Sejak awal blog ini ingin tetap konsisten dengan prinsip persatuan umat Islam dan sebisa mungkin tetap ingin menjaganya. Dalam beberapa diskusi dan pertemuan, ada keinginan untuk tidak terlalu sering menyinggung Wahabi atau yang sekarang ini menggunakan nama salafi. Katanya, mereka sebenarnya masih punya peluang untuk dibantu. Setidaknya dibantu untuk kembali menggunakan akal sehat dan tidak buta dengan ritual dan penampilan lahiriah.
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan bahwa kelompok yang kelihatannya sangat taat ini seperti ingin mencerabut Nabi Muhammad saw. dari hati umat muslim. Dimulai dari klaim bahwa orang tua nabi berada di neraka, keluarga nabi adalah manusia biasa, larangan ziarah kepada nabi, dan tuduhan lain yang merendahkan nabi saw. Anehnya, mereka menggunakan dalih dengan mengaku sebagai muwahid sejati dan menjual murah kata-kata “musyrik”, “bidah“, “sesat” dan sebagainya.
Tapi menurut syariahnya Wahabi, penyebutan “Ya Muhammad” adalah syirik meskipun seluruh umat muslim tahu Nabi Muhammad saw. adalah utusan-Nya. Sehingga mereka menambahkan “titik” di bawah huruf “ha” sehingga menjadi huruf “jim” dan menghapus huruf “mim” untuk kemudian menambahkan “dua titik” sehingga terlihat seperti huruf “ya”. Kemudian kata Muhammad diganti menjadi Majîd.
Seseorang yang sekilas melihat Kakbah akan mengira bahwa bagian yang dilingkari merah hanyalah kaligrafi ayat Quran biasa. Tapi ternyata…
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Kiswah ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya. Tahun 1426.”
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Tirai ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya.”
Siapapun tidak akan bisa menemukan nama “Muhammad” di Kakbah karena menurut salafi Wahabi hal itu dapat membahayakan tauhid, membuat iman Anda tergoncang, kultus terhadap nabi, dan seketika menjadi musyrik. Tapi Anda masih bisa menemukan nama lengkap Raja Saudi keluarga Saud di Kakbah dan pintunya. Tapi bagi mereka hal itu bukanlah syirik dan tidak termasuk bidah. Berikut ini adalah potongan kiswah dari era kekuasaan Utsmaniah yang tetap menuliskan nama Nabi Muhammad saw.
Perilaku “orang-orang suci pemegang kunci surga” tidak cukup sampai di situ.
Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pintu masuk bagian Barat Masjidilharam bernamakan “Pintu Raja Fahd”. Kata Hammad Alqadri, “Siapapun yang memiliki sedikit iman di hatinya akan mengatakan bahwa inilah bentuk perpaduan arogansi dan superioritas (merasa unggul) dengan menggunakan gelar raja dan namanya di tempat paling suci di muka bumi,” Baitullah, yang pemiliknya adalah Raja Hari Akhir.
Karena mereka merasa benar sedangkan yang lainnya adalah musyrik dan ahlulbidah, maka mereka masih “berbaik hati” untuk memberi sedikit ruang di Haram.
Menurut Wahabi tidaklah bermasalah untuk menempatkan kata-kata mulia seperti “Masjidilharam” dan “Masjid Nabawi” atau gambar Kakbah di pojokan sebagai bagian dari pengumuman tempat rak sepatu, bahkan lebih kecil dari itu. Ya Allah sampaikan salawat dan salam keharibaan nabi tercinta Muhammad dan keluarga Muhammad. Wallahualam.
ejajufri.wordpress.com
Gambar-gambar di bawah ini menunjukkan bahwa kelompok yang kelihatannya sangat taat ini seperti ingin mencerabut Nabi Muhammad saw. dari hati umat muslim. Dimulai dari klaim bahwa orang tua nabi berada di neraka, keluarga nabi adalah manusia biasa, larangan ziarah kepada nabi, dan tuduhan lain yang merendahkan nabi saw. Anehnya, mereka menggunakan dalih dengan mengaku sebagai muwahid sejati dan menjual murah kata-kata “musyrik”, “bidah“, “sesat” dan sebagainya.
