| Mera Naam Joker: Inilah Jejak Nabi di Hari ‘Ied

Minggu, 19 Agustus 2012

Inilah Jejak Nabi di Hari ‘Ied



Bayangkan apa yang terjadi jika Anda bisa merayakan Idul fitri bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Menyenangkan dan menggembirakan, bukan?
Dengan membaca dan mempraktekkan petunjuk dan bimbingan beliau dalam beridul fitri, seolah-olah Anda telah beridul fitri bersama  beliau.
Lantas, apa saja petunjuk beliau dalam menjalankan ibadah di hari yang mulia itu?
Simak uraian berikut. Perlahan.. sedikit demi sedikit:
1. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan seluruh umatnya untuk menyemarakkan hari besar ini dengan menghadiri shalat Ied tanpa terkecuali.
Ummu Athiyyah رضي الله عنها  berkata:
أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
“Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan kami untuk mengeluarkan para gadis, wanita haid serta wanita pingitan (menuju lapangan shalat Ied)di waktu Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun wanita haid mereka tidak melaksanakan shalat Ied akan tetapi menyaksikan kebaikan dan doa kaum muslimin ketika itu. Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak mempunyai jilbab. Beliau pun bersabda, ‘Hendaknya saudarinya meminjamkan jilbab untuknya. ” (HR. Bukhari no. 928 dan Muslim no. 1475 dan hadits ini redaksi Muslim Maktabah Syamilah)
Kalau para wanita yang tidak bisa melaksanakan shalat karena memiliki udzur (haid) saja diperintahkan untuk menyaksikan dan menghadiri shalat Ied (meskipun tidak shalat), lantas bagaimana dengan para pria yang masih segar bugar?!
2. Beliau pun memakai pakaian yang paling bagus ketika itu…
Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata:
« كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يلبس يوم العيد بردة حمراء »
“Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memakai burdah berwarna merah di hari ‘Ied. ” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath no.7824 Maktabah Syamilah)
Suatu hari Umar bin Khaththab رضي الله عنه membawa pakaian kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ seraya berkata:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالْوُفُودِ
“Wahai Rasulullah, belilah ini dan pakailah itu untuk hari ‘Ied dan ketika menemui para tamu. ” (HR. Bukhari no. 896 dan Muslim no. 3853 Maktabah Syamilah)
Hadits ini menunjukkan bahwa berhias dan memakai pakaian yang paling baik ketika hari ‘Ied merupakan sesuatu yang disyariatkan. Sebab, seandainya itu tidak disyariatkan, tentu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengingkari perkataan Umar tersebut.
Inilah sunnah Nabi. Dan sunnah ini dilakukan pula oleh para sahabatnya. Di antaranya sahabat Nabi, Abdullah bin Umar رضي الله عنهما .
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:
رَوَى اِبْن أَبِي اَلدُّنْيَا وَالْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ إِلَى اِبْن عُمَر أَنَّهُ كَانَ يَلْبَسُ أَحْسَنَ ثِيَابِهِ فِي اَلْعِيدَيْنِ .
“Ibnu Abid Dunya dan Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad yang shahih bahwasanya Ibnu Umar memakai pakaian paling bagus yang ia miliki di hari Idul Fitri dan Idul Adha. ” (Fathulbari juz 3 hal. 369 Maktabah Syamilah)
Tapi…ada yang perlu dicamkan. Yang sunnah di sini memakai pakaian yang paling bagus, bukan paling baru. Belum tentu yang paling bagus artinya paling baru. Pakaian paling baik belum tentu pakaian yang baru dibeli dari Mall dan baru dibeli menjelang lebaran.
*Kalau memang memakai pakaian yang paling bagus merupakan perkara sunnah dan disyariatkan, bagaimana dengan mandi sebelum menunaikan shalat Idul Fitri?
Tak ada riwayat yang menerangkan bahwa beliau melakukan itu. Hanya saja Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang mandi yang disyariatkan. Beliau menjawab:
يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَيَوْمَ عَرَفَةَ ، وَيَوْمَ النَّحْرِ ، وَيَوْمَ الْفِطْرِ.
