kadang, batuk tidak boleh ditekan karena justru sangat berguna. Kalau batuk ditekan dan anak tidak batuk, bisa-bisa anak malah sesak karena lendir."
c.. Lebih baik ke apotek, karena di apotek ada apoteker yang lebih tahu tentang obat ketimbang tukang obat.
d.. Jika anak tak juga sembuh selewat seminggu, sebaiknya segera pergi ke dokter untuk dicari penyebab batuk.
e.. Jangan terlalu percaya atau fanatik terhadap satu jenis obat batuk saja. "Asal anak batuk, lalu diberi obat tersebut. Bisa jadi, suatu ketika obat itu tak lagi manjur, karena mungkin jenis batuk anak kali ini berbeda. Jangan juga "meneruskan" tradisi memberikan obat tertentu kepada anak berikutnya. "Setiap anak, kan, mempunyai sifat tersendiri," kata Muljono
 

Madu, Obat Batuk Alami


Teringat saat masih kecil terserang batuk, orang tua pasti ikut tidak bisa tidur. Siapa yang tega melihat anaknya terus terbatuk-batuk di malam hari? Ibu selalu memberi obat yang manjur untuk meredakan batuk, cukup sederhana yaitu madu. Jika dibandingkan dengan obat batuk berbentuk sirup yang umum dijual dipasaran atau membiarkan anaknya terbatuk-batuk semalaman, madu terbukti lebih baik.
Satu sendok madu diketahui dapat membantu meredakan batuk anak dimalam hari dan membantu mereka tidur lebih nyenyak, begitu dimuat dalam Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine , edisi Desember 2007.
Madu digunakan diseluruh dunia sebagai pengobatan tradisional untuk batuk, dan merupakan alternatif yang aman dan efektif sebagai obat batuk.

Ada beberapa alasan madu dapat menyembuhkan batuk : kualitas sirup madu yang manis melegakan tenggorokan, sementara unsur antioksidan madu juga merupakan salah satu faktor pereda batuk. Selain itu, madu memiliki efek antimikroba.
Tetapi perlu dicatat pula, bahwa madu tidak disarankan untuk bayi berusia di bawah satu tahun, karena risiko langka namun serius yang dapat menyebabkan sejenis keracunan makanan yaitu botulisme. Tetapi untuk anak-anak yang lebih besar, pada umumnya madu cukup aman digunakan. Mengenai dosis penggunaanya sesuai dengan rekomendasi obat batuk biasa :
  • 2-5 tahun : ½ sendok teh,
  • 6-11 tahun : 1 sendok teh,
  • 12 tahun ke atas : 2 sendok teh.
Kalau saja dapat memberikan manfaat, kenapa tidak untuk dicobanya. Mengenai khasiat dan efektif tidaknya, wallahualam.

Batuk 100 Hari yang Susah Sembuh


Ketika terkena batuk ada orang yang harus mengalaminya sampai berbulan-bulan atau dikenal dengan batuk 100 hari. Seperti apa batuk 100 hari itu? Benarkah batuk ini bisa hilang sendiri tanpa diobati?
Batuk 100 hari biasanya dikenal dengan istilah batuk rejan dan dalam bahasa medis disebut sebagai penyakit pertussis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis, bakteri ini dapat menular dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui udara atau dahak yang dikeluarkan oleh pasien.
“Bakteri ini bisa ada di lingkungan sekitar kita dan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah sangat mudah terkena infeksi bakteri ini. Sekitar 60 persen penyakit ini diderita oleh anak-anak di bawah usia 10 tahun,” ujar Dr Agus Dwi Susanto, Sp.P
Terbentuknya istilah batuk 100 hari karena sebelum ditemukannya antibiotik, perlu waktu 3 bulan atau 100 hari untuk menyembuhkannya. Tapi setelah adanya antibiotik, penyembuhannya bisa lebih cepat dan tak perlu menunggu 100 hari lagi.
Apa saja gejala yang muncul?
Gejala umum penyakit ini biasanya muncul 5-20 hari setelah orang terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Penyakit ini bisa terjadi pada bayi, anak-anak ataupun orang dewasa.
“Batuk pada penyakit pertussis ini sangat khas yaitu batuk kering yang disertai dengan tarikan napas seperti orang sesak napas, bahkan seringkali pasien tidak sempat untuk menarik napas karena batuk yang terus menerus terjadi,” ujarnya.
Bagaimana pemeriksaannya?
Biasanya dokter bagian paru akan melakukan evaluasi jika seseorang sudah mengalami batuk lebih dari 2 minggu. Untuk mendiagnosis penyakit ini dilakukan pemeriksaan suap tenggorokan dan mengambil dahaknya untuk melihat ada bakteri ini atau tidak.
Gejala pada bayi
“Penyakit ini sangat berbahaya jika terjadi pada bayi, karena ada penelitian di Inggris yang menunjukkan 1 dari 500 bayi meninggal akibat penyakit pertussis ini,” ujar dokter yang berpraktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini.
Pada bayi harus dilakukan deteksi sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Beberapa komplikasi yang muncul pada bayi:
1. Infeksi paru-paru (pneumonia) jika bakteri tersebut masuk ke paru-paru
2. Sesak napas
3. Perdarahan di mata akibat tekanan yang terjadi saat batuk terus menerus
4. Kejang akibat asupan oksigen di otak berkurang
5. Yang paling parah berakhir dengan kematian.
Namun gejala-gejala itu juga dialami orang dewasa bila mengalami komplikasi.
Mencegah Batuk 100 Hari
1. Menghindari orang yang terinfeksi
2. Segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak napas
3. Melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertussis Tetanus).
“Vaksin ini cukup signifikan untuk mencegah pertussis, berdasarkan penelitian di Inggris sebelum ada vaksin kasus kejadiannya 200.000/tahun, tapi setelah ada vaksin hanya 2.000 kasus/tahun,” ungkapnya.
Jadi, penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya bantuan obat seperti antibiotik. Deteksi penyakit sedini mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi pada bayi dan juga orang dewasa.
Saat ini hanya penyakit batuk 100 hari saja yang ada istilah medisnya tapi untuk batuk 30 hari tidak ada dalam kamus kedokteran.

