| Mera Naam Joker: Yatim Piatu

Kamis, 12 April 2012

Yatim Piatu

Yatim Piatu adalah seseorang yang tidak lagi memiliki ayah dan ibu, sedangkan Yatim, dari bahasa Arab, artinya seseorang yang tidak memiliki ayah, dan Piatu adalah seseorang yang tidak memiliki ibu lagi.

"Mendadak kaya setelah mengadopsi anak yatim"


Dulu dia cuma seorang buruh pabrik dengan hasil yang pas-pasan. Suatu ketika datang seorang kerabat yang mengatakan ada seorang bayi yatim piatu yang butuh pertolongan. Walaupun dia juga punya seorang anak yang masih kecil dan untuk membelikan susu anaknya dia terkadang hutang, dia dan istrinya ikhlas mengadopsi bayi yatim piatu ini hanya karena Allah.
Dia tidak takut bayi itu akan mati kelaparan karena kemiskinan dia. Dia sangat yakin Allah tidak akan tinggal diam dengan keadaannya dan bayi yang dia adopsi. Akhirnya keyakinan yang besar akan pertolongan Allah itu terjawab. Allah memberi jalan rejeki dan menjadikan seorang buruh pabrik itu sebagai pengusaha sukses dengan kekayaan melimpah saat ini.
Saat saya berkunjung ke rumahnya pertama kali karena mengantar teman untuk keperluan bisnis, saya tidak percaya kalau dia dulu adalah seorang buruh pabrik. Rumahnya megah dan pabriknya juga sudah berskala nasional. Sewaktu saya tanya apa rahasia suksesnya, dia hanya menjawab tidak tahu. Mengapa dia menjawab tidak tahu? Karena semua rejeki itu datang benar-benar tanpa disangka-sangka.
Saat pertama kali membuka usaha pembuatan kue kering sebagai tambahan hidup karena anggota keluarganya bertambah (anak yatim piatu tadi), seakan keajaiban banyak terjadi pada bisnisnya. Tiba-tiba banyak datang pelanggan bahkan sampai dari luar pulau ke rumahnya dan memesan kue produksinya. Padahal dia tidak pernah beriklan.
Setelah itu banyak pihak bank dan perusahaan besar yang menawarkan pinjaman dan kerjasama bisnis dengannya. Semua datang dengan sendirinya tanpa beliau mencari-cari pinjaman atau peluang kerjasama itu. Hingga perusahaan yang semula hanya sebagai sambilan saja, kini berkembang sebagai perusahaan berskala nasional dengan omset yang besar.
"Mungkin karena saya ikhlas dan selalu berbagi mas", itu jawaban terakhir yang terlontar dari pengusaha itu. Setiap hasil perusahaan yang dia peroleh, dia merasakan itu bukan hak dia. Makanya selalu disumbangkan untuk anak yatim, pembangunan masjid, pondok pesantren, dan para fakir miskin.
Dan satu hal yang tidak bisa dia lupakan adalah keajaiban setelah memberi pertolongan pada anak yatim piatu yang dia adopsi tersebut. Saat itulah beliau memberi wejangan pada kami tentang kekuatan doa anak yatim. Doa anak yatim (belum baligh) adalah doa yang langsung ditangkap oleh Allah. Doa anak yatim adalah doa tanpa penghalang dihadapan Allah. Allah akan langsung menjawab doa-doa anak yatim.
Saat pulang, saya mengucapkan terimakasih yang tulus pada beliau. Ilmu yang saya dapat hari itu sungguh berharga. Dan saat ini ilmu itu saya sharingkan untuk anda semua. Jangan lupakan untuk selalu berbagi dengan anak yatim, karena sebagian harta kita adalah hak mereka.

"Doa anak jalanan"


Mumpung masih syawal :) . Berikut ini wawancara dengan anak jalanan. Kesan pesan mereka tentang Ramadhan kemarin. Hebatnya mereka semua suka ramadhan . Bahkan Ingin Ramadhan sepanjang tahun !
Hamdan
Namaku Hamdhan, Kalau tidak salah umurku sebelas tahun. Cari aku di kolong jembatan layang di malam hari. Bisanya aku tidur disana setelah ngamen atau mengemis.
Aku suka Ramadhan. Dibulan yang lain makanku tidak menentu. Kadang bisa makan jika dapati uang. Kadang harus menahan lapar seharian. Di bulan puasa makananku terjamin.Tinggal datang ke masjid mushala .Ada makanan enak menanti .Ta'jil katanya, pembuka puasa. Ahh Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
Tono
Namaku Tono, Umurku 11 tahun. Aku bekerja sebagai buruh bangunan.Aku mengangkut barang yang lebih ringan dibanding bapak-bapak yang lain.Aku harus bekerja karena keluargaku miskin.Upahku kuberikan kepada emak. agar kami bisa makan hari itu.
Aku suka Ramadhan ! Karena di bulan Ramadhan majikanku berpuasa dari mengomel dan memukuliku kalau aku salah atau lambat kerjanya.Padahal aku 'kan sering capek dan juga ingin bermain seperti teman seusiaku.Aku suka Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
Amir
Ramadhan? Aku suka itu .Pundi-pundi berisi penuh .Tak cuma koin receh, dibulan Ramadhan juga banyak uang kertas. Yang mereka lemparkan dari balik kaca mobil mewah saat kusodorkan mangkuk plastik di lampu merah. Bulan puasa tiba-tiba membuat banyak orang baik ya?
Jadi ibuku bilang: "Amir, ada sisa untuk ditabung, mudah-mudahan kamu bisa sekolah lagi ... Ibu Tidak mau kamu terus-terusan jadi pengemis Nak " . Aku suka Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
Sri
Namaku Sri. Aku yatim karena bapakku sudah meninggal. Kalau ingin ganti baju yang tidak ada tambal-tambal ber lubang Ya harus tunggu bulan setahun sekali. Bulan apa ya..Pokoknya yang ada lebarannya itu. Orang-orang kaya ganti baju.
Di bulan Ramadhan mereka menyumbangkan baju bekas mereka. Tapi masih bagus bagus kok .Kalo Lebaran aku pake baju-baju itu
Benar emak menasehati : .."Sabar nduk, Gusti Allah ora sare..". Emak suka Menenangkan rengekanku kalau minta baju baru. Karena aku malu diejek.
Terima kasih Ya Alloh ada Ramadhan aku jadi dapat baju bagus. Aku suka Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
Untung
Namaku untung. Rumah deket rel kereta api. Sebelah barat pembuangan sampah.
Bulan yang paling menyenangkan adalah Ramadhan. Kalau beberapa hari mau lebaran. Orang-orang kaya mencari-cari Kami.Mereka mencari pengemis dan gelandangan alias "Gepeng". Katanya Mereka mau memberi zakat. Karena kalau sudah sholat Idh akan batal zakat fitrahnya
Ayo ,Ikut saja bersamaku di malam takbiran . Kita Tenang-tenang saja tiduran di emperan pinggiran jalan. Mereka pasti tergopoh-gopoh membangunkan kita untuk terima zakat .Hanya Di bulan Ramadhan orang kaya cari-cari orang miskin .. hehe. Aku suka Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
Salim
Assalamu'alaikum. Namaku Salim. Walau masih kecil aku sudah kerja lo.Jadi kuli angkut. tapi aku angkat yang ringan-ringan. Walau orangtuaku miskin mereka melarangku mengemis !
Kalau Ramadhan. Aku menemani Bapak . Orang memanggilnya Bang maman. Aku Mengambilkan minum dan sesekali pijati punggungnya bergantian sama emak .Bapakku kuli juga.
Beliau sering kecapekan kalau Ramadhan.Karena di bulan Ramadhan ia banyak sekali angkut mebel juga kulkas, tivi baru . Kadang dimintai tolong memperbaiki rumah dan ngecat
Aku sering tanya bapak .Apa bulan puasa artinya ganti perabotan ya? Bapak hanya tersenyum dan menepuk pipiku.
Tapi aku suka Ramadhan. Bapaku jadi banyak kerjaan. Itu artinya aku bisa makan opor dan ketupat. walau setahun sekali. Aku suka Andai sepanjang Tahun itu Ramadhan...
oOo
Salim, Untung, Sri , Amir, Tono dan Hamdan adalah teman sepermainan di sebuah perkampungan Kumuh. Kebetulan mereka mendengarkan ceramah Bang Maman, ustadz miskin yang jadi imam mushola :
"Tuhan itu bisa berbuat apa saja .Maha Kuasa.Tuhan juga Pemurah. Mau mendengarkan doa dari siapa saja.Termasuk anak jalanan miskin terlantar seperti mereka"
Astaga ! setelah itu Salim, Untung, Sri , Amir, Tono Hamdan doa bersama :
Ya Alloh , Kami Mengemis padaMu..
Jadikan cuma ada Ramadhan Sepanjang tahun...
Amin...