“Mandi di hari jumat, hari Arafah, hari penyembelihan hewan kurban (Idul Adha) dan hari Idul Fitri. “(HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no.6343 Maktabah Syamilah)
Dan itu yang dilakukan sebagian sahabat Nabi:
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’ bahwasanya Abdullah bin Umar mandi di hari Idul Fitri sebelum berangkat ke tanah lapang untuk menunaikan shalat. (HR. Malik dalam Al-Muwaththa no.384 dan Abdurrazaq dalam Al-Mushonnaf no. 5753 Maktabah Syamilah)
3. Beliau tidak lupa makan sebelum pergi menunaikan shalat Idul Fitri
Anas bin Malik رضي الله عنه berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
“Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak berangkat untuk menunaikan shalat Idul Fitri melainkan setelah memakan beberapa kurma. ” (HR. Bukhari no. 900 Maktabah Syamilah)
Itu dalam Idul Fitri. Kalau dalam Idul Adha?
Buraidah رضي الله عنه berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ
“Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidaklah keluar untuk menunaikan shalat Idul Fitri melainkan setelah memakan terlebih dahulu dan beliau tidaklah makan di hari Idul Adha melainkan setelah menunaikan shalat terlebih dahulu. ” (HR. Tirmidzi no. 497 dan Ibnu Majah no. 1744 Maktabah Syamilah)
4. Beliau mengambil rute yang berbeda antara berangkat dan pulang dari menunaikan shalat Ied.
Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
“Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di hari Ied mengambil jalan yang berbeda antara berangkat dan pulang. ” (HR. Bukhari no. 933 Maktabah Syamilah)
5. Sambil berjalan menuju tanah lapang beliau pun bertakbir…
عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ : أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَخْرُجُ فِى الْعِيدَيْنِ مَعَ الْفَضْلِ بْنِ عَبَّاسٍ ، وَعَبْدِ اللَّهِ ، وَالْعَبَّاسِ ، وَعَلِىٍّ ، وَجَعْفَرٍ ، وَالْحَسَنِ ، وَالْحُسَيْنِ ، وَأُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ ، وَزِيدِ بْنِ حَارِثَةَ ، وَأَيْمَنَ ابْنِ أُمِّ أَيْمَنَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ رَافِعًا صَوْتَهُ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ
Dari Nafi’ dari Abdullah bin Umar bahwasanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar untuk menunaikan shalat Idul Fitri dan Idul Adha bersama Al-Fadhl bin Abbas, Abdullah bin Abbas, Al-’Abbas, Ali, Ja’far, Al-Hasan, Al-Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah dan Aiman bin Ummi Aiman رضي الله عنهم sembari mengangkat suaranya mengucapkan tahlil dan takbir. (HR. Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6349 Maktabah Syamilah)
Itu beliau lakukan sebagai bentuk pengamalan terhadap firman Rabbnya tentang Idul Fitri:
“Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur. ” (QS. Al-Baqarah: 185)
Dan juga sebagai bentuk pengamalan terhadap firman Rabbnya tentang Idul Adha:
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. ” (QS. Al-Baqarah: 203)
Sampai kapan beliau mengumandangkan takbir?
عَنِ الزُّهْرِيِّ ؛ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ الْمُصَلَّى ، وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ ، فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ قَطَعَ التَّكْبِيرَ.
Dari Az-Zuhri bahwasanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar untuk menunaikan shalat Idul Fitri. Beliau bertakbir sampai mendatangi tanah lapang dan sampai selesai shalat. Apabila selesai shalat, beliau pun menghentikan takbirnya. (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf no. 5667 Maktabah Syamilah)
Hadits di atas diriwayatkan secara marfu dari Ibnu Umar dalam riwayat Al-Baihaqi (lihat hadits sebelum ini).
Itu di hari idul Fitri. Kalau Idul Adha?
Berkata Ibnu Abbas رضي الله عنهما :
يُكَبِّرُ مِنْ غَدَاةِ عَرَفَةَ إِلَى آخِرِ أَيَّامِ النَّفْرِ
“Takbir di mulai di pagi hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai akhir hari nafar (13 Dzulhijjah).” (HR. Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6504 Maktabah Syamilah)
Dan inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama dan fuqaha .
*Bagaimana cara bertakbir?
Tidak ada hadits shahih yang sampai kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang menjelaskan bentuk takbir dalam ‘Ied. Akan tetapi ada riwayat dari Ibnu Masud dan Ali bin Abi Thalib رضي الله عنهما yang menyebutkan bentuk takbir di sini.
