Penjajahan
Israel atas tanah Palestina terus berlanjut. Ribuan nyawa telah menjadi
korban. Permasalahan occupation ini telah menyedot simpati dunia. Aksi
aksi kemanusiaanpun terus bergulir. Tidak terkecuali rakyat Israel
sendiripun banyak yang memprotes kebijakan pemerintahan zionis Israel
dalam menginvasi Jalur Gaza. Salah satu komunitas Yahudi yang sering
mengkritik pemerintah Israel adalah kelompok Yahudi Naturei Karta.
Neturei
Karta adalah Bahasa Aram yang secara harfiah berarti Penjaga Kota
merupakan organisasi tertua yang menentang gerakan dan ideologi
zionisme. Dimulai pada abad ke-18, dengan pelopornya adalah kelompok
Yahudi Ortodoks yang dipimpin oleh rabi Yisroel ben Eliezer( 27 Agustus
1698 – 22 Mei 1760).
Neturei
Karta kerap menyebut di mereka sebagai Perserikatan Yahudi Penentang
Zionis, dibentuk secara resmi pada 1935 sebagai reaksi atas munculnya
zionisme dan rencana pembentukan negara Israel. Penentangan itu
dilatarbelakangi keyakinan bahwa pembentukan negara Israel hanya
diperbolehkan pada saat kedatangan sang juru selamat (Messiah/Imam
Mahdi).
Pada
awalnya anggota organisasi ini terkonsentrasi di Yerusalem. Kemudian,
mereka menyebar sampai London, New York, berbagai kota di Amerika Utara
dan juga di Lithuania Mereka menilai kaum zionis yang dianggap sekuler,
telah mengotori Tembok Ratapan
Menurut
Jomah M Al Najjar dari Palestinian Welfare House kelompok Naturei Karta
ini bermuka dua. Di depan umat Islam mereka seakan pro Palestina, tapi
di depan zionis mereka juga melakukan inteligensi karena pada
kenyataannya mereka sama – sama Yahudi.
“Naturei
Karta membawa misi Ghazwul Fikri, dimana rasa perduli mereka ini
dijadikan senjata agar rakyat Palestina memberikan simpati kepada
yahudi, seakan tidak semua yahudi itu seperti Zionis Israel lalu dari
situ Negara Palestina bisa hidup berdampingan dengan Negara Israel.
Padahal jelas Zionis Israel tidak memiliki hak sedikit atas tanah
Palestina,” jelas Jomah kepada wartawan dari berbagai media-media Islam,
Sabtu (07/4).
Jomah
juga menegaskan agar umat Islam tidak terkecoh dengan isu kemanusiaan
yang digulirkan oleh kelompok Naturei Karta. Karena Naturei Karta ini
tetap merupakan bagian dari kepentingan berdirinya Negara Israel.
“Selain bermuka dua, Naturei karta ini juga merupakan alat dari operasi inteligen dari Zionis Israel,” jelasnya lagi.
Jomah
juga bercerita bahwa Hamas sendiri pernah mendapat kritikan dari negara
negara Islam agar tidak terlalu keras dengan Israel dan bisa sedikit
lebih fleksibel, demi keselamatan rakyat Jalur Gaza. Namun kritikan
tersebut dibantah keras oleh Hamas.
“Jika
kita memberikan fleksibilitas kepada Zionis Israel, itu sama saja kita
justru tidak perduli kepada masa depan rakyat Palestina. Karena kami
menjaga keselamatan dan masa depan rakyat Palestina inilah makanya Hamas
tidak mau mentoleris Israel dan tidak mau berkompromi bahwa Israel
harus pergi dari tanah Palestina,” tambah Jomah.
Dari itu Jomah
berharap umat Islam Indonesia jangan terkecoh dengan retorika kelompok
Naturei Karta ini. Karena prinsip perjuangan Palestina itu adalah
Aqidah, dan tujuan kemerdekaannya adalah dengan perginya Negara Zionis
Israel dari tanah Palestina dan membebaskan masjid Al Aqso. (Re/Globalmuslim.web.id)