Ternyata puasa yang dipandang berat oleh sebagian orang itu, Serta keluhan kita sehari-hari, Tidak seberapa dibanding penderitaan saudara-saudara Kita. Mereka adalah orang yang sering kita abaikan. Bahkan kita pandang sebelah mata. " Dan Nikmat Tuhanmu manakah yang engkau Dustakan ? " ( QS Ar-Rahman )



"Dahsyatnya Sedekah"


Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?" Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?" Kembali bertanya para malaikta.
Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat). Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.
Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat. Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.
Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafazkan zikir. Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.
Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.
Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.
Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.
Inilah barangkali kenapa Rasulullah menyerukan kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui," demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).
Seruan Rasulullah itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, "Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah."
"Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan," jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. "Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya," ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.
Mengapa para sahabat begitu antusias dan spontan menyambut seruan Rasulullah tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Kendati begitu para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karena mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, surga Jannatu na'im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!
Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rizki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Mahakaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali lipat. Masya Allah!
Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, sampai-sampai Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.



“Menyantuni Anak Yatim”



Anak yatim adalah anak yang ditinggalkan mati ayahnya selagi ia belum mencapai umur balig. Dalam Islam, anak yatim memiliki kedudukan tersendiri. Mereka mendapat perhatian khusus dari Rasulullah saw. Ini tiada lain demi untuk menjaga kelangsungan hidupnya agar jangan sampai telantar hingga menjadi orang yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, banyak sekali hadis yang menyatakan betapa mulianya orang yang mau memelihara anak yatim atau menyantuninya. Sayang, anjuran Beliau itu sampai kini belum begitu mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Hanya sebagian kecil saja umat Islam yang mau memperhatikan anjuran itu. Hal ini semestinya tidak layak dilakukan umat Islam yang inti ajarannya banyak menganjurkan saling tolong sesama umat Islam dan bahkan selain umat Islam.
Di Indonesia, khususnya di desa-desa, sampai sekarang kebiasaan memberi uang ala kadarnya pada tanggal 10 Muharam kepada anak yatim masih berlaku. Pada setiap tanggal 10 Muharam, anak-anak yatim bergerombol-gerombol mendatangi rumah-rumah orang kaya atau para dermawan. Di situ mereka memperoleh pembagian uang. Kebiasaan demikian sungguh amat terpuji, tetapi apakah para anak yatim hanya butuh bantuan sekali itu?
Tentunya tidak. Mereka membutuhkan bimbingan sampai dirinya mampu mengarungi bahtera kehidupannya sendiri. Betapa mulianya orang yang mau berbuat demikian, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari bersumber dari Sahl bin Sa’ad bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Saya yang menanggung (memelihara) anak yatim dengan baik ada di surga bagaikan ini, seraya Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah dan Beliau rentangkan kedua kaki jarinya itu” (H.R. Bukhari).
Allah sendiri berfirman yang artinya, “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa besar (An-Nisaa:2).
Anak yang ditinggal mati oleh ibunya ketika ia masih kecil bukanlah termasuk anak yatim. Sebab bila kita lihat arti kata yatim sendiri ialah kehilangan induknya yang menanggung nafkah. Di dalam Islam yang menjadi penanggung jawab urusan nafkah ini ialah ayah, bukan ibu. Alquran telah menjelaskan adanya larangan memakan harta anak yatim dengan cara lalim sebagaimana firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara lalim. Sebenarnya mereka itu menelan api neraka sepuluh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala” (An-Nisaa: 10).
Ismail bin Abdurrahman berkata, “Pemakan harta anak yatim dengan lalim itu besok di hari kiamat akan dikumpulkan dan di waktu itu keluarlah api yang menyala-nyala dari mulutnya, telinganya dan matanya sehingga semua orang mengenalnya bahwa ia sebagai pemakan harta anak yatim.”
Para ulama berkata, bagi setiap wali anak yatim bilamana ia dalam keadaan fakir diperbolehkan baginya memakan sebagian anak yatim dengan cara ma’ruf (baik) menurut sekadar kebutuhannya saja demi kemaslahatan untuk memenuhi kebutuhannya tidak boleh berlebih-lebihan dan jika berlebih-lebihan akan menjadi haram. Menurut Ibnul Jauzi dalam menafsirkan “bil ma’ruf” ada 4 jalan yaitu, pertama, mengambil harta anak yatim dengan jalan kiradl. Kedua, memakannya sekadar memenuhi kebutuhan saja. Ketiga, mengambil harta anak yatim hanya sebagai imbalan, apabila ia telah bekerja untuk kepentingan mengurus harta anak yatim itu, dan keempat, memakan harta anak yatim tatkala dalam keadaan terpaksa, dan apabila ia telah mampu, harus mengembalikan dan jika ia benar-benar tidak mampu hal tersebut dihalalkan.
Kecuali mengancam orang yang merugikan harta anak yatim, Allah juga akan mengangkat derajat orang-orang yang suka menyantuni anak yatim; sebagaimana sabda Nabi, “Barang siapa yang menanggung makan dan minum (memelihara) anak yatim dari orang Islam, sampai Allah SWT mencukupkan dia, maka Allah mengharuskan ia masuk surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak terampunkan” (H.R. Turmudzi).
Dari hadis ini, memberikan jaminan bagi orang-orang yang mau mengasuh anak yatim akan memperoleh imbalan pahala dari Allah SWT, berupa surga yang disejajarkan dengan surga Nabi saw., kecuali ia melakukan dosa-dosa yang tidak terampunkan oleh Allah SWT. Demikianlah kewajiban kita sebagai umat Islam dalam menyantuni anak yatim.


