| Mera Naam Joker: KETIKA FAJAR ISLAM MEREKAH DI UFUK TIMUR

Minggu, 06 Januari 2013

KETIKA FAJAR ISLAM MEREKAH DI UFUK TIMUR



Syeikh Abu AimanSegala puji bagi Alloh, Dzat yang telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya, memuliakan tentara-Nya dan yang telah menghancurkan pasukan Ahzab seorang diri. Dialah yang telah memerintahkan Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wa salamdengan sebuah perintah yang berlaku untuk semua umatnya yang beriman, dengan firman-Nya :
“Dan berperanglah di jalan Alloh, karena tidaklah kewajiban (perang) itu dibebankan melainkan kepada dirimu. Dan kobarkanlah semangat kaum mukminin untuk berperang. Mudah-mudahan Alloh akan menahan serangan orang-orang kafir, dan Alloh adalah Dzat yang maha dahsyat kekuatan dan siksaannya.” (QS. An Nisa : 84)
Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada kekasih dan hamba pilihan-Nya, yaitu Nabi kita, pemimpin kita, komandan kita dan kekasih kita yang murah senyum tetapi juga gemar berperang, Nabi pembawa rahmat dan pemimpin pertempuran, yang telah bersabda :
“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang hingga Alloh saja yang diibadahi. Rizkiku dijadikan berada dibawah naungan tombakku. Kerendahan dan kehinaan akan ditimpakan kepada siapa saja yang menyelisihi perintahku. Dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti dia termasuk golongan mereka”.
Beliaulah Rosululloh Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa salam, semoga sholawat dan salam terlimpah kepada beliau, keluarga dan para sahabat beliau serta siapa saja yang meniti jalan beliau hingga akhir zaman.  Amma ba`du :DENSUS-VS-MUJAHIDIN
Kaum muslimin yang dirahmati Alloh Ta`ala ….
Beberapa saat yang lalu, publik Indonesia dikejutkan dengan aksi heroik yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka sebagai “Kelompok Mujahidin Indonesia Timur” yang sukses menyergap aparat kepolisian yang berpatroli di wilayah Poso Sulawesi Tengah. Akibat dari aksi penyergapan tersebut paling tidak 4 orang polisi tewas dan beberapa lainnya terluka. Kelompok inipun juga sukses membawa lari senjata aparat Polisi sebagai ghonimah, sebagaimana yang ramai diberitakan oleh berbagai media.
Tak perlu menunggu waktu lama, pihak kepolisan NKRI segera mengumumkan dan menyimpulkan bahwa ini adalah aksi “terorisme”. Para pelakunya adalah para “teroris” yang mengatasnamakan “Kelompok Mujahidin Indonesia Timur”. Sebuah situs di internet “al ansar007” merilis pernyataan sikap kelompok ini.
Pihak pemerintah NKRI cepat bereaksi dan memperketat pengamanan di beberapa titik wilayah, terutama disekitar TKP. Mereka menangkap sekitar 15 warga  untuk dimintai keterangan, meskipun sebenarnya lebih tepat disebut sebagai aksi penculikan dan penangkapan, dimana semua warga yang ditangkap tersebut pulang ke rumah dengan kondisi memar dan luka-luka akibat pukulan dan penyiksaan, setelah mereka tidak terbukti terlibat dengan kelompok bersenjata tersebut.
Ironis …
  • Kilas balik istilah “Teroris” 
Dalam beberapa decade ini, memang istilah Islam dan terorisme banyak menjadi topik yang ramai diperbincangkan oleh banyak kalangan. Berbagai media turut ramai menyorot dan memberitakan berita seputar tema ini. Banyak kalangan yang masih rancu dan bingung dengan Istilah ini. Tetapi karena dahsyatnya propaganda media yang memberitakan tentang terorisme sehingga akhirnya terbentuklah sebuah opini sepihak bahwa teroris adalah sebuah gerakan atau aksi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dan dari kalangan tertentu.
Dalam hal ini, kalangan Islam dan orang-orang yang ingin menegakkan syareat Islamlah yang menjadi pihak tertuduh dan diberi lebel “teroris”. Terutama mereka-mereka yang menjadikan jihad sebagai jalan perjuangan mereka. Sedangkan selain itu, maka bukan terbilang teroris meskipun dia melakukan kejahatan yang tidak berperikemanusiaan sekalipun. Atau melakukan hal-hal yang lebih besar efek terornya dibanding apa yang dilakukan oleh mereka-mereka yang dituduh “teroris”.