Syarik berkata:
قُلْتُ لأَبِي إِسْحَاقَ : كَيْفَ كَانَ تَكْبِيرُ عَلِيٍّ ، وَعَبْدِ اللهِ ؟ فَقَالَ : كَانَا يَقُولاَنِ :
“Aku bertanya kepada Abu Ishaq, ‘Bagaimana takbirnya Ali dan Abdullah (bin Mas’ud) ketika Ied?  Abu Ishaq menjawab, ‘Keduanya mengucapkan:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.
“Allah Maha besar, Allah Maha besar. Tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah. Dan Allah Maha besar, Allah Maha besar. Bagi-Nya lah segala pujian. ” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf no. 5699 Maktabah Syamilah)
Adapun Ibnu Abbas رضي الله عنهما mengucapkan:
اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ اللَّهُ أَكْبَرُ وَأَجَلُّ اللَّهُ أَكْبَرُ عَلَى مَا هَدَانَا.
“Allah Maha besar, Allah Maha besar. Bagi-Nya lah segala pujian. Allah Maha Besar dan Maha Agung. Allah Maha Besar atas hidayah-Nya kepada kami.  ” (HR. Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6504 Maktabah Syamilah)
Dan yang lainnya?
Abu Utsman An-Nahdi berkata:
كَانَ سَلْمَانُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ يُعَلِّمُنَا التَّكْبِيرَ يَقُولُ :
“Salman Al-Farisi رضي الله عنه mengajari kami takbir. Ia mengucapkan:
كَبِّرُوا اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
“Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan sebesar-sebesarnya. “(HR. Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6506 Maktabah Syamilah)
6. Di waktu inilah Nabi kita memulai shalat Idul Fitri…
Yazid bin Khumair Ar-Rahabi berkata:
خَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بُسْرٍ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ النَّاسِ فِي يَوْمِ عِيدِ فِطْرٍ أَوْ أَضْحَى فَأَنْكَرَ إِبْطَاءَ الْإِمَامِ فَقَالَ إِنَّا كُنَّا قَدْ فَرَغْنَا سَاعَتَنَا هَذِهِ وَذَلِكَ حِينَ التَّسْبِيحِ
“Abdullah bin Busr, seorang sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah keluar (untuk menunaikan shalat) bersama orang-orang di hari Idul Fitri atau Idul Adha. Maka ia pun mengingkari keterlambatan imam dalam melaksanakan shalat ‘Ied. Ia berkata, ‘Sungguh, dulu (di zaman Rasulullah) di waktu ini kami telah selesai menunaikan shalat Ied dan itu ketika matahari telah meninggi. ” (HR. Abu Daud no. 960 dan Ibnu Majah no. 1307 Maktabah Syamilah)
Hadits ini menunjukkan bahwa waktu shalat Ied dimulai ketika matahari mulai meninggi seukuran panjang tombak (masuk waktu dhuha).
7. Di sinilah Nabi kita menunaikan shalat ‘Ied..
Abu Sa’id Al-Khudri رضي الله عنه berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ
“Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menuju tanah lapang di hari Idul Fitri dan Idul Adha. Pertama kali yang beliau kerjakan adalah shalat lalu berpaling menghadap kepada jamaah sedangkan mereka duduk di shaf-shaf mereka. Beliau memberi mereka nasehat dan wejangan serta perintah.. (HR. Bukhari no. 903 dan Muslim no. 1472 Maktabah Syamilah)
Shalat di masjid Nabawi memiliki keutamaan 1000 kali lipat dibandingkan shalat di masjid lain. Meskipun begitu, dalam shalat Ied ternyata beliau melaksanakannya di tanah lapang, bukan di masjid yang mulia itu.
8. Adzan dan iqamah ternyata tidak beliau syariatkan ketika itu…
Abdullah bin Abbas dan Jabir bin Abdillah رضي الله عنهم berkata:
لَمْ يَكُنْ يُؤَذَّنُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَلَا يَوْمَ الْأَضْحَى
“Tidak ada adzan dalam shalat Idul Fitri dan juga Idul Adha. “
Dan Jabir bin Abdillah رضي الله عنهما juga mengabarkan bahwa tidak ada adzan dan tidak pula iqamah dalam shalat Idul Fitri di zaman Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ baik ketika imam akan menunaikan shalat maupun setelahnya. (HR. Bukhari no. 907 dan Muslim no. 1468 Maktabah Syamilah)
Kalau memang di zaman beliau dua syiar islam tersebut tidak ada dalam shalat ‘ied, lantas untuk apa kita menambahkan keduanya di shalat ‘Ied?
