Superman adalah Yahudi Freemason. Pertama,
Logonya berbentuk seperti pentagram. Bentuk ini disukai oleh masyarakat
AS sehingga dipakai di bangunan Pentagon. Huruf 'S' dalam perisainya
bisa berarti Samiri atau Son of God, 666 (six, six, six), atau ular (snake), yang juga merupakan lambang setan. Perhatikan kedua gambar ini.
Kedua gambar ini berbentuk segi lima atau pentagram, bentuk yang disukai oleh penganut Freemason. Pentagon/pentagram adalah simbol keadidayaan Amerika.
Kedua, Superman dikenal juga dengan nama
Kal-El. Nama ini berasal dari bahasa Ibrani yang berarti suara Tuhan.
Ayahnya bernama Jor-El yang berarti ketakutan/penghormatan terhadap
Tuhan. Semua keluarga berakhiran dengan kata El. Kata El dalam Ibrani
berarti Tuhan. Makanya kalau di khazanah muslim kita mengenal akhiran
Lloh, misalnya Abdullah, Saifullah, Nasrullah, dst. Di Bani Israel
dikenal nama-nama yang berakhiran -el seperti misalnya Ariel, Samuel,
Israel, dst.
Ketiga, gambaran Superman sebagai
pahlawan paling unggul adalah cerminan Bangsa Yahudi yang menganggap
dirinya sebagai bangsa pilihan dan paling hebat di antara bangsa-bangsa
lainnya. Dalam komik maupun filmnya, tokoh ini memiliki kekuatan
penglihatan sinar X (X-ray vision) yang membuatnya dapat melihat tembus pandang. Ini adalah refleksi dari all-seeing eye alias si mata satu di puncak piramida Illuminati. Ia juga punya kekuatan super hearing yang dapat mendengar sejauh 5000 mill. Ini mengingatkan kita atas keterlibatan Freemason dengan dinas intelijen M16 dan CIA.
Keempat, penyamarannya sebagai Clark Kent mendeskripsikan konspirasi Freemason yang
penuh rahasia. Dalam cerita Superman, orang-orang mungkin akan tertawa
jika diberitahu bahwa Clark Kent adalah Superman. Dalam kehidupan nyata,
orang-orang akan tertawa bila diberitahu tentang kebenaran adanya Freemason/Illuminati.
Buktinya, Anda mungkin tidak percaya bahwa Lady Gaga, Britney Spears,
Rihanna, dan Beyonce adalah penganut Illuminati meskipun telah
ditunjukkan bukti-buktinya. Ada kesamaan, bukan?
Kelima, Superman adalah anak dari planet
lain di langit sana yang turun ke bumi untuk memperbaiki bumi. Konsepsi
ini mirip konsep anak tuhan berwujud manusia yang berlaku dalam
agama-agama primitif sejak dari jaman sebelum Masehi. Seperti misalnya
mitologi-mitologi anak-anak dewa di Mesopotamia, Mesir dan Yunani, yang
kemudian diserap oleh agama-agama berikutnya seperti Yahudi yang
menyebut Uzair anak Allah dan Yesus yang dianggap anak Allah. Konsep ini
beranalogi dengan the Fallen Angel yang diturunkan ke bumi karena tidak mau sujud di depan Nabi Adam. The Fallen Angel adalah nama lain dari Antichrist atau Dajjal. Saya kemudian bersimpulan, "Berarti selama ini gue mengidolakan sosok Dajjal dong." Itu sebabnya saya memutuskan berhenti mengidolakan Superman.
Bagi sebagian besar orang, mengidolakan
seorang tokoh adalah hal yang sepele. Namun, perlu diketahui bahwa
kekaguman terhadap tokoh fiktif akan menimbulkan dampak buruk.
- Pola pikir fiktif
Saat masih menjadi anggota komunitas pecinta superhero, saya melihat teman-teman saya selalu berbicara mengenai superhero. Saat berdiskusi, mereka berbicara soal superhero. Saat bercanda, mereka juga berbicara soal superhero. Foto-foto yang mereka unggah pun juga berkaitan dengansuperhero.
Bahkan ketika sang pahlawan berulang tahun, mereka dengan senang hati
merayakannya meskipun tahu bahwa tokoh kesayangannya tidak ada dalam
dunia nyata. Saya teringat dalam sebuah forum. Ada seseorang bertanya
seperti ini, "Lois Lane meninggalnya kapan?". Ada pula menanyakan,
"Superman sama Wonder Woman pacaran atau enggak sih?".
Anda mungkin teringat tentang Herbert Chavez, warga desa di Filipina
yang rela operasi plastik agar wajahnya mirip dengan Superman.
Ia kini sudah berusia sekitar 35 tahun.