Isu ini pertama kali mencuat dari mulut Bush, setelah peristiwa 9 September 2001 dengan runtuhnya menara kembar WTC di Washington dan dihantamnya pusat pertahanan Amerika di Pentagon. Aksi heroik ini dilakukan oleh 19 orang mujahid yang diduga terkait gerakan Al Qaeda pimpinan Syeikh Usamah bin Ladin – rohimahulloh – . ketika itu Bush dengan lantang merespon aksi tersebut dengan mengatakan : “Inilah perang salib … inilah perang melawan teroris … dan hal ini akan memakan waktu yang lama”.
Baru setelah itu secara besar-besaran isu terorisme menjadi topik utama publik. Gerakan-gerakan jihad dan upaya penegakan syareat Islam adalah target dari perang salib yang dilancarkan oleh Bush tersebut. Gerakan Thaliban di Afghanistan dan Pakistan, Imaroh Qoqaz di Chechnya, jihad Islam dan Brigade Al Qossam di Palestina, Harokatu Syabab di Somalia, Harokah Salafiyah li da`wati wal qital di Al Jazair, Jamaah islamiyah di Indonesia serta sederet nama lain yang dituduh oleh Amerika sebagai teroris.
Operasi perang melawan teroris pun segera dilancarkan, dengan segera menginfansi Afghanistan, kemudian Irak, kemudian menekan pemerintah-pemerintah lokal untuk memberangus semua  gerakan jihad seperti di Saudi, Mesir, Yaman, Thailand, Philipina, dan tak ketinggalan Indonesia. Tetapi operasi ini bukan mematikan semangat perlawanan dan jihad, tetapi justru menumbuh suburkan Jihad dan upaya penegakan syareat Islam tersebut.


  • Terorisiasi Indonesia
Indonesia adalah Negara yang tidak mau ketinggalan untuk ikut andil dalam perang melawan “terorisme”. Berawal dari peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002 setahun setelah peristiwa 11 September yang meluluh lantahkan kejayaan Amerika, dimulailah perburuan terhadap teroris secara besar-besaran. Lalu, dibentuklah sebuah detasemen khusus untuk mengatasi terror bernama Densus 88. Dibuat pula undang-undang khusus terkait dengan kasus ini bernama Undang-undang terorisme. Satu per satu pelaku yang terlibat dalam aksi jihad Bom Bali ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Ratusan orang ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Jamaah Islamiyah menjadi pihak yang tertuduh saat itu karena diduga berafiliasi dengan Al Qaeda yang dinobatkan oleh PBB sebagai “teroris internasional”. Amerika segera memberikan aplous kepada kepolisian Indonesia atas keberhasilan mereka dan segera menggelontorkan dana besar kepada pemerintah Indonesia. I made mangku Pastika yang ketika itu menjabat sebagai kapolda Bali diundang ke Amerika untuk mendapatkan penghargaan dari Negara Koloni tersebut. Dengan berbagai penghargaan dan kucuran dana ini, Indonesia semakin bersemangat untuk melanjutkan aksi perang terhadap “teroris” demi keredhoan Amerika, dengan berpayung dibawah upaya penegakan hukum. Jadilah perang terhadap terror sebagai sebuah mega proyek yang cukup menggiurkan hati orang-orang yang memburu bangkai dunia.
Publik tentunya tahu, siapakah mereka-mereka yang menjadi sasaran perang anti terror yang digalakkan oleh kepolisian Indonesia. Mereka tidak lain adalah umat Islam yang menginginkan tegakknya syareat Islam di bumi pertiwi ini. Mereka adalah orang-orang yang menginginkan hidup dalam kemuliaan dan kebebasan beribadah menjalankan ajaran agama Islamnya. Mereka adalah orang-orang yang hati nuraninya terketuk ketika melihat saudara-saudaranya terbantai di berbagai belahan bumi. Mereka adalah umat Islam yang ingin lepas dari penjajahan dan kebiadaban. Mereka adalah orang-orang ikhlas yang menjadikan Alloh sebagai tujuan, Muhammad sebagai tauladan, Al Quran  sebagai pedoman, Jihad sebagai jalan kemuliaan dan syahadah sebagai impian.
Asumsi ini terbentuk dengan sendirinya dengan gencarnya pemberitaan media kafir tentang aksi terorisme dan upaya penanggulangannya. Dimana jika ada umat Islam yang ditangkap, lalu dia menyuarakan kata jihad dan penegakan syareat Islam, maka dengan segera media kafir akan mengatakan “ini adalah teroris”, baik dia terlibat aksi jihad secara langsung atau tidak.
Tetapi, jika ada aksi yang sudah jelas-jelas menimbulkan terror baik untuk pemerintah Negara secara langsung ataupun kepada publik secara umum, selama tidak terkait dengan istilah Jihad dan penegakan syareat .. maka mereka dengan mudah akan mengatakan” ini adalah criminal murni”.
