| Mera Naam Joker: Orang Aborijin Australia

Selasa, 15 Januari 2013

Orang Aborijin Australia



Orang Aborijin Australia berperan secara aktif dalam semua bidang kehidupan.
Itji-Marru Aboriginal Resource Centre
Gambar 4.1: Orang Aborijin Australia berperan secara aktif dalam semua bidang kehidupan. Tampak di sini para anggota masyarakat Aborijin berkumpul di Pusat Sumber-Daya Aborijin Itji-Marru di Sekolah Menengah Morriset

Orang asli Australia

Manusia menghuni Australia sudah sejak lama sekali. Penghuni asli Australia disebut orang Aborijin. Dalam bahasa Latin kata 'aborigine' mempunyai arti 'dari awal mula'. Umumnya orang percaya bahwa mereka telah tinggal di Australia setidaknya selama 60.000 tahun. Beberapa bukti ilmiah terbaru menunjukkan bahwa manusia telah menghuni Australia lebih dari 60.000 tahun yang lalu (Lihat Catatan Untuk Guru pada akhir bab ini).
Tampaknya beberapa orang Aborijin ini datang dari Asia Tenggara selama zaman es. Pada waktu itu permukaan laut lebih rendah daripada sekarang dan celah pemisah antara Australia dan Indonesia lebih sempit (Lihat Gambar 4.2).
Selama zaman es, permukaan laut jauh lebih rendah.
Gambar 4.2: Selama zaman es, permukaan laut jauh lebih rendah. Garis pantai Australia utara menjorok lebih jauh ke utara. Dibandingkan dengan sekarang, keadaan ini tentunya telah menyebabkan mudahnya terjadi hunian di Australia melalui Kepulauan Indonesia.
Orang Aborijin menghuni daerah-daerah yang lembab maupun yang kering. Tampaknya mereka mula-mula tinggal di daerah-daerah yang lembab dan mempunyai banyak tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sesudah lama kemudian, mungkin mereka pindah ke dataran-dataran yang kering di daerah pedalaman. Orang percaya bahwa hunian Aborijin paling padat adalah di daerah lembah sungai dan daerah pantai yang subur, karena udaranya lebih hangat. Bahkan, daerah yang paling kering pun juga berpenghuni.
Pada tahun 1788, ketika orang Eropa mulai mendirikan daerah hunian di Australia, jumlah orang Aborijin mungkin berkisar antara 30.000 dan 1,5 juta orang.
Bekas tapak tangan menunjukkan turun-temurunnya hunian orang Aborijin
Russell Darnley
Gambar 4.3: Bekas tapak tangan menunjukkan turun-temurunnya hunian orang Aborijin

Hubungan awal dengan Indonesia

Hubungan antara orang Indonesia dan orang Aborijin Australia telah dimulai jauh sebelum adanya penghuni Eropa.
Para pelaut dari Makasar dan Bugis mengunjungi pantai utara Australia setiap tahun setidaknya sejak tahun 1720-an sampai 1906 untuk mencari ikan teripang
Mereka memperdagangkan ikan teripang itu dengan pedagang Cina. Armada kapal laut yang jumlahnya antara 30 sampai 60 perahu, dan masing-masing memuat 30 orang, dulu biasa datang setiap musim. Ada lukisan Aborijin mengenai perahu-perahu ini, sebagaimana tampak pada Gambar 4.4.
Lukisan perahu Makasar di atas batu menunjukkan adanya hubungan dengan Indonesia
Gambar 4.4: Lukisan perahu Makasar di atas batu menunjukkan adanya hubungan dengan Indonesia
Orang Indonesia dan orang Aborijin mungkin saling bertukar pendapat. Harpun (garpu besar penangkap ikan) dan perahu kano ternyata dijumpai di daerah pantai utara Australia dan juga di Indonesia. Ada peninggalan orang Indonesia dalam bentuk pohon-pohon asam, kaca, dan logam.
Kita dapat menjumpai beberapa kata
bahasa Melayu, Bugis, dan Makasar dalam bahasa orang Aborijin di Australia Utara. Misalnya, kata-kata berikut dijumpai dalam bahasa Enindiljaugwa, yang digunakan oleh orang Wanindiljaugwa dari Groote Elyandt, di Teluk Carpentaria.
Enindiljaugwa
ajiraairMel
BalandaBelandaMel
barabaratMel
bulabuluhMel
jarajaraMel
libalibalepa-lepaMak&Bug
rupiahuangMel
umbakumbaombak-ombakMel
(Mel=Melayu; Mak=Makasar; Bug=Bugis)