Apa yang Dihapus di Masjid Nabawi?
Ketika kekhalifahan Utsmaniah (Ottoman) Turki membangun kembali Masjid Nabawi, mereka menuliskan di pagar emas Raudah Syarif “Ya Allah Ya Muhammad” bersamaan.Tapi menurut syariahnya Wahabi, penyebutan “Ya Muhammad” adalah syirik meskipun seluruh umat muslim tahu Nabi Muhammad saw. adalah utusan-Nya. Sehingga mereka menambahkan “titik” di bawah huruf “ha” sehingga menjadi huruf “jim” dan menghapus huruf “mim” untuk kemudian menambahkan “dua titik” sehingga terlihat seperti huruf “ya”. Kemudian kata Muhammad diganti menjadi Majîd.
Apa yang Ditulis di Masjidilharam?
Bagi umat muslim, Kakbah adalah kiblat. Sebagai tempat paling suci, umat muslim merasakan ketenangan dan kedekatan dengan Penciptanya dan akan mengecam siapapun yang mengganggu perasaan ini. Sebagaimana tempat suci lain seperti makam nabi saw. dan pemakaman Baqi yang dihancurkan (baca di sini), Kakbah juga menjadi target kebodohan atas nama tauhid dan digunakan sebagai papan pengumuman kerajaan.Seseorang yang sekilas melihat Kakbah akan mengira bahwa bagian yang dilingkari merah hanyalah kaligrafi ayat Quran biasa. Tapi ternyata…
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Kiswah ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya. Tahun 1426.”
Arti dari kaligrafi tersebut adalah “Tirai ini dibuat di Mekah al-Mukarramah dan hadiah untuk Kakbah al-Musyarafah. Khadim al-Haramain asy-Syarifain Abdullah bin Abdulaziz Ali Saud, semoga Allah menerima darinya.”
Siapapun tidak akan bisa menemukan nama “Muhammad” di Kakbah karena menurut salafi Wahabi hal itu dapat membahayakan tauhid, membuat iman Anda tergoncang, kultus terhadap nabi, dan seketika menjadi musyrik. Tapi Anda masih bisa menemukan nama lengkap Raja Saudi keluarga Saud di Kakbah dan pintunya. Tapi bagi mereka hal itu bukanlah syirik dan tidak termasuk bidah. Berikut ini adalah potongan kiswah dari era kekuasaan Utsmaniah yang tetap menuliskan nama Nabi Muhammad saw.
Perilaku “orang-orang suci pemegang kunci surga” tidak cukup sampai di situ.
Gambar di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pintu masuk bagian Barat Masjidilharam bernamakan “Pintu Raja Fahd”. Kata Hammad Alqadri, “Siapapun yang memiliki sedikit iman di hatinya akan mengatakan bahwa inilah bentuk perpaduan arogansi dan superioritas (merasa unggul) dengan menggunakan gelar raja dan namanya di tempat paling suci di muka bumi,” Baitullah, yang pemiliknya adalah Raja Hari Akhir.
Karena mereka merasa benar sedangkan yang lainnya adalah musyrik dan ahlulbidah, maka mereka masih “berbaik hati” untuk memberi sedikit ruang di Haram.
Menurut Wahabi tidaklah bermasalah untuk menempatkan kata-kata mulia seperti “Masjidilharam” dan “Masjid Nabawi” atau gambar Kakbah di pojokan sebagai bagian dari pengumuman tempat rak sepatu, bahkan lebih kecil dari itu. Ya Allah sampaikan salawat dan salam keharibaan nabi tercinta Muhammad dan keluarga Muhammad. Wallahualam.
ejajufri.wordpress.com