
Sementara banyak pula orang yang hanya duduk enak-enakan pagi berangkat ke kantor siang pulang, sekali tanda tangan uang sudah keluar jutaan bahkan miliaran. Tidak peduli sumpah jabatan, tidak peduli itu uang rakyat, tidak peduli benar tidaknya cara memperoleh. Tidak peduli lagi yang diterima itu halal apa haram. Bahkan dengan entengnya mengatakan : Mencari yang haram aja susah apalagi yang halal”. Anak isterinya diberi makanan haram itu. Sambil tertawa riang menikmati uang rakyat. Tidak puas menu satu mencoba menu yang lain. Karena dengan uang yang melimpah dia bisa berbuat apa saja. Berbagai menu sudah dicobanya tak terkecuali menu luar negeri, hasil iming-iming iklan di televisi. Hidupnya serba mewah, tetapi kepuasan tidak pernah diraih. Sampai perut jadi buncit, jalan pun tertatih, kelebihan lemak, obesitas. Suatu saat sang ayah mengalami sakit yang sangat parah, kencing manis plus tekanan darah tinggi. Sudah berkeliling dari rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain, bahkan keluar negeri. Sudah tak terhitung biaya yang dikeluarkan. Seakan tidak butuh uang, yang ia butuhkan hanyalah kesembuhan. Tetapi tak kunjung ada tanda-tanda kesembuhan. Berbagai doa dipanjatkan, tak ketinggalan oleh seluruh keluarganya. Tapi apa boleh dikata, sang Khaliq tentukan lain. Dia harus kembali ke alam baka. Tinggalkan anak isteri, tinggalkan permasalahan keluarga. Isteri jadi jauh dari Tuhannya, anak menjadi semakin durhaka.

Surah Yunus, 10: 59 disebutkan yang maknanya : “Katakanlah, terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan oleh Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. “Katakanlah, “Adakah Allah telah memberikan izin kepadamu (dalam persoalan mengharamkan dan menghalalkan) atau kamu hanya mengada-adakan sesuatu terhadap Allah?”
Dampak makanan haram yang masuk ke perut kita, sebagaimana banyak diungkapkan di hadis dan Al-Quran :
1.Tidak Diterima Amalan
Rasulullah saw bersabda :”Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At-Thabrani).
Rasulullah saw bersabda :”Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At-Thabrani).
2.Tidak Terkabul Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw : “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab : “Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda : “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw : “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab : “Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda : “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).

Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim).
4. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR At Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR At Tirmidzi).
5.Mengeraskan Hati
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219). At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
6.Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219). At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
6.Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya.” (HR Ibnu Huzaimah)
8.Shalatnya tidak diterima
Dalam kitab Sya’bul Imam disebutkan, ” Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan.” (HR Ahmad)
Dalam kitab Sya’bul Imam disebutkan, ” Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan.” (HR Ahmad)
9.Silaturrahminya sia-sia
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud).
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud).