| Mera Naam Joker: SEJARAH HIDUP MUHAMMAD SAW

Sabtu, 11 Desember 2010

SEJARAH HIDUP MUHAMMAD SAW

 

Sejarah Hidup Muhammad bagian 13


Kehidupan Muhammad dalam usia demikian itu  ternyata  tenteram adanya.  Kalau tidak karena kehilangan kedua anaknya itu tentu itulah hidup yang sungguh nikmat dirasakan  bersama  Khadijah, yang  setia  dan  penuh  kasih,  hidup sebagai ayah-bunda yang bahagia  dan  rela.  Oleh  karena  itu  wajar  sekali  apabila Muhammad  membiarkan dirinya berjalan sesuai dengan bawaannya, bawaan berpikir dan bermenung, dengan mendengarkan  percakapan masyarakatnya  tentang  berhala-berhala,  serta  apa pula yang dikatakan orang-orang Nasrani dan Yahudi tentang  diri  mereka itu.  Ia  berpikir  dan merenungkan. Di kalangan masyarakatnya dialah orang yang paling banyak berpikir  dan  merenung.  Jiwa yang   kuat  dan  berbakat  ini,  jiwa  yang  sudah   mempunyai persiapan kelak akan menyampaikan risalah  Tuhan  kepada  umat manusia,  serta  mengantarkannya  kepada kehidupan rohani yang hakiki, jiwa demikian tidak mungkin berdiam diri saja  melihat manusia  yang  sudah  hanyut  ke dalam lembah kesesatan. Sudah seharusnya  ia  mencari  petunjuk  dalam  alam  semesta   ini, sehingga  Tuhan  nanti  menentukannya  sebagai orang yang akan menerima risalahNya. Begitu besar  dan  kuatnya  kecenderungan rohani  yang  ada  padanya,  ia tidak ingin menjadikan dirinya sebangsa dukun atau ingin menempatkan diri sebagai ahli  pikir seperti  ,  dilakukan  oleh  Waraqa b. Naufal dan sebangsanya. Yang dicarinya hanyalah  kebenaran  semata.  Pikirannya  penuh untuk  itu,  banyak  sekali ia bermenung. Pikiran dan renungan yang berkecamuk dalam hatinya itu  sedikit  sekali  dinyatakan kepada orang lain. more »

KOTBAH ‘ARAFAT ( KOTBAH Terakhir Nabi Muhammad SAW )


Di Namira, sebuah  desa  sebelah  timur  ‘Arafat,  telah  pula dipasang  sebuah  kemah  buat  Nabi,  atas permintaannya. Bila matahari sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa,  dan
ia  berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan ‘Urana. Di tempat itulah manusia dipanggilnya, sambil ia  masih  di  atas unta,  dengan  suara  lantang;  tapi  sungguhpun  begitu masih diulang oleh Rabi’a b. Umayya b. Khalaf.  Setelah  mengucapkan syukur  dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap anak kalimat ia berkata, more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 12


DENGAN duapuluh ekor unta  muda  sebagai  mas  kawin  Muhammad melangsungkan  perkawinannya itu dengan Khadijah. Ia pindah ke rumah  Khadijah  dalam  memulai  hidup  barunya   itu,   hidup suami-isteri  dan  ibu-bapa,  saling  mencintai  cinta sebagai pemuda berumur duapuluh lima tahun. Ia  tidak  mengenal  nafsu muda yang tak terkendalikan, juga ia tidak mengenal cinta buta yang dimulai  seolah  nyala  api  yang  melonjak-lonjak  untuk kemudian  padam  kembali.  Dari  perkawinannya  itu ia beroleh beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan.  Kematian  kedua anaknya,  al-Qasim  dan  Abdullah  at-Tahir  at-Tayyib1  telah
menimbulkan rasa duka yang dalam sekali. Anak-anak yang  masih hidup   semua   perempuan.   Bijaksana   sekali   ia  terhadap anak-anaknya dan sangat lemah-lembut. Merekapun  sangat  setia
dan hormat kepadanya. more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 11


Baik  kaum  Orientalis  maupun beberapa kalangan kaum Muslimin sendiri tidak merasa puas dengan cerita dua malaikat  ini  dan menganggap   sumber  itu  lemah  sekali.  Yang  melihat  kedua
laki-laki (malaikat) dalam cerita penulis-penulis sejarah  itu hanya  anak-anak  yang  baru  dua tahun lebih sedikit umurnya. Begitu juga umur Muhammad waktu itu. Akan tetapi sumber-sumber
itu   sependapat   bahwa  Muhammad  tinggal  di  tengah-tengah  keluarga Sa’d itu sampai mencapai usia lima  tahun.  Andaikata peristiwa  itu  terjadi  ketika ia berusia dua setengah tahun, dan ketika itu Halimah dan  suaminya  mengembalikannya  kepada ibunya,  tentulah terdapat kontradiksi dalam dua sumber cerita itu yang tak dapat diterima. Oleh karena itu beberapa  penulis berpendapat,  bahwa ia kembali dengan Halimah itu untuk ketiga kalinya. more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 10


Baik  kaum  Orientalis  maupun beberapa kalangan kaum Muslimin sendiri tidak merasa puas dengan cerita dua malaikat  ini  dan menganggap   sumber  itu  lemah  sekali.  Yang  melihat  kedua
laki-laki (malaikat) dalam cerita penulis-penulis sejarah  itu hanya  anak-anak  yang  baru  dua tahun lebih sedikit umurnya. Begitu juga umur Muhammad waktu itu. Akan tetapi sumber-sumber
itu   sependapat   bahwa  Muhammad  tinggal  di  tengah-tengah Keluarga Sa’d itu sampai mencapai usia lima  tahun.  Andaikata peristiwa  itu  terjadi  ketika ia berusia dua setengah tahun, dan ketika itu Halimah dan  suaminya  mengembalikannya  kepada ibunya,  tentulah terdapat kontradiksi dalam dua sumber cerita itu yang tak dapat diterima. Oleh karena itu beberapa  penulis berpendapat,  bahwa ia kembali dengan Halimah itu untuk ketiga kalinya. more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 9


USIA Abd’l-Muttalib sudah  hampir  mencapai  tujuhpuluh  tahun atau   lebih   tatkala  Abraha  mencoba  menyerang  Mekah  dan menghancurkan Rumah Purba. Ketika itu  umur  Abdullah  anaknya sudah duapuluh empat tahun, dan sudah tiba masanya dikawinkan. Pilihan Abd’l-Muttalib jatuh kepada Aminah bint Wahb  bin  Abd Manaf  bin Zuhra, – pemimpin suku Zuhra ketika itu yang sesuai pula usianya dan mempunyai kedudukan terhormat. Maka  pergilah
anak-beranak  itu hendak mengunjungi keluarga Zuhra. Ia dengan anaknya menemui Wahb dan melamar puterinya.  Sebagian  penulis sejarah  berpendapat,  bahwa  ia  pergi  menemui  Uhyab, paman Aminah, sebab waktu itu ayahnya sudah  meninggal  dan  dia  di bawah  asuhan  pamannya.  Pada hari perkawinan Abdullah dengan Aminah itu, Abd’l-Muttalib  juga  kawin  dengan  Hala,  puteri pamannya.  Dari perkawinan ini lahirlah Hamzah, paman Nabi dan yang seusia dengan dia.
more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 8


Malam gelap gelita tatkala mereka memikirkan akan meninggalkan kota  itu  dan  di  mana  pula  akan  tinggal.  Malam   itulah Abd’l-Muttalib  pergi dengan beberapa orang Quraisy, berkumpul
sekeliling pintu Ka’bah. Dia  bermohon,  mereka  pun  bermohon minta  bantuan  berhala-berhala  terhadap  agresor  yang  akan menghancurkan Baitullah itu. more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 7


Seperti ayahnya, Abd’d-Dar juga telah memegang pimpinan Ka’bah dan  kemudian  diteruskan  oleh  anak-anaknya.   Akan   tetapi anak-anak  Abd Manaf sebenarnya mempunyai kedudukan yang lebih baik dan  terpandang  juga  di  kalangan  masyarakatnya.  Oleh karena  itu,  anak-anak  Abd  Manaf,  yaitu Hasyim, Abd Syams, Muttalib dan Naufal sepakat akan mengambil pimpinan  yang  ada di  tangan  sepupu-sepupu  mereka  itu.  Tetapi  pihak Quraisy berselisih pendapat: yang satu membela satu golongan yang lain membela golongan yang lain lagi.
more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 6


Cerita   ini   diambil  dari  sejarah  yang  hampir  merupakan konsensus dalam garis besarnya tentang kepergian  Ibrahim  dan Ismail ke Mekah, meskipun terdapat perbedaan dalam detail. Dan
yang memajukan kritik  atas  peristiwa  secara  mendetail  itu berpendapat, bahwa Hajar dan Ismail telah pergi ke lembah yang sekarang terletak Mekah itu dan bahwa di tempat  itu  terdapat
mata  air  yang  ditempati oleh kabilah Jurhum. Hajar disambut dengan senang  hati  oleh  mereka  ketika  ia  datang  bersama Ibrahim  dan  anaknya  ke  tempat itu. Sesudah Ismail besar ia kawin dengan wanita Jurhum dan mempunyai beberapa orang  anak. Dari  percampuran  perkawinan antara Ismail dengan unsur-unsur Ibrani-Mesir di satu pihak  dan  unsur  Arab  di  pihak  lain,
menyebabkan  keturunannya itu membawa sifat-sifat Arab, Ibrani dan Mesir. Mengenai sumber yang mengatakan tentang Hajar  yang kebingungan  setelah  melihat  air  yang  habis menyerap serta tentang usahanya berlari tujuh kali dari Shafa dan  Marwa  dan tentang  sumur Zamzam dan bagaimana air menyembur, oleh mereka masih diragukan. more »

Sejarah Hidup Muhammad bagian 5

DI TENGAH-TENGAH jalan kafilah  yang  berhadapan  dengan  Laut Merah  -  antara  Yaman dan Palestina – membentang bukit-bukit  barisan sejauh kira-kira delapanpuluh kilometer  dari  pantai.
Bukit-bukit  ini  mengelilingi sebuah lembah yang tidak begitu luas, yang hampir-hampir terkepung samasekali oleh bukit-bukit itu  kalau  tidak  dibuka  oleh tiga buah jalan: pertama jalan
menuju  ke  Yaman,  yang  kedua  jalan  dekat  Laut  Merah  di pelabuhan Jedah, yang ketiga jalan yang menuju ke Palestina. more »

Comments
0 Comments