| Mera Naam Joker: Kisah Sukses Billioner Muda asal Thailand (Top Ittipat)

Sabtu, 28 September 2013

Kisah Sukses Billioner Muda asal Thailand (Top Ittipat)


“Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah.” (Top Ittipat)


Kerja keras memang akan selalu membuahkan hasil ketika seseorang selalu gigih dan pantang menyerah menghadapi masalah-masalah hidup. Begitulah kisah seorang Billioner muda asal Thailandyang bernama Top Ittipat. Pahit getir dan duka lara disebabkan kegagalan hidupnya tak membuat ambisinya terhenti. Pada usianya yang ke 26 tahun ia sudah menjadi seorang billioner muda yang termashur di Thailand dengan sukses berbisnis cemilan rumput laut goreng bermerek Tao Kae Noi.

Top Ittipat sekilas terlihat hanyalah lelaki biasa pada umumnya yang gemar bermain. Tak terlihat sedikitpun ia memikirkan masa depan. Bahkan sejak berumur 16 tahun dirinya sudah hobi bermain game online di internet. Hari-harinya hanya diisi dengan bermain game dan tak pernah memikirkan pelajaran di sekolah. Bahkan ia sangat tidak memperdulikan sekolah. Dimana pun ia selalu bermain game termasuk ketika belajar di sekolah. Sebuah awal yang buruk untuk anak seusianya.

Saking seringnya main game Top bisa di bilang menjadi seorang master gamer yang memiliki banyak sekali point dalam bentuk senjata permainan. Ia bahkan bisa menghasilkan uang lewat gaming nya, tidak tanggung-tanggung kocek uang yang didapatkan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah). Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli.

Pada saat yang bersamaan ayahnya mengalami kebangkrutan bisnis dan terlilit utang di Bank sebesar 40 juta Baht. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah ke China sementara Top memilih untuk tetap tinggal di Thiland. Karena Top seorang pemalas dalam belajar, ia gagal lolos seleksi perguruan tinggi negeri dan berusaha mencari uang untuk masuk di perguruan tinggi swasta yang biayanya cukup mahal.

Top berusaha membuka bisnis lain yaitu dengan berjualan DVD Player namun bisnisnya gagal karena ditipu seseorang, semua barang dagangannya palsu. Tak menyerah Top kembali berinisiatif ingin membuka bisnis lain. Pada awalnya ia berjalan-jalan di pameran alat-alat produksi makanan di Thiland. Disana ia menemukan sebuah alat penggoreng kacang karena tidak mempunyai modal Top menyewa mesin itu dan langsung membawa pulang untuk kemudian berjualan bersama pamannya di pasar. Sempat laris manis setelah Top mencari lokasi strategis untuk berjualan yaitu dengan menyewa tempat di dalam Mall. Namun keduanya harus di usir dari sana karena mesin penggoreng kacangnya mengotori atap mall sehingga kontrak pun di batalkan.

Setelah berusaha keras membangun beberapa bisnis dan akhirnya gagal Top tetap tidak mau menyerah mengingat tekadnya untuk melunasi utang ayahnya dan mengembalikan kembali rumah yang telah di sita oleh Bank. Inspirasi datang dari kekasihnya ketika keduanya asik memakan sebuah cemilan rumput laut yang di belinya di pasar.

Top pada akhirnya memutuskan untuk membuka bisnis cemilan rumput laut goreng. Ia memulai usaha kerasnya pada usia 18 tahun. Ia memulai dengan mencari bahan rumput laut lalu belajar rahasia menggoreng rumput lautnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran ini mencapai lebih dari 100 ribu Baht. Belum lagi Top juga harus mempelajari cara untuk mempertahankan rumput lautnya agar tidak basi jika disimpan untuk beberapa hari lamanya. Sungguh perjuangan yang tidaklah mudah.

Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan ketika di tempat kursus yang di pilih ayahnya. Sebelumnya ayahnya terpakasa memasukan Top mengikuti kursus bisnis karena tidak sanggup masuk di perguruan tinggi karena alasan biaya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.

Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.

Saat ini Top berusia 26 tahun, memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-Eelven seluruh dunia dan mengekspor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5 Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun. Top Ittipat yang bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand.

Begitulah cerita sukses dari seorang pemuda yang malas di sekolahnya tetapi memiliki semangat, kegigihan, ketekunan dan mental yang pantang menyerah sehingga membawa dirinya menuju sebuah kesuksesan yang sangat luar biasa. Semoga bisa menjadi renungan dan inpirasi bagi kita semua.

“Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah.” (Top Ittipat)




Top Ittipat, Pengusaha Top Dunia di Usia 26 th dari Thailand

Jalan hidup seseorang bisa begitu berliku adanya namun selalu saja tetap ada ujungnya. Kesuksesan adalah impian semua orang. Berlikunya jalan akan sampai pada kesuksesan asalkan dijalani dengan kesungguhan hati dan kerja keras. Begitulah kisah yang terjadi dalam hidup seorang pemuda bernama Top Ittipat dalam menjalani usaha bisnisnya dan menghantarkan Tao Kae Noi, produk cemilan rumput lautnya pada dunia.
Di usianya yang ke 26 tahun ini, Top telah menjadi seorang milyuner muda. Pria kelahiran Thailand ini sesungguhnya hanyalah seorang biasa saja. Pada mulanya tak ada yang begitu spesial dari dirinya. Bahkan pemuda ini cenderung cuek dan tidak terlalu memikirkan masa depan. Seperti kebanyakan pemuda seumurannya, Top pernah alami kecanduan game online saat dia berumur 16 tahun dan membuatnya telantarkan sekolahnya. Bukan satu hal yang baik tentu saja tapi perkenalan dunia bisnis justru dimulai dari sini. Top mendapatkan uang dari menjual item senjata-senjata miliknya di game online. Dengan bisnisnya ini dia bahkan meraih penghasilan mencapai 1 juta Baht dan dapat membeli sebuah mobil seharga 600 Baht (sekitar 200 juta rupiah). Para pembelinya adalah sesama pecinta game online dan ada juga yang berasal dari luar negaranya. Namun karena ini bisnis ilegal maka sudah pasti tak akan dapat bertahan lama. Rekening game onlinenya di blok karena diketahui melakukan transaksi jual beli.

Disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan dan disaat yang bersamaan pula karena kemalasannya di sekolah selama ini Top tidak berhasil masuk kuliah perguruan tinggi negeri dan harus masuk Universitas Swasta.Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player tapi Top ditipu mentah-mentah sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dapat kembali. Top juga berusaha mencari pinjaman uang ke bank untuk memulai usaha baru. Namun, pihak bank tak begitu saja menyetujuinya.
Di titik inilah Top mulai menyadari kesalahannya karena telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Di titik yang sama ini jugalah, Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha orang tuanya yang mencapai 40 juta Baht semakin memperburuk keadaan. Terlebih lagi rumah mereka disita pihak Bank. Ditengah himpitan ini Top tetap berkeras. Setelah akhirnya dapatkan pinjaman dari bank, segala hal dia coba lakukan, Top mencoba berjualan kacang (chesnut) bersama dengan pamannya. Diawali dengan mencari cara bagaimana strategi berjualan yang baik supaya bisa laris kepada para penjual kacang lainnya yang telah sukses sampai lakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan resep terbaik bagi produk kacangnya sehingga memiliki cita rasa yang khas dan unik. Lalu akhirnya Top membuka kedai di mal dan belajar tentang menemukan tempat yang stategis. Sebab lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk.
Namun berwiraswata memanglah tidak mudah. Saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnutnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mal juga membatalkan kontrak kedainya.
Dititik ini Top hampir putus asa. Orang tuanya pun memutuskan untuk pergi ke China. Top tetap berkeras untuk bertahan di Thailand dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis jual kacang, Top beralih haluan untuk berbisnis rumput laut goreng. Makanan cemilan yang kekasihnya berikan. Inspirasi memang bisa datang dari mana saja, sekalipun akhir kisah cintanya tak memberikan kenangan yang manis sebab kekasihnya pun akhirnya meninggalkan Top dikarenakan Top lebih konsentrasi mengurus bisnis dan usahanya.
Top pun memulai usaha kerasnya dengan mencari bahan rumput laut lalu belajar rahasia menggoreng rumput lautnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelajaran ini mencapai lebih dari 100 ribu Baht. Belum lagi Top juga harus mempelajari cara untuk mempertahankan rumput lautnya agar tidak basi jika disimpan untuk beberapa hari lamanya.
Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang strategi penjualan dan inspirasi pun datang kembali untuk menjual produknya di mini market 7-Eleven. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan.
Keputusasaan melanda dirinya. Top hampir-hampir memutuskan untuk berangkat ke China tapi sebelum itu terjadi Top melakukan usaha terakhirnya demi memenuhi syarat dari pihak 7-Eleven dan upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia. Kesulitan yang ada mulai dari inovasi untuk kemasan produknya sampai Top juga diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Dengan susah payah semuanya dapat terpenuhi. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya.
Perjuangan Top, segala kegagalan, getir dan pahit serta rasa duka dalam membangun sebuah bisnis kini mengantar Top pada sebuah kesuksesan. Sekarang ini di Thailand siapa yang tak mengenal akan Tao Kae Noi produk cemilan rumput laut terlaris di Thailand bahkan telah masuk juga ke berbagai Negara tetangga termasuk Indonesia. Dengan penghasilan 800 juta Baht per tahun dan mempekerjakan 2.000 staf maka Top Ittipat yang bernama lengkap Top Aitthipat Kulapongvanich ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand.
Top ittipat membayar kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap his girlfriend. Seperti kata ibu si Top, sesuatu itu akan datang kepadamu namun sesuatu yang lain akan menjauh darimu.  Kesuksesan bisnis tidak semudah membalik telapak tangan. Sabar, syukur, terus berjuang pantang menyerah, dan berdoa adalah Top secret (rahasia si Top). 
Berikut sinopsis ringkas nya:
Saat usia 16, Dia adalah pencandu game online.
Saat usia 17, Ia putus sekolah untuk menjadi penjaja kacang.
Saat usia 18, Keluarganya bangkrut & meninggalkan hutang 40 juta Baht (sekitar 12 milyar rupiah)
Saat usia 19, Dia menciptakan cemilan rumput laut ‘Tao Kae Noi’ yg dijual di 3.000 cabang 7-Eleven di Thailand.
Kini, di usia 26, Ia adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di Thailand, berpenghasilan 800 juta Baht (sekitar 235 milyar rupiah) per tahun & mempekerjakan 2.000 staf.

Namanya Top Ittipat, dan ini adalah kisah nyata hidupnya yang luar biasa.
Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah sudah.” Begitulah kutipan kalimat inspiratif dari Top Ittipat dalam sebuah wawancara dengan media.

Great job Top!!

Untuk kisah selengkapnya, nonton Film “Top Secret-The Billionaire” Based on true story Top Ittipad. Dalam film ini dia muncul kok sebagai cameo (pemeran figuran) doang, diakhir film pas di bank doi berpapasan dan memberikan senyuman pada ‘Top Ittipat’. Katanya pas adegan ini penonton thailand ramai bertepuk tangan. I wonder suatu hari ada pengusaha sukses Indonesia yang dibuat filmnya dan mendapat sambutan hangat juga tuk menginspirasi bangsanya. And I wonder that the one is me. Ya kalo bukan me adalah yg lain, hehe


 Sumber : sinarmotivasi.com

Comments
0 Comments