Gerakan RMS yang berulang kali mengusik stabilitas Negara dan menimbulkan korban ribuan nyawa umat Islam serta terang-terangan menantang pemerintah Indonesia tidak pernah disebut teroris. Bahkan, ketika Alex Manuputi yang merupakan pemimpin gerakan RMS melarikan diri dari penjara Indonesia dan bersembunyi di Amerika, pemerintah dan pejabat kepolisian Indonesia terkesan membiarkan dan hingga hari ini tidak pernah disebut lagi namanya.
Pembantaian kaum kristiani di Poso Sulteng terhadap umat Islam juga tidak pernah disebut teroris. Gerakan papua Merdeka yang hingga hari ini aktif melakukan berbagai aksi militer juga tidak pernah disebut teroris, meskipun yang jatuh korban adalah aparat kepolisian yang menjadi simbol Negara.
Maka, tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa perang melawan terror yang dilancarkan oleh Densus 88 adalah perang terhadap Jihad dan penegakan syareat.
  • Perang antara 2 teroris
Diantara factor kesuksesan Salibis Zionis dalam membangun opini dan simpati adalah melalui media. Melalui media mereka meluncurkan istilah yang diucapkan secara berulang-ulang sehingga dengan sendirinya opini akan terbentuk sesuai dengan harapan dan keinginan mereka.  Diantara Istilah tersebut adalah “terorisme” … “para teroris” … “perang anti teror”…dsb.
Sebenarnya Istilah terror adalah bersifat netral sebagaimana Istilah-istilah yang lain. Ia bisa berkonotasi baik maupun buruk, tergantung kepada siapa istilah ini disematkan.
Istilah terror artinya adalah menakut-nakuti atau menimbulkan rasa takut. Pelakunya biasa disebut teroris. Sedangkan obyek terror biasa disebut “marhub” atau yang terteror.
Dengan ini, maka bisa dipahami bahwa terror itu memiliki 2 bentuk :
  1. 1.       Terror negative
Yaitu terror yang dilakukan oleh ahlu batil dan kekuatan batil. Bisa juga didefinisikan dengan setiap perbuatan atau perkataan ataupun upaya apapun yang bisa menimbulkan gangguan dan rasa takut kepada orang-orang yang tidak berdosa tanpa alasan yang benar. Seperti terror yang dilakukan oleh pencuri, perampok, para tentara/polisi yang arogan dan terror oleh para penguasa dholim kepada manusia alasan yang benar … yaitu para fir’aun masa kini beserta bala  tentaranya.
Perbuatan terror seperti ini adalah tercela dan pelakunya adalah the real teroris yang layak dihukum dan diseret ke pengadilan atas kejahatan dan kedholiman yang dia lakukan sesuai porsi kejahatannya.
  1. 2.       Terror positive
Yaitu kebalikan dari terror negative diatas. Artinya ini adalah terror yang dilakukan oleh orang-orang yang terdzolimi sebagai upaya untuk melawan kedholiman dan menghentikannya.  Seperti terror yang dilancarkan oleh petugas keamanan kepada para pencuri dan perampok. Begitu juga terror yang dilancarkan oleh gerakan perlawanan kepada para kolonial penjajah. Serta terror yang dilancarkan oleh orang-orang yang membela diri dari kejahatan bala tentara thoghut.
Perbuatan terror semacam ini adalah terpuji dan disyareatkan oleh Alloh bagi kaum muslimin dengan firman-Nya :
“Dan persiapkanlah kekuatan untuk menghadapi mereka (orang-orang kafir), dan persiapkan pula kuda-kuda yang tertambat untuk menteror musuh-musuh Alloh dan musuh-musuh kalian.” (QS. Al Anfal : 60)
Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wa salamjuga bersabda : “ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah melempar”. Dan beliau Shalallohu ‘alaihi wa salammengulangi hingga 3 kali.
Dalam prakteknya, perseteruan antara Teroris Densus 88 yang berinduk kepada Amerika dan para sekutunya, melawan para mujahidin Nusantara yang hanya bersandar kepada pertolongan Alloh semata adalah perwujudan dari perang antara 2 bentuk terror diatas. Alloh Ta`ala berfirman :
“Orang-orang beriman itu berperang di jalan Alloh, sedangkan orang-orang kafir itu berperang di jalan thoghut. Maka perangilah wali-wali setan tersebut, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS. An Nisa : 76)
“Alloh adalah wali bagi orang-orang beriman, yang akan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Sedangkan orang-orang kafir, wali-wali mereka adalah para thoghut, yang akan mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan. Mereka itulah para penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqoroh : 257)
Inilah perseteruan abadi antara wali-wali Alloh dengan wali-wali setan. Perang ini akan terus berlangsung hingga hari kiamat. Sehingga agama ini hanya milik Alloh dan tegaklah kalimatulloh di muka bumi.