Hikayat tentang asal-usul

Orang Aborijin mengingat asal-usul dan sejarah mereka melalui hikayat, lukisan, lagu, dan tarian. Ada sebuah kepercayaan penting dalam masyarakat Aborijin yang disebut Dreaming, yakni kejadian terciptanya dunia. Dreaming tidak sekadar berarti "sudah lama yang lalu" tetapi berarti selalu ada. Kepercayaan ini masih tetap dipelihara melalui hikayat, lukisan, lagu dan tarian. Hikayat, lukisan, lagu dan tarian ini mengaitkan manusia dengan tanah tempat tinggalnya serta dengan berbagai tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Kehidupan dipahami sebagai suatu siklus. Mereka percaya bahwa mereka adalah bagian dari suatu putaran (siklus) kehidupan di alam. Orang dan alam tercipta secara terus-menerus.
Hikayat-hikayat Dreaming menunjukkan beberapa kemungkinan asal-usul yang berbeda bagi orang Aborijin. Banyak masyarakat Aborijin percaya bahwa nenek-moyang mereka diciptakan di Australia. Sebagian lagi percaya bahwa nenek-moyang mereka datang dari utara dan menyeberangi lautan dengan perahu kano.
Menurut hikayat tradisional Aborijin, arwah bergerak di suatu daerah menurut jalur tertentu. Pada saat arwah itu bergerak, terciptalah ciri-ciri alam. Banyak hikayat ini yang dinyanyikan oleh orang Aborijin modern di sepanjang jalur yang dipercaya menjadi jalur geraknya arwah tersebut.
Salah satu arwah yang terkenal adalah yang dijuluki Ular Pelangi. Konon arwah ini menciptakan sungai dan lubang-lubang air. Jalurnya berakhir di laut. Gambar ular, yang mempunyai pola berwarna-warni di punggungnya, konon merupakan tiruan Ular Pelangi dalam bentuk kecil. Ular Pelangi merupakan tema yang selalu diulang dalam kesenian Aborijin (Lihat Gambar 4.5).
Foto tahun 1913 ini metampakkan sekelompok lelaki Aborijin sedang melukis sebuah motif.
Northern Territory Government
Gambar 4.5: Foto tahun 1913 ini metampakkan sekelompok lelaki Aborijin sedang melukis sebuah motif. Lukisan seperti ini seringkali menggambarkan hikayat mengenai penciptaan dan sifatnya suci. Orang-orang ini tinggal di Australia utara.
Menurut tradisinya, orang Aborijin sangat mengkaitkan suku-suku bangsa Aborijin dengan tanah tempat tinggalnya. Menurut tradisinya, Orang Aborijin mencari jati dirinya melalui tanah tempat mereka tersebut. Banyak yang masih menganggap dirinya sebagai 'milik' tanah tersebut dan bukannya tanah itu yang menjadi milik mereka.