Kekagumannya terhadap Superman membuatnya seperti kehilangan akal sehat
sehingga mau betindak bodoh. Anda tentu tidak mau ketika anak Anda
dewasa, ia malah menyia-nyiakan akalnya dengan berpikir secara fiktif.
Misalnya, ada peristiwa pengeboman di sebuah hotel. Disinyalir pelakunya
adalah kelompok teroris. Anda sedang berada dekat lokasi kejadian
bersama anak Anda. Namun, anak Anda malah berpikir seperti ini, "Tenang aja, Ma. Kan, ada para Avengers. Mereka nanti pasti datang kok buat numpasin para teroris." *Gubrak* Capeee deh....!!
- Kemerosotan Moral
Tokoh-tokoh superhero sangat
identik dengan wanita yang cantik dan seksi. Spiderman (Peter Parker),
misalnya, dipasangkan dengan Gwen Stacey dan Mary Jane. Keduanya
digambarkan sebagai wanita cantik, mempesona, dan seksi. Superman (Clark
Kent), walaupun digambarkan sebagai laki-laki yang setia, dikelilingi
oleh wanita-wanita cantik semasa hidupnya. Saat masih remaja, ia
berpacaran dengan Lana Lang. Ketika bekerja, ia bermitra dan berkencan
dengan Lois Lane. Di JLA, ia dekat dengan Wonder Woman (Diana Prince).
Ia bertemu sepupunya dari Krypton bernama Kara Zor-El (Supergirl). Di
serial Smallville, Clark Kent bersahabat dengan Chloe Sullivan, dan
pernah berciuman dengan Maxima, seorang wanita yang datang dari galaksi
lain. Wanita-wanita ini digambarkan sebagai wanita yang cantik, seksi,
dan mempesona, baik dalam komik maupun film.
Bruce Wayne (Batman) adalah seorangplayboy, yang suka gonta-ganti wanita. Tentunya, sebagaiplayboy, ia lebih suka bersama wanita cantik dan seksi. Itu sebabnya banyak pecinta superheroyang
suka melirik dan menggoda wanita cantik. Di acara seperti Toys Fair,
wanita berparas cantik dan seksi sudah seperti aksesoris. Mereka tampil,
berkumpul, dan berfoto dengan para lelaki yang bukan mahramnya.
Padahal, dalam Islam, laki-laki dan perempuan dilarang berikthtilat
(bercampur-baur) untuk menghindari perzinaan, kecuali jual-beli,
keperluan medis, keperluan akademik (belajar-mengajar). Makanya, tidak
heran di pesantren maupun LDK, ada pemisahan antara ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan). Selain daripada itu, wanita diharamkan menggunakan pesona kecantikannya untuk tujuan komersial.
Tak hanya itu, cerita superhero juga
identik dengan kekerasan. Maka, dikhawatirkan anak Anda akan melakukan
kekerasan karena meniru adegan kekerasan yang dilakukan oleh superherokesayangannya. Sebagaimana kita ketahui, tokoh idola akan menjadi panutan bagi para penggemarnya.
- Sikap jauh dari nilai agama
Amerika Serikat adalah negara liberal.
Tokoh-tokoh fiktif seperti Batman, Superman, Flash, Spiderman, Wonder
Woman, dsb adalah buatan AS. Tentunya, tokoh-tokoh ini telah disusupi
dengan ajaran-ajaran liberalisme dan simbol-simbol Illuminati yang
mungkin tidak disadari oleh penggemarnya selama ini.
Anda mungkin pernah mendengar berita mengejutkan bahwa Green Lantern digambarkan sebagai pelaku homoseks atau gay.
Dalam komiknya, ia terlihat berciuman dengan pacar sesama jenisnya.
Dalam komik X-Men, terlihat juga seorang tokoh laki-laki mutant yang
menikah dengan sesama jenisnya. Pernikahannya disambut hangat oleh para
X-Men. Coba Anda bayangkan bagaimana tokoh-tokoh fiktif ini merusak
mental generasi muda.
Saya menyampaikan informasi ini untuk
para sobat yang nantinya akan menjadi ayah/ibu atau para sobat maupun
kerabat yang sudah menikah. Dunia hiburan saat ini sangat membahayakan
bagi anak-anak bila kita tidak waspada. Banyak tokoh Islami yang lebih
layak dijadikan idola seperti Baginda Rasul SAW dan para sahabatnya.
Pejuang-pejuang Islam (seperti Salahudin Al-Ayyubi, Muhammad Al-Fatih
(sang penakluk Konstantinopel, yang saat ini dikenal sebagai Istanbul
Turki)) serta ilmuwan-ilmuwan Islam (seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun,
al-Farabi, dll) juga layak dijadikan idola. Arahkan anak Anda pada
tokoh-tokoh Islam supaya dia mencintai agamanya dari kecil.