Ada beberapa alasan kenapa Densus 88 berada di pihak wali-wali setan, diantaranya :
  1. Mewarisi sifat-sifat Iblis yang dengan sombong menentang dan menolak perintah Alloh serta menyatakan perang kepada wali-wali Alloh yang ikhlas.
Hal  ini bisa terlihat, bagaimana dengan arogan mereka melecehkan simbol-simbol agama Islam seperti pekikan takbir, melecehkan Alloh dihadapan para terduga teroris ketika diintrogasi, menolak hukum Alloh bahkan sebaliknya memerangi upaya penegakannya. Menangkap, menyiksa dan membunuh para mujahidin dan orang-orang yang ingin menegakkan hukum Alloh. Serta banyak hal lain selain itu.
  1. Memberikan loyalitas kepada kekufuran dan orang-orang kafir.
Seperti ketundukan mereka atas semua saran Amerika dan Australia dalam memerangi umat Islam yang benar-benar ingin menegakkan syareat agamanya. Apalagi sikap bangga presiden RI SBY yang dinobatkan sebagai ksatria salib yang agung oleh ratu Inggris. Mereka juga mati-matian melindungi semua program, agenda, organisasi dan asset-aset negara-negara kafir Salibis Zionis yang telah menjajah dan merampas serta membantai umat Islam. Mereka juga mati-matian membela undang-undang dan hukum buatan Belanda di Negara Indonesia.
  1. Dengan terang-terangan menyatakan sikap perang terhadap Islam dan berdiri di barisan kekufuran
Meskipun mereka memolesnya dengan aneka kebohongan, tetapi tetap pada intinya adalah mereka berada dibarisan Bush dan penerusnya Obama yang berperang memberangus gerakan Islam hingga ke akar-akarnya. Sebagaimana pernyataan Bush diatas. Dan hal ini telah dibuktikan oleh Densus 88 yang terus bekerja menangkapi para pemuda muwahhidin dan mujahidin dan memenjarakan mereka. Mereka juga memiliki banyak kemiripan dengan para Polisi Amerika baik dari segi ideology hingga pakaian seragam. Mereka juga menyuarakan slogan yang sama dengan Amerika yaitu perang melawan terror (Jihad). Menyukai kebiasaan-kebiasaan orang-orang kafir seperti  main wanita, terlibat obat-obat terlarang, menyukai musik yang hingar-bingar dan lain sebagainya. Semakin mirip mereka dengan polisi Amerika, maka mereka akan semakin bangga.
  1. Taklid buta kepada pemimpin
Mereka tidak akan pernah peduli dengan kebenaran. Perintah komandan bagi mereka adalah harga mati yang harus segera ditunaikan. Tidak peduli apakah itu benar atau salah. Yang penting demi tugas dan jabatan, mereka akan rela berkorban. Meskipun perintah tersebut menyeret mereka ke dalam neraka jahannam sekalipun.
  1. Mencampur adukkan yang hak dengan yang batil
Pemikiran dan ideology keagamaan mereka rancu. Mereka menyatakan diri mereka Islam tetapi mati-matian menolak syareatnya. Mereka hari ini berhari raya idul fitri tetapi besok turut perayaan hari Natal. Meskipun terkadang ada yang sholat, tetapi itu pun hanya formalitas dan asal-asalan yang ada tugas sholatpun ditinggalkan. Mengaku Islam tetapi mengadopsi pemikiran sekuler, kapitalis, komunis, animisme dan dinamisme. Semuanya terlihat rancu.
Sedangkan para mujahidin, merekalah para wali Alloh.  Karena manhajnya jelas berlandaskan Al Quran dan Sunah yang shohih. Sandaran mereka adalah Alloh semata. Yang mereka inginkan dan mereka bela adalah hukum Alloh. Jalan mereka adalah dakwah dan jihad fi sabilillah. Cita-cita mereka adalah syahid di jalan Alloh. Hidup dan mati mereka adalah untuk Alloh.  Akhlak mereka begitu mulia dengan teladan dari Nabi yang mulia. Mereka menjauhi semua hal yang diharamkan oleh Alloh. Solidaritas mereka dibangun diatas ukhuwah imaniyah.
Mereka mengusahakan sebab-sebab kauniyah untuk meraih kemenangan dan bersandar kepada Alloh Ta`ala. Panji yang mereka hasung adalah kalimat tauhid “ laa ilaaha illalloh”.
Merekalah wali-wali Alloh meskipun ada beberapa kekurangan dan kelemahan pada diri mereka. Mereka adalah wali-wali Alloh meskipun jumlah mereka sedikit. Mereka adalah wali-wali Alloh meskipun mereka selalu menderita di dunia. Mereka adalah wali-wali Alloh meskipun seluruh dunia memusuhinya.