Gaya hidup tradisional

Makanan

Pada masa kini, kebanyakan orang Aborijin tinggal di daerah perkotaan dan menjalani gaya hidup modern. Namun, masih ada kelompok orang Aborijin di daerah-daerah yang berburu dan mengumpulkan makanan seperti cara hidup nenek-moyangnya.
Mereka selalu hidup secara berpindah-pindah mengikuti musim untuk mencari tempat adanya makanan. Setiap kelompok suku melakukan perpindahan di dalam suatu daerah yang menjadi kawasannya. Iklim dan lingkungan yang berbeda menghasilkan jenis makanan yang berbeda. Dalam musim-musim tertentu ada banyak makanan seperti kacang bunya (dari pohon jarum) di Queensland Tenggara pada bulan Februari. Ngengat Bogong dikumpulkan di Pegunungan Alpen pada bulan September. Kadang-kadang dapat banyak ikan di sungai dan di sepanjang pantai.
Beberapa kelompok orang Aborijin ada yang membuat perangkap ikan dan ada pula yang berternak lele. Banyak yang berupaya menanam tanaman pangan dan ada juga yang mengumpulkan biji-bijian dari rumput untuk dibuat sejenis roti. Sebaliknya, orang Aborijin di pulau-pulau Selat Tores, yang merupakan keturunan bangsa Melanesia, mempunyai kebun tempat menanam tanaman pangan.

Organisasi kedaerahan dan sosial

Pada mulanya ada banyak bahasa Aborijin. Kira-kira ada 600 bahasa berbeda yang pernah digunakan. Ada beberapa bahasa Aborijin yang ada saat ini. Mereka yang menggunakan bahasa yang serupa disebut "marga". Setiap kelompok bahasa dibagi menjadi suku yang beranggotakan 10 sampai 200 orang.
Hunian orang Aborijin di Australia utara di tahun 1913.
Northern Territory Government
Gambar 4.6: Hunian orang Aborijin di Australia utara di tahun 1913. Tempat tinggal di daerah-daerah tropis yang panas dibangun dari bahan-bahan ringan, sedangkan di daerah yang iklimnya sedang bangunannya lebih mapan.

Setiap kelompok atau suku mempunyai daerahnya sendiri. Daerah untuk beberapa marga dan suku dapat dilihat dalam Gambar 4.7. Setiap daerah mempunyai hikayatnya sendiri mengenai 'dreaming'. Para tetua suku sangat dihormati oleh anggota yang lebih muda. Kepada anggota muda ini mereka menyampaikan hikayat dan peraturan sukunya. Beberapa adat-istiadat ini masih diikuti hingga sekarang, tetapi kebanyakan orang Aborijin sekarang hidup di kota-kota.
Informasi ini adalah mengenai kelima suku yang dijumpai pada saat orang Eropa menghuni Australia.
Gambar 4.7: Informasi ini adalah mengenai kelima suku yang dijumpai pada saat orang Eropa menghuni Australia.
"Keluarga besar" yang mencakup bibi, paman, kakek, dan nenek adalah hal yang penting. Orang Aborijin mempunyai peraturan yang rumit mengenai siapa yang boleh dinikahi. Umumnya orang menikah dengan anggota dari kelompok bahasa yang sama.

Hubungan dengan marga lain

Pertukaran barang merupakan hal yang penting dan orang sering melakukan perjalanan jauh untuk melakukan hal ini. Mereka memperdagangkan barang-barang untuk memperoleh bahan pewarna, kulit kerang dan kwarsa.
Apabila mempunyai banyak makanan, diundanglah marga lain untuk berbagi makanan. Pada saat seperti ini terdapat acara 'korobori' yakni perayaan lagu-lagu dan tarian. Juga ada pertukaran perkawinan dan pernikahan yang diatur.
Beberapa marga melakukan acara 'korobori' demi kesejahteraan alam. Orang dan kelompok dikaitkan dengan tanaman, hewan, ikan, burung tertentu atau dengan angin yang menjadi lambang suku mereka. Misalnya di Groote Elyandt ikan pari berduri, burung elang, dan ular masih menjadi hewan lambang suku. Menurut adat kebiasaan, anggota suku diharapkan melindungi lambang suku mereka.