“Bolehkah saya memanggil Om, ‘ayah?”


Aku bersiap-siap hendak ke mobil, ketika seorang anak perempuan sebaya Salsabilla, putriku berusia tujuh tahun, takut-takut mendekatiku.
            “ Om …..” tanyanya ragu
            “ Ya,ada apa sayang ?” aku mencoba ramah. Kulihat dia tidak seperti anak lainnya. Kulitnya sawo matang bersih dan wajahnya cantik. Matanya yang berbinar menunjukkan kecerdasan dan kemurnian hati.
            “ Om boleh saya minta sesuatu ?”
            “ Mau minta apa lagi ?” jawabanku terdengar agak ketus. Aku kaget juga mendengarnya.
            “ Eh….ee,maksud Om, apa lagi yang kamu butuhkan ?” kucoba memperbaiki
diri saat kulihat bola matanya mulai digenangi air mata.
            “ Bo-bolehkah saya minta se..se..suatu?” tanyanya terbata dengan suara nyaris
Hilang diembus angin.
            “ Tentu saja boleh,sayang. Mau boneka Barbie ?” aku teringat Salsa yang meng-Koleksi Barbie lengkap dengan rumah, pakaian, dan pernik-pernik lainnya.Tapi , gadis kecil ini menggelengkan kepala.
            “ Hmm…,sepatu baru mungkin ?” aku mencoba mulai bermain teka-teki. Dia Masih tetap menggeleng.
            “ Atau sebuah sepeda mini ?” Tapi tetap saja dia menggeleng. Aku jadi kesal. Mau minta apa sih ? Uang barangkali,omelku dalam hati.
            “ Apa Om enggak marah ?” tanyanya takut-takut. Aku menggeleng menyejajarkan pandanganku dengan matanya sambil memegang kedua bahunya.
            “ Katakan sayang, mau minta apa ?”
            “ Mmm,mmm,bolehkah saya memanggil Om,ayah ? tuturnya dengan penuh ke
Raguan. Saya tidak pernah punya ayah. Kata ibu Tien,Kepala panti,Bapak mati
Ditabrak kereta api waktu saya masih dalam perut Emak.Saya kepingin sekali punya ayah
Bolehkah saya memanggil Om, ‘ayah?”
            Duhai Allah,ada apa ini ?Mengapa seorang anak Panti tidak tertarik dengan benda-benda mahal yang kutawarkan kepadanya ? Dia hanya ingin memanggilku Ayah.
Aku tidak pernah menangis, kehidupan yang keras telah mengajariku lupa menitikkan
Air mata, pun saat shalat yang hanya sekali-sekali kulakukan.
            Tapi saat ini hatiku terguncang hebat. Allah swt secara telak mengalahkanku.
Astaqhfirullah al’-azhiim. Kupeluk dia erat-erat,”Tentu saja sayang, kamu boleh me-
Manggil ku Ayah”.
            “ Betul ?” wajahnya menyiratkan rasa tidak percaya namun bahagia. Kami ber Pelukan beberapa saat.
             “ Ayah, bolehkan saya minta satu lagi ?, aku mengangguk “
             “ Bolehkah saya minta foto ayah, ibu dan kakak-kakak ?,” saya akan kasih lihat
Sama Teman-teman di sekolah bahwa saya juga punya keluarga seperti mereka , Boleh ?





Comments
0 Comments