Pertempuran ini akan terus berlangsung. Dan semakin arogan dan dholim densus 88, maka gerakan jihad ini justru akan semakin subur.  Meskipun akan ada banyak darah yang tertumpah, nyawa yang meregang dan harta benda yang hancur binasa. Semuanya adalah milik Alloh dan akan kembali kepada Alloh.

  • Ketika Jihad bersemi Indah
Ketika WTC  dan Pentagon hancur oleh serangan jihad yang dilancarkan oleh pemuda-pemuda Islam nan ikhlas dan berani. Maka, ketika itulah wibawa Amerika runtuh, propaganda mereka hancur dan moralitas mereka jatuh.  Semua mata memandang dan muncul tanda Tanya besar : “Benarkah Amerika sang Negara Adidaya mampu dipecundangi oleh 19 orang pemuda arab dalam waktu hanya satu hari ?”
“Dimanakan intelegent Amerika ketika itu ?” “Dimanakah kekuatan pertahanan terkokoh di dunia saat itu ?” semua hanya bisa tercengang.
Afghanistan diinvasi dan pemerintah Thaliban terpaksa harus mundur dari pusat pemerintahan saat itu yaitu di Kabul, untuk menyeret Amerika dalam perang panjang yang hingga hari ini belum juga berakhir. Lalu dilanjutkan dengan invasi ke Irak pada tahun 2003, yang justru menjerumuskan mereka dalam krisis yang berkepanjangan dan mereka lagi-lagi terpaksa harus keluar dari Iraq dengan kepala tertunduk dan menanggung kerugian besar akibat kalah perang.
Dengan kegagalan Amerika menginvasi Iraq dan Afghanistan, maka tahulah manusia bahwa ternyata Amerika bisa dilawan, asumsi bahwa Amerika adalah Negara Adidaya ternyata hanya isapan jempol belaka dan Amerika tidak mungkin bisa eksis berkuasa kecuali karena bantuan dan back up dari PBB dan negara-negara boneka yang menjadi perpanjangan tangan mereka.
Umat Islampun mulai sadar dan bangun dari tidur mereka. Gelora perlawanan dari Jihad Afghan menginspirasi mereka untuk melakukan sebuah perubahan bernama “Gerakan Revolusi”. Di mulai dari Tunisia, lalu ke Mesir, selanjutnya Libya, Yaman dan Suria sampai sekarang untuk meruntuhkan kediktatoran Fir`aun masa kini seperti Husni Mubarok, Kadafi, Bashar Asad dan sederet pemerintah dictator kafir lainnya. Gerakan-gerakan jihad untuk menuntut kemerdekaan dan penegakan syareat juga semakin subur berkembang. Di Afghanistan ada Imaroh Islam Afghanistan yang berhadapan dengan para Penjajah Amerika dan sekutu-sekutunya, serta pemerintah sekuler lokal Hamid Karzai. Di Pakistan ada gerakan Thaliban yang berhadapan dengan otoritas Pakistan yang Murtad. Di Irak ada Daulah Islam Irak yang berhadapan dengan pemerintah Syiah Irak. Di Somalia ada Harokatu Syabab. Di Yaman ada Anshoru Syareah. Di Mali ada  Anshoru Din. Di Andalusia ada AQIM. Di Nigeria ada Boko Haram. Di Suria ada Jabhah An Nushroh. Di Palestina ada Jihad Islam dan Brigade Al Qossam. Di Philipina ada gerakan Abu Sayyaf dan di Indonesiapun muncul gerakan yang menamakan diri sebagai Kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Bahkan kelompok Mujahidin Indonesia Timur semakin hari semakin menebar pesonanya dengan idzin Alloh.  Dengan pertolongan Alloh mereka tetap eksis dan terus melakukan serangan kepada aparat pembela kekufuran Densus 88, termasuk aksi mereka beberapa waktu yang lalu. Dukungan moril kepada mereka juga semakin besar meskipun upaya untuk menyudutkan dan memojokkan mereka dari pihak Densus 88. Fa hasbunalloh wa ni`mal wakil….
Munculnya kelompok Mujahidin Indonesia Timur tentunya tidak serta merta sebagaimana membuat sebuah organisasi lain pada umumnya.. kelompok ini muncul setelah melalui fase-fase yang cukup panjang. Penuh dengan derita dan ancaman kematian.  Ia muncul ditengah-tengah kejenuhan umat dalam menanti sebuah kemerdekaan dari jerat-jerat kekufuran dan kesewenangan. Dia tumbuh diatas ceceran darah dan regangan nyawa serta jeritan para pemuda Islam dari balik ruangan penyiksaan.