Hunian dan lingkungan

Selama masa tinggal orang-orang Aborijin di Australia, telah banyak perubahan yang terjadi terhadap lingkungan hidup. Perubahan yang terbesar adalah berakhirnya zaman es. Hal ini terjadi antara 15.000 dan 18.000 tahun yang lalu. Banyak es yang meleleh. Hal ini menyebabkan bertambahnya air di lautan dan naiknya permukaan laut. Beberapa suku Aborijin banyak sekali yang menggunakan api. Api tersebut digunakan untuk membersihkan rerumputan liar. Secara tetap dinyalakan api kecil. Hal ini menghindarkan terjadinya kebakaran yang berbahaya. Kegiatan ini membantu merawat lingkungan, membantu dalam perburuan, serta lebih memudahkan perjalanan.
Pembakaran menyebabkan menyebarnya tanaman yang tahan api. Tanaman-tanaman ini banyak dijumpai di banyak tempat di Australia. Kanguru dan hewan berkantung meningkat jumlahnya karena hewan tersebut suka memakan tanaman semacam itu. Hewan-hewan ini telah menjadi sumber makanan yang mudah diperoleh bagi orang Aborijin.
Para penghuni Eropa yang pertama menganggap bahwa Australia adalah daerah hutan belantara perawan. Hal itu tidak benar. Banyak daerah luas yang kelihatan seperti taman karena tumbuhnya dirawat dengan baik oleh orang Aborijin yang secara tetap melakukan pembakaran untuk mengendalikan semak belukar. Para pendatang baru dari Eropa itu sering melihat adanya kebakaran. Mereka tidak memahami perlunya ada pembakaran tersebut.

Sejak hunian orang Eropa

Sesudah tahun 1788, orang-orang Eropa secara sedikit demi sedikit mengambil alih seluruh Australia. Mereka dengan segera melebihi jumlah orang Aborijin Australia. Orang Eropa menganggap tanah Australia sebagai tanah yang luas dan umumnya kosong oleh karena itu, mereka menyebutnya terra nullius, yaitu tanah yang kosong. Orang Aborijin memandang segala hal secara berbeda. Mereka telah menempati Australia selama ribuan tahun. Bagi mereka, tanah mereka telah dijajah oleh orang Eropa dan tanah itu tidak lagi memiliki mereka.
Suku-suku Aborijin harus memutuskan apakah mereka akan menolak atau menerima pendatang baru. Pada umumnya terjadi perlawanan dari orang Aborijin terhadap hunian orang Eropa dan seringkali perlawanan itu keras. Namun, orang Aborijin seringkali bekerja bagi orang Eropa sebagai pemandu, pembantu rumah tangga, pekerja pertanian, penjaga ternak, dan bahkan sebagai polisi (Lihat Gambar 4.8).
Foto lama ini menggambarkan para pekerja Aborijin yang membongkar muatan di Sungai Daly.
Northern Territory Government
Gambar 4.8: Foto lama ini menggambarkan para pekerja Aborijin yang membongkar muatan di Sungai Daly.
Di Tasmania konflik yang terjadi di antara para pemukim dari Eropa dan orang-orang Aborijin adalah yang paling serius. Semakin meningkatnya konflik tersebut akhirnya mendorong Pemerintah Kolonial untuk menyatakan undang-undang darurat perang. Banyak orang Aborijin yang terbunuh dengan adanya sistem ini. Populasi Aborijin Tasmania menurun dari kira-kira 6,000 orang pada tahun 1803 menjadi kira-kira 500 orang pada tahun 1830. Orang-orang yang tersisa dipindahkan ke Pulau Flinders di Selat Bass. Sebagian dari orang-orang ini melakukan perkawinan silang dengan orang-orang Eropa, tetapi menjelang tahun 1976 tidak ada lagi orang Aborijin Tasmania yang masih hidup.
Sayangnya, pendatang Eropa tersebut membawa banyak pengaruh yang berakibat buruk bagi kesehatan orang Aborijin. Timbul penyakit baru yang menyebabkan wabah yang menyebabkan kematian banyak orang Aborijin.
Obat bius, seperti tembakau dan alkohol juga diperkenalkan. Keduanya terus-menerus menimbulkan akibat yang serius terhadap kesehatan orang Aborijin. Makanan baru, seperti tepung gandum dan gula juga punya andil dalam memperburuk kesehatan masyarakat Aborijin yang sudah terbiasa dengan makanan yang berbeda.
Banyak orang Aborijin yang mulai makan dan berpakaian seperti pendatang baru tersebut. Mereka benar-benar mengalami bahaya kehilangan kebudayaan mereka.
Pemerintah menyadari keadaan orang Aborijin yang menyedihkan tersebut. Pada saat itu dianggap bahwa orang Aborijin akan lebih baik keadaannya jika hidupnya seperti cara orang Eropa. Pemerintah memberikan pakaian dan makanan, bahkan perumahan kepada orang-orang Aborijin yang tidak mempunyai tempat tinggal. Namun, banyak orang Aborijin yang dipaksa tinggal di daerah suaka yang kecil atau di daerah misi gereja.

Dengan demikian, orang Aborijin Australia kehilangan kebebasan mereka dan kehidupannya menjadi sangat terkendalikan.
Dalam upaya untuk membuat mereka menjadi lebih seperti orang Eropa, beribu-ribu anak Aborijin dilepaskan dari keluarga Aborijinnya untuk dibesarkan dengan cara Eropa. Hal ini ternyata mempunyai dampak yang merusak bagi kehidupan orang Aborijin dan budayanya, dan masih dirasakan sampai sekarang. Sekarang kebijakan untuk "mengasimilasikan" orang Aborijin ke dalam budaya Eropa telah dihentikan.
Gambar 4.9: Mulai tahun 1960-an orang Aborijin Australia menjadi lebih aktif dalam menuntut hak-hak atas tanah.
The Faifax Photo Library
Gambar 4.9: Mulai tahun 1960-an orang Aborijin Australia menjadi lebih aktif dalam menuntut hak-hak atas tanah.

Sejak tahun 1960-an

Sejak tahun 1960-an situasinya berubah (Lihat Gambar 4.9). Orang Aborijin Australia mempunyai kewarganegaraan penuh. Pemerintah Australia telah mulai berkonsultasi dengan masyarakat Aborijin mengenai kebutuhan mereka. Gaji, pendidikan, perumahan, layanan kesehatan, dan layanan kesejahteraan telah jauh dikembangkan. Namun, perbaikan ini tidak mengarah ke perbaikan mutu kehidupan orang Aborijin agar mencapai standar yang sama dengan orang Australia yang non-Aborijin.

Orang Aborijin pada masa kini

Penduduk Aborijin telah berkembang jumlahnya akhir-akhir ini dan distribusinya telah banyak berubah. Penduduk Aborijin kira-kira 300.000 orang atau kira-kira 1,6% dari penduduk Australia. Mayoritas orang Aborijin sekarang tinggal di kota-kota.
Beberapa orang Aborijin Australia telah menikah dengan orang yang bukan Aborijin. Banyak anak-anak dari hasil pernikahan ini yang tetap tinggal dalam masyarakat Aborijin dan menganggap dirinya sebagai orang Aborijin. Banyak dari mereka yang dulunya terpisah dari keluarganya melalui kebijakan lama (untuk menggunakan cara Eropa) kemudian berupaya menyatu kembali dengan keluarganya.