Cara Mengobati Batuk berdahak atau Sakit Tenggorokan

Disini saya akan menuliskan atau memuat tentang cara meramu atau membuat obat alami untuk mengobati sakit tenggorokan atau batuk berdahak.

Bahan :
- 1 Buah jeruk Nipis
- 1/2 sendok teh Kecap manis

cara membuat :
Pertama-tama mencuci jeruk nipis kemudian iris jeruk nipis tadi menjadi dua bagian lalu diperas untuk diambil airnya kemudian simpan disendok makan lalu campurkan dengan kecap manis kemudian dikonsumsi.
(untuk satu kali minum/satu kali pakai)

aturan minumnya :
sebaiknya disaat meminumnya jangan seperti meminum air langsung ditelan namun ini dilakukan secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit dan usahakan tersimpan ditenggorokan dengan tujuan air sari jeruk nipin tadi mengenai daerah yang sakit.
selama proses pengobatan sebaiknya hindari mengkonsumsi Es dan sejenisnya, makanan yang mengandung santan dan yang mengandung minyak.

Silakan mencoba.

Penyakit Batuk Kering

Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Lompat ke: pandu arah, gelintar


Batuk kering atau Tuberkulosis adalah jangkitan bakterium Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya menyerang paru-paru (TB pulmonari ) juga mampu menyerang sistem saraf tunjang (meningitis), sistem limfatik, sistem peredaran atau "circulatory system" (TB miliari ), sistem genitourinari, tulang, sendi dan lain-lain.
Di Malaysia, seramai 15,852 orang dilaporkan menghidap penyakit batuk kering di negara ini pada 2003 iaitu bersamaan dengan kadar insiden sebanyak 64 kes bagi setiap 100,000 penduduk menurut lapuran Timbalan Menteri Kesihatan Datuk Dr. Abdul Latiff Ahmad. Secara umumnya, terdapat penurunan trend kadar insiden batuk kering di Malaysia iaitu pada kadar dua peratus setahun sejak sepuluh tahun lepas.
Gambar besar kultur Mycobacterium tuberculosis
Sabah dan Sarawak pula menunjukkan kadar penurunan yang ketara iaitu hampir lima peratus setahun dalam tempoh yang sama, katanya semasa menjawab soalan asal dan tambahan Dr. Mohamed Hayati Othman (Pas-Pendang) pada persidangan Dewan Rakyat di sini hari ini.
Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) juga mendapati imunisasi BCG yang diberikan kepada bayi baru lahir tidak memberi perlindungan sepenuhnya terhadap jangkitan batuk kering. Imunisasi BCG hanya melindungi kanak-kanak daripada mendapat penyakit batuk kering yang teruk. Apabila kanak-kanak meningkat dewasa, risiko jangkitan ini adalah sama dengan orang dewasa lain yang tidak mendapat imunisasi BCG.
WHO menetapkan dua sasaran utama menjelang 2005 iaitu mengesan sekurang-kurangnya 70 peratus kes baru batuk kering kahak positif dalam masyarakat dan menyembuhkan sekurang-kurangnya 85 peratus daripada mereka yang dikesan. Malaysia telah mencapai sasaran ini sejak tahun 2002.
Adalah sukar untuk menentukan bilakah penyakit batuk kering dapat dihapuskan di Malaysia ini memandangkan banyak faktor yang menyumbang kepada kemunculan semula penyakit ini, antaranya termasuk :-
  • Pendatang asing secara haram tidak disaring daripada penyakit ini.
  • Pesakit lambat atau tidak mendapatkan rawatan kerana jahil tentang penyakit ini.
Kementerian Kesihatan khususnya bahagian kawalan penyakit berjangkit sentiasa berusaha secara intensif untuk membasmikan semua penyakit berjangkit daripada terus menular di Malaysia.
Mengikut turutan penyakit berjangkit dunia, penyakit tibi berada di tangga ketujuh dan ia tidak pernah berubah sejak tahun 1990.
Comments
0 Comments