Munculnya kelompok Mujahidin yang berhalauan salafi jihady ini memberikan harapan cerah bagi kebangkitan Islam…sekaligus sebagai percontohan bahwa ternyata arogansi Densus 88 mampu dilawan sebagaimana Amerika. Semoga fajar Islam segera bersinar dipersada Indonesia agar Islam benar-benar menjadi rohmatan lil ` alamin.
Inila berkah Jihad. Ketika Amerika semakin arogan, justru perlawanan semakin gencar. Orang-orang yang bersimpati kepada Jihad dan Mujahidin semakin meningkat. Semakin mereka membicarakan jihad dan terorisme untuk menyudutkannya, maka semakin banyak orang yang ingin mengetahui tentang hakekat sebenarnya dari jihad itu sendiri. Dan selanjutnya mereka akan semakin tertarik dengan Islam dan sebaliknya, mereka akan semakin muak dengan kekufuran, penjajahan, penindasan, kesewenangan dan pengkhianatan. Selanjutnya, umatpun akan kembali kepada kitab sucinya. Mereka akan kembali kepada agamanya. Mereka akan kembali kepada Islam dan siap mengorbankan harta dan nyawa untuk menegakkannya, karena hanya Islamlah solusi dari berbagai krisis dan petaka di alam semesta ini.
  • Bahan bakar Jihad dan Penegakan Syareat
Syeikh Abdulloh Azzam – rohimahulloh – menjelaskan secara gamblang :
“Sesungguhnya orang-orang yang menanti belas kasihan dari para Aparat untuk menegakkan agama Alloh di muka bumi bagi mereka, lalu mereka memberikan perintah-perintah kepada manusia melalui bayan (pejelasan) di siaran-siaran radio setelah perang usai, tanpa menderita luka maupun ikut terjun langsung dalam kancah perang, yang sebelumnya mereka juga menempuh fase-fase sirriyah (under ground), berpura-pura dan menyembunyikan kebenaran … Mereka itu mengira bahwa membangun masyarakat, merubah jiwa, manusia dan hati, serta membangun ruhiyah bisa dilakukan dengan mudah tanpa pengorbanan ….!!
Sungguh, pertolongan Alloh itu tidak akan turun kecuali setelah ujian yang panjang dan petaka yang dahsyat. Alloh berfirman :
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian perumpamaan seperti apa yang pernah menimpa orang-orang sebelum kalian. Mereka ditimpa kesengsaraan, dan penderitaan serta digoncang, sampai-sampai Rosul dan orang-orang beriman bersama beliau mengatakan : “kapankah datangnya pertolongan Alloh itu ?”. ketahuilah bahwa pertolongan Alloh itu adalah dekat.” (QS. Al Baqoroh : 214)
Jadi, orang-orang yang menanti turunnya pertolongan kepada mereka di belakang meja kantor sambil duduk diatas kursi…mereka itu tidak mengetahui sunatulloh di masyarakat dan undang-undang-Nya di dalam dakwah.
Ada seorang dai berkata kepadaku : “Aku bekerja di kantor selama 2 tahun bersama pegawai yang lain, dan selama itu tidak ada yang tahu misiku sama sekali”.
Akupun menjawab : “Berarti, selama 2 tahun penuh kamu belum pernah mengatakan satu katapun tentang kebenaran yang diembankan dipundakmu …!! ”.
Kamu bisa melihat, jika para Sahabat berbuat seperti yang dilakukan oleh mayoritas dai under ground pada hari ini, apakah kalian mengira bahwa Islam akan keluar dari perbatasan kota Mekkah ?!!
Seandainya Bilal hanya berdiam diri, Yasir dan Sumayyah berpura-pura, Utsman bin Madz`un menampakkan sikap menyerah dan Abu Bakar menerima syarat Ibnu Daghanah yang telah melindungi Abu Bakar – agar tidak mengeraskan suara bacaan Al Qur`an, karena suara bacaan Abu Bakar memang berpengaruh kepada anak-anak yang berada di lingkungan Quroisy- .
Saya katakan : “Jika mereka berdiam diri dihadapan arogansi dan keangkuhan jahiliyah, niscaya Islam tidak mungkin bisa keluar dari daerah Mekkah dan tidak akan mampu menjangkau Haruroh !!”
Sesungguhnya jari telunjuk Bilal yang diajungkan ke langit, ketika beliau berada di bawah siksaan yang keras seraya mengulang-ulang kata : Ahad …. Ahad …, itulah yang menggoncang kekufuran dari dalam dan mecabut pohon jahiliyah hingga akar-akarnya.
Suara akal akan mengatakan kepada Bilal : “Tipulah Umayyah bin Kholaf dan katakan kepadanya “Saya mengikuti ajaran agama Latta dan Uzza”, dan ketika malam hari, mari kita menemui Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa salamsang panglima hakiki dan pemimpinmu, lalu katakan kepadanya : “aku telah mempermainkan Umayyah dan menipunya. Dia mengira aku sepaham dengannya, sehingga membiarkanku pergi”.