Kemiskinan

Kemiskinan lebih umum dijumpai di antara orang Aborijin daripada orang Australia lainnya. Mereka mengalami:
  • tingkat pengangguran yang tinggi;
  • pendapatan yang lebih rendah;
  • harapan hidup yang lebih pendek;
  • tingkat kematian bayi yang lebih tinggi;
  • lebih banyak penyakit, seperti kencing-manis, kelainan dalam peredaran darah dan pernapasan, penyakit telinga dan kelainan mata; dan
  • keadaan perumahan yang berdesak-desakan, terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
Pemerintah Australia berketetapan untuk memperbaiki situasi ini. Pemerintah mengakui bahwa perbaikan hanya akan dapat dicapai melalui perubahan dalam sikap masyarakat dan dengan mengakui hak-hak warganegara asli Australia tersebut.
Perbaikan kesehatan dan perumahan dianggap sebagai hal yang sangat penting. Layanan pendidikan juga telah diberikan kepada orang-orang Aborijin. Bantuan pemerintah telah memungkinkan orang-orang Aborijin untuk memasuki semua tingkat pendidikan serta pendidikan tinggi dan pendidikan teknik. Di beberapa tempat, masyarakat Aborijin telah mendirikan sekolah-sekolah dengan dukungan pemerintah.
Pemerintah juga telah membantu mengembangkan stasiun radio dan televisi sebagaimana tampak dalam Gambar 4.10. Stasiun ini dijalankan oleh orang-orang Aborijin dan mempunyai peran yang penting dalam pembangunan sosial, budaya, dan pendidikan.
Gambar 4.10: Televisi Aborijin di Daerah Khusus Utara
The Faifax Photo Library
Gambar 4.10: Televisi Aborijin di Daerah Khusus Utara

Komisi Masyarakat Selat Tores dan Aborijin

Pada tahun 1989 pemerintah Australia mendirikan Komisi Masyarakat Selat Tores dan Aborijin. Komisi tersebut membuat kebijakan dan memberikan nasihat kepada pemerintah. Komisi ini dimaksudkan untuk mendorong orang Australia asli untuk dapat menentukan nasibnya sendiri.
Pemimpin masyarakat Aborijin yang memberikan nasihat kepada pemerintah tentang gelar asli Aborijin (kiri ke kanan) Peter Yu, David Ross, Lois O'Donoghue, Marcia Langton & Noel Pearson
The Faifax Photo Library
Gambar 4.11: Pemimpin masyarakat Aborijin yang memberikan nasihat kepada pemerintah tentang gelar asli Aborijin (kiri ke kanan) Peter Yu, David Ross, Lois O'Donoghue, Marcia Langton & Noel Pearson
Komisi ini (biasanya disingkat ATSIC) terdiri atas anggota-anggota dari Dewan Daerah. Dewan-dewan ini dipilih oleh orang-orang Selat Tores dan Aborijin. Dewan-dewan tersebut berkonsultasi secara langsung dengan masyarakat mereka dan mewakili kepentingan mereka.

Tanah orang Aborijin

Orang-orang Aborijin telah berkampanye dengan gencar untuk memperoleh hak-hak atas tanah (Lihat Gambar 4.9). Gelar asli Aborijin sekarang telah diakui oleh Pengadilan Tinggi Australia. Juga ada beberapa hukum nasional (federal) dan hukum negara bagian yang memungkinkan orang Aborijin Australia untuk menuntut hak atas tanah asalnya. Beberapa tuntutan itu telah disetujui dan banyak tuntutan lain yang masih harus diputuskan.
Orang Aborijin Australia memiliki kira-kira 14% kawasan tanah Australia. Kawasan ini dibagi di antara berbagai negara bagian sebagaimana tampak dalam tabel berikut.
Orang Aborijin mempunyai hubungan yang erat dengan tanahnya. Mereka terikat oleh hukum Aborijin agar memelihara tanah tersebut untuk masa depan. Jadi generasi yang akan datang terjamin sumber dasar budaya dan alamnya.
Kelompok masyarakat Aborijin berkampanye bertahun-tahun untuk mendapatkan pengakuan atas tanahnya. Dengan demikian, mereka dapat memelihara tempat-tempat yang suci bagi mereka. Hal ini terutama penting di daerah Australia utara dan tengah yang menjadi tempat tinggal tradisional bagi banyak suku Aborijin.
Negara BagianTotal (ribu km persegi)Milik Aborijin (ribu km persegi)
QLD1727.242.2
NSW801.61.5
VIC227.6Tidak ada
SA984.0189.6
WA2525.5325.5
NT1346.2558
TAS67.8Tidak ada
ACT2.4Tidak ada
Jumlah7682.31092.5

Dewan Pertanahan

Beberapa pemerintah negara bagian telah membentuk Dewan Pertanahan Aborijin yang menangani masalah pembelian dan pengelolaan tanah serta masalah sosial dan lingkungan hidup.

