Seorang ayah bekerja banting tulang, mengumpulkah harta demi sesuap nasi. Tidak peduli siang atau malam. Tidak peduli semua orang pada istirahat tidur, mereka bersusah payah untuk menghidupi keluarganya. Dia selalu selektif dalam mendapatkan harta. Pantang baginya memberi harta haram kepada keluarganya. Anak isterinya yang di rumah menanti hasil keringat suami. Setelah mendapatkan harta dan dibelanjakan lalu dinikmati sekeluarga dalam suatu hidangan. Walaupun menu makanan yang ala kadarnya, tetapi mereka tampak menikmati. Mereka tersenyum, dan berucap terima kasih kepada sang ayah yang telah bersusah payah mencari harta. Sang ayah bak pahlawan bagi mereka. Sambil melihat sang anak dan sang isteri dia bergumam : Alhamdulillah, aku bisa memberi makan mereka dengan makanan halal, semoga bisa menjadi tulang dan daging, nutrisi yang baik sehingga mereka bisa beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Engkau Ya Allah. Sang ayah puas bahagia luar biasa dengan usahanya yang halal bisa membahagiakan keluarga. Pagi harinya sang ayah dipamiti sang anak pergi sekolah, sambil memandang dari kejauhan langkah sang anak yang riang memakai sepatu dan seragam hasil keringatnya yang halal walaupun tidak sebagus teman sekelasnya. Selanjutnya sang ayah kembali kepada aktivitas lagi. Sang isteri selalu setia menanti di rumah sambil menyiapkan kebutuhan di rumah. Tiap pagi dan petang seluruh keluarga panjatkan doa. Tidak banyak yang diminta, hanya mohon diberi kehidupan keluarga yang barakah.
Sementara banyak pula orang yang hanya duduk enak-enakan pagi berangkat ke kantor siang pulang, sekali tanda tangan uang sudah keluar jutaan bahkan miliaran. Tidak peduli sumpah jabatan, tidak peduli itu uang rakyat, tidak peduli benar tidaknya cara memperoleh. Tidak peduli lagi yang diterima itu halal apa haram. Bahkan dengan entengnya mengatakan : Mencari yang haram aja susah apalagi yang halal”. Anak isterinya diberi makanan haram itu. Sambil tertawa riang menikmati uang rakyat. Tidak puas menu satu mencoba menu yang lain. Karena dengan uang yang melimpah dia bisa berbuat apa saja. Berbagai menu sudah dicobanya tak terkecuali menu luar negeri, hasil iming-iming iklan di televisi. Hidupnya serba mewah, tetapi kepuasan tidak pernah diraih. Sampai perut jadi buncit, jalan pun tertatih, kelebihan lemak, obesitas. Suatu saat sang ayah mengalami sakit yang sangat parah, kencing manis plus tekanan darah tinggi. Sudah berkeliling dari rumah sakit satu ke rumah sakit yang lain, bahkan keluar negeri. Sudah tak terhitung biaya yang dikeluarkan. Seakan tidak butuh uang, yang ia butuhkan hanyalah kesembuhan. Tetapi tak kunjung ada tanda-tanda kesembuhan. Berbagai doa dipanjatkan, tak ketinggalan oleh seluruh keluarganya. Tapi apa boleh dikata, sang Khaliq tentukan lain. Dia harus kembali ke alam baka. Tinggalkan anak isteri, tinggalkan permasalahan keluarga. Isteri jadi jauh dari Tuhannya, anak menjadi semakin durhaka.
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi SAW : “Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah.” Apa jawaban Rasulullah SAW : “Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya. Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya.” (HR At-Thabrani).
Surah Yunus, 10: 59 disebutkan yang maknanya : “Katakanlah, terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan oleh Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal. “Katakanlah, “Adakah Allah telah memberikan izin kepadamu (dalam persoalan mengharamkan dan menghalalkan) atau kamu hanya mengada-adakan sesuatu terhadap Allah?”
Dampak makanan haram yang masuk ke perut kita, sebagaimana banyak diungkapkan di hadis dan Al-Quran :
1.Tidak Diterima Amalan
Rasulullah saw bersabda :”Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At-Thabrani).
Rasulullah saw bersabda :”Ketahuilah bahwa suapan haram jika masuk ke dalam perut salah satu dari kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” (HR At-Thabrani).
2.Tidak Terkabul Doa
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw : “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab : “Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda : “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).
Sa’ad bin Abi Waqash bertanya kepada Rasulullan saw : “Ya Rasulullah, doakan saya kepada Allah agar doa saya terkabul.” Rasulullah menjawab : “Wahai Sa’ad, perbaikilan makananmu, maka doamu akan terkabulkan.” (HR At-Thabrani). Disebutkan juga dalam hadis lain bahwa Rasulullah saw bersabda : “Seorang lelaki melakukan perjalanan jauh, rambutnya kusut, mukanya berdebu, menengadahkan kedua tangannya ke langit dan mengatakan, “Wahai Rabbku! Wahai Rabbku!” Padahal makanannya haram dan mulutnya disuapkan dengan yang haram, maka bagaimanakah akan diterima doa itu?” (HR Muslim).
3.Mengikis Keimanan Pelakunya
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim).
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin.” (HR Bukhari Muslim).
4. Mencampakkan Pelakunya ke Neraka
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR At Tirmidzi).
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya.” (HR At Tirmidzi).
5.Mengeraskan Hati
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219). At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
6.Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)
Imam Ahmad ra pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219). At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
6.Haji dari Harta Haram Tertolak
Rasulullah saw bersabda, “Jika seorang keluar untuk melakukan haji dengan nafaqah haram, kemudian ia mengendarai tunggangan dan mengatakan, “Labbaik, Allahumma labbaik!” Maka yang berada di langit menyeru, “Tidak labbaik dan kau tidak memperoleh kebahagiaan! Bekalmu haram, kendaraanmu haram dan hajimu mendatangkan dosa dan tidak diterima.” (HR At Thabrani)
7.Sedekahnya ditolak
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya.” (HR Ibnu Huzaimah)
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mengumpulkan harta haram, kemudian menyedekahkannya, maka tidak ada pahala, dan dosa untuknya.” (HR Ibnu Huzaimah)
8.Shalatnya tidak diterima
Dalam kitab Sya’bul Imam disebutkan, ” Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan.” (HR Ahmad)
Dalam kitab Sya’bul Imam disebutkan, ” Barangsiapa yang membeli pakaian dengan harga sepuluh dirham di antaranya uang haram, maka Allah tidak akan menerima shalatnya selama pakaian itu dikenakan.” (HR Ahmad)
9.Silaturrahminya sia-sia
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud).
Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mendapatkan harta dari dosa, lalu ia dengannya bersilaturahim (menyambung persaudaraan) atau bersedekah, atau membelanjakan (infaq) di jalan Allah, maka Allah menghimpun seluruhnya itu, kemudian Dia melemparkannya ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw bersabda, ” Sebaik-baiknya agamamu adalah al-wara’ (berhati-hati).” (HR Abu Daud).