Tetapi dakwah tidak akan menang dengan muslihat dan siasat seperti ini. Iainnya akan terjungkir dan hancur jika tidak ada yang menyiraminya dengan tetesan darah dan membangunnya dengan daging yang tercabik dan tulang belulang yang remuk.
Sesungguhnya kesabaran panjang diatas kedzaliman Jahiliyah, menekan jiwa yang membara agar tidak keluar dari kedalaman, dan menahan nafas agar tidak keluar dari rongga dada… saya katakan : “terkadang sebagian orang mengira bahwa kesabaran panjang itu berguna untuk dakwah, padahal mereka tidak tahu bahwa hal itu justru akan mematikan jiwa, apalagi jika pelakunya suka berkeluh kesah, begitu takut dan khawatir serta bersikap pengecut sehingga menyebabkannya mati secara perlahan.”
Jadi, awalnya semangatnya mulai loyo, lalu mencair, kemudian tersungkur dan setelah itu mati. Jika jiwanya sudah mati, maka jadilah manusia seperti bangkai hidup yang tidak bisa mengingkari yang mungkar dan tidak mampu mengetahui yang ma`ruf, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits. Wajahnya tidak pernah memerah, marah karena Alloh.
Para pengecut melihat bahwa sikap pengecut itu adalah baik
Padahal hal itu adalah tipuan untuk sebuah karakter yang hina
Sesungguhnya kesabaran panjang diatas kekufuran, sedangkan kamu tenggelam dalam ranjangmu yang mematikan akan menyebabkan sikap toleran kepada jahiliyah para thoghut setiap hari, dan akhirnya hal itu akan menghapuskan fitrah dan membalikkan cara pandang.
Sirriyah (sembunyi-sembunyi) dalam dakwah Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wa salam jangka waktunya hanya sebentar dan segera beralih pada sikap terang-terangan. Sikap sirriyah dan waspada memang harus ada bersama pergerakan jihad “Bersikaplah waspada dan berangkatlah berperang” (QS. An Nisa : 71), tetapi bukan sikap sirriyah dan waspada yang justru menyebabkan kegagalan, ciut dan kematian.
Begitu pula pertempuran dan jihad di jalan Alloh lah yang akan menyeleksi para pemimpin dan memunculkan para tokoh melalui berbagai pengorbanan. Kedudukan Abu Bakar di tengah-tengah umat Islam yang terpilih sebagai kholifah secara ijma` bukanlah karena kebetulan atau tiba-tiba. Tetapi Abu Bakar terseleksi melalui berbagai peristiwa, dan memiliki keutamaan melalui berbagai pengorbanan, dia terangkat karena berbagai sikap heroik, ujian dan derita. Oleh karena itu,dalam perang Tabuk, ketika Umar menyerahkan sebagian hartanya, sedangkan Abu Bakar menyerahkan seluruh hartanya, sehingga ditanya oleh Rosululloh Shalallohu ‘alaihi wa salam tentang apa yang dia tinggalkan untuk keuarganya, maka Abu Bakar menjawab : “Aku meninggalkan Alloh dan Rosul-Nya untuk mereka”. Ketika itulah Umar berkata : “Tidaklah aku berkompetisi dengan Abu Bakar dalam satu masalah, melainkan Abu Bakar pasti akan mengalahkanku”.
Abu Bakar tidak butuh acara pemilu, atau ikut serta mencalonkan diri sebagai kandidat, karena kedudukannya telah nampak melalui perjalanan hidup dan panjangnya jalan. Beliau tidak butuh menyogok, tidak perlu kampanye ataupun blow up media.
Undang-undang perseteruan adalah tafsir islamy bagi sejarah dan peristiwa. Baik itu jahiliyah akan bergerak atau tidak, tetapi Islam harus bertolak dengan pergerakannya sendiri, yang pasti akan berhadapan dengan undang-undang perseteruan.
“Kalaulah bukan karena Alloh ingin menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya akan rusaklah bumi.” (QS. Al Baqoroh : 251)
Sesungguhnya masyarakat yang apatis seperti air yang tergenang, dia hanya akan menimbulkan bau busuk, kotor dan kuman penyakit. Pemimpin masyarakat maju yang tidak bergerak untuk berperang, hanya akan menyebabkannya membusuk dan rusak. Adapun masyarakat yang berjihad, maka ia seperti air bergerak dan sungai yang mengalir. Ia akan menolak bau busuk dan membersirkan kotoran yang melekat pada wajahnya. Pemimpin pasti akan keluar pertempuran yang panjang dan luka yang parah, jika tidak, niscaya negara akan menyempit dan urusan akan bertambah rumit dan krisis nasional akan semakin parah. Pemimpin hakiki harus mau membayar harganya, berani menghadapi rintangan, mananggung luka, mencurahkan pengorbanan dan siap kehilangan Ayah Bunda dan lain sebagainya, sehingga dia bisa merasakan betapa berharganya masalah yang diembannya, aqidah yang dia bangun, dan pemikiran yang karenanya dia berkorban. Tanpa semua ini, maka Islam tidak akan pernah bisa tegak…”.