Taman Nasional

Di banyak daerah, orang-orang Aborijin dipekerjakan sebagai penjaga hutan dan konsultan di taman-taman nasional. Mereka membantu mengenali dan memelihara situs (tempat) budaya yang penting dan membantu menjaga lingkungan hidup. Hal ini membantu pengembangan kepariwisataan budaya yang menghargai tradisi dan memelihara lingkungan alam (Lihat Gambar 4.12). Salah satu contohnya adalah Uluru (Batu Ayers) di Australia tengah. Pemilikan tanah di daerah itu dikembalikan kepada masyarakat Aborijin pada tahun 1985 dan daerah tersebut terus menjadi daerah tujuan wisata yang penting.
Gambar 4.12: Konsultan Lingkungan Aborijin untuk tambang Uranium Ranger, di Kakadu
Energy Resources Australia
Gambar 4.12: Konsultan Lingkungan Aborijin untuk tambang Uranium Ranger, di Kakadu
Ada bagian yang luas di Taman Nasional Kakadu di Daerah Khusus Utara, suatu kawasan cagar alam, adalah tanah asal (tradisional) sekelompok suku Aborijin yang dikenal dengan nama Gagadju (Lihat Gambar 4.13). Mereka menggunakan sumber-sumber alam di daerah itu untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka juga memperoleh penghasilan dari kepariwisataan di Taman Nasional tersebut.
Seorang dari marga Gagadju di Kakadu menyablon kain.
Energy Resources Australia
Gambar 4.13: Seorang dari marga Gagadju di Kakadu menyablon kain.

Andil masyarakat Aborijin kepada masyarakat Australia

Orang Aborijin Australia memberikan andil dalam semua aspek budaya dan kemasyarakatan Australia. Mereka telah memberikan andil yang sangat penting dalam kesenian, sastra, tarian (Lihat Gambar 4.14) dan musik. Kelompok musisi Yothu Yindi terkenal di dunia karena musik Australianya yang khas (Gambar 4.15).
Kelompok tari-tarian dari Uluru
Ayres Rock Resort
Gambar 4.14: Kelompok tari-tarian dari Uluru
Gambar 4.15: Kelompok musisi Yothu Yindi
Yothu Yindi
Gambar 4.15: Kelompok musisi Yothu Yindi
Orang Aborijin Australia juga ada yang menjadi akademisi, ahli hukum, hakim (Lihat Gambar 4.16) dan pegawai kantor yang terkemuka. Mereka memasuki berbagai jenis bidang profesi dan pekerjaan. Noel Pearson, yang tampak dalam Gambar 4.11, adalah ahli hukum Australia yang terkenal.
Pat O'Shane, hakim.
Kilponen/ The Sun Herald
Gambar 4.16: Pat O'Shane, hakim.
Secara khusus, peranan orang Aborijin Australia dalam pembangunan pertanian dan industri pedesaan Australia merupakan hal yang sungguh sangat penting. Beberapa kelompok suku Aborijin telah mendirikan pusat peternakan dan pertanian di lahan tradisional mereka. Salah satu contohnya adalah orang-orang suku Gurinji di Daerah Khusus Utara.
Olahraga merupakan suatu bidang yang menunjukkan kehebatan orang Aborijin Australia, misalnya Kathy Freeman adalah pelari kelas dunia (Gambar 4.17).
Pelari kelas dunia Kathy Freeman
Golding/ The Sydney Morning Herald
Gambar 4.17: Pelari kelas dunia Kathy Freeman
Comments
0 Comments