9. Beginilah cara beliau menunaikan shalat ‘Ied…
كَثِيرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْعِيدَيْنِ سَبْعًا فِي الْأُولَى وَخَمْسًا فِي الْآخِرَةِ
Dari Katsir bin Abdillah bin Amr bin Auf dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertakbir tujuh kali di rakaat pertama dan lima kali di rakaat kedua dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha. (HR. Ibnu Majah no. 1269 Maktabah Syamilah)
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَبَّرَ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى سَبْعًا وَخَمْسًا سِوَى تَكْبِيرَتَيْ الرُّكُوعِ
Dari Aisyah رضي الله عنها bahwasanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertakbir dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha tujuh kali dan lima kali selain dari dua takbir ketika akan ruku. (HR. Ibnu Majah no. 1270 dan Abu Daud no. 972 Maktabah Syamilah)
10. Beliau selalu membaca surat ini dalam shalat ied…
Nu’man bin Basyir رضي الله عنهما berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ
“Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca dalam dua shalat ‘Ied serta shalat Jumat Sabbihisma rabbikala’laa (surat Al-A’laa)dan Hal ataaka haditsul Ghasyiyah (surat Al-Ghasyiyah).
Nu’man juga berkata:
وَإِذَا اجْتَمَعَ الْعِيدُ وَالْجُمُعَةُ فِي يَوْمٍ وَاحِدٍ يَقْرَأُ بِهِمَا أَيْضًا فِي الصَّلَاتَيْنِ
“Apabila terkumpul ‘Ied dan Jumat dalam satu hari, beliau pun membaca keduanya dalam dua shalat tersebut. ” (HR. Muslim no. 1425 Maktabah Syamilah)
Itulah yang dibaca oleh Nabi kita صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Namun, beliau pun kadang membaca surat berikut ini…
Umar bin Khatthab bertanya kepada Abu Waqid Al-Laitsi tentang apa yang dibaca Rasulullah ketika Idul Adha dan Idul Fitri. Abu Waqid pun menjawab:
كَانَ يَقْرَأُ فِيهِمَا بِق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ وَاقْتَرَبَتْ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Beliau  di kedua shalat itu membaca Qaaf walquranil majid (surat Qaf)dan Iqtarabatissa’atu wansyaqqal qamar (surat Al-Qamar). ” (HR. Muslim no. 1477 Maktabah Syamilah)
11. Beliau menyampaikan khutbah setelah shalat…
Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata:
شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ
“Aku menyaksikan ‘Ied bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, Abu Bakar, Umar dan juga Utsman. Semuanya melaksanakan shalat ‘Ied sebelum khutbah. “(HR. Bukhari no. 909 dan Muslim no. 1464 Maktabah Syamilah)
Kalau memang Nabi saja berkhutbah setelah melaksanakan shalat Ied, apakah kita justru ingin melaksanakan shalat setelah khutbah?
12. Beliau tidak pernah melakukan shalat tertentu sebelum dan sesudah shalat ‘Ied…
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى يَوْمَ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا
Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melaksanakan shalat Idul Fitri sebanyak dua rakaat. Beliau tidak shalat sebelumnya dan tidak juga setelahnya. (HR. Bukhari no. 911 dan Muslim no. 1476 Maktabah Syamilah)
Inilah jejak Nabi kita yang beliau tinggalkan untuk umatnya dalam moment besar ini. akankah kita menapakinya?
Dan akhirnya… untuk teman-teman semua, tidak lupa saya ucapkan:
Selamat hari raya Idul Fitri 1433 H…
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ , وَأَحَالَهُ اللَّهُ عَلَيْك
(Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian)
من العائدين والفائزين
“Semoga kita termasuk orang yang kembali (ke fitrah) dan beruntung.”
Sumber tulisan di atas:
1. Al-Wajiz Fii Fiqh As-Sunnah wa Al-Kitab Al-’Aziz karya DR. Abdul’Azhim Al-Badawi
2. Shahih Fiqh As-Sunnah karya Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim
Comments
0 Comments