Jadi, bahan bakar jihad dan penegakan syareat adalah darah yang tertumpah, tubuh yang tercabik, nyawa yang meregang, masjid-masjid yang diruntuhkan, kehormatan yang dinjak-injak, dan harta benda yang dirampas. Lihatlah berapa juta sudah,  Afghanistan mempersembahkan para Syuhadanya ?… Irak … Suriah … Palestina dan daerah-daerah lain yang Jihad bersemi indah di wilayah-wilayah tersebut.
Rumah-rumah mereka memang hancur … harta benda mereka binasa … pemuda-pemuda mereka dipenjara … putra-putra mereka dibantai di mana-mana … tetapi gelora Jihad begitu indah mengisi relung kehidupan mereka. Hidup mereka dekat dengan Robb mereka. Kematian serasa di depan mata. Tidak ada yang mereka harap selain rahmat dan keredhoan Alloh Ta`ala.
  • Ladang subur untuk tanaman Jihad
Pada hakekatnya semua belahan bumi ini memungkinkan untuk ditegakkan Jihad di sana. Bisa juga dalam satu waktu sebuah tempat bisa dijadikan arena Jihad, tetapi disaat yang lain ia tidak subur lagi untuk menyemai Jihad. Pada zaman Rasululloh Shalallohu ‘alaihi wa salam bumi Jihad bisa berubah-ubah, kadang di Makkah, kadang di Badar, Uhud, Madinah dan begitu seterusnya….
Untuk lahan operasi jihad memang bisa dilakukan dimana saja, tetapi untuk penyemaian Jihad, perlu lahan khusus yang memang memenuhi kriteria untuk penyemaian. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya adalah :
  1. Adanya akar konflik di wilayah tersebut sehingga banyak pihak yang merasa berkepentingan dengan  wilayah tersebut.
  2. Lemahnya cengkraman peraturan dari pemerintahan pusat.
  3. Memungkinkan masuknya suplai bantuan logistik baik senjata maupun makanan.
  4. Karakter manusia yang tinggal di wilayah tersebut.
  5. Beredarnya senjata di antara orang-orang yang berada di wilayah tersebut.
(diringkaskan dari kitab Idarotu Tawakhusy oleh Syeikh Abu Bakar Naji..)
Wilayah-wilayah seperti Afghanistan, perbatasan Pakistan, Chechnya, Yaman, Al Jazair, Iraq, Somalia dan terakhir ini yaitu Suriah memang menjadi lahan ideal untuk penyemaian bibit jihad. Bahkan daerah-daerah tersebut adalah daerah tersubur saat ini untuk menyemai dan menanam pohon Jihad. Tetapi meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan Alloh akan membukakan lahan baru di belahan bumi yang lain termasuk Indonesia mudah-mudahan. Tugas kita adalah bekerja dan berusaha, selanjutnya hasilnya kita serahkan kepada Alloh ta`ala.
Dan untuk sekup nusantara, barangkali Indonesia Timur adalah lahan yang cukup memadai untuk menyemai Jihad, sebagaimana kriteria diatas… meskipun belum sempurna dan masih banyak kekurangan.


  • Belajar dari pengalaman Jihad Al Qoeda melawan Amerika di Afghanistan
Syeikh Usamah pernah sedikit bercerita tentang pengalaman beliau dalam menghadapi arogansi Negara sombong Amerika dalam surat beliau yang ditujukan kepada gerakan jihad yang ada di Iraq. Beliau – rohimahhulloh menuturkan :
“Dari pengalaman perlawanan dan peperangan kami melawan Amerika, sesungguhnya di dalam peperangan mereka itu lebih mengandalkan perang mental, melihat besarnya sarana propaganda yang mereka miliki.”
Mereka juga mengandalkan serangan bombardir dari udara, untuk menutupi titik terlemah mereka, yaitu rasa takut, pengecut dan tidak adanya mental perang pada pasukan Amerika. Karena para tentara tersebut benar-benar bisa memahami kedholiman dan kedustaan yang dilakukan oleh pemerintah mereka, selain itu mereka kehilangan nilai-nilai keadilan yang hendak atau tengah mereka bela, mereka itu berperang hanya untuk kepentingan para pemilik modal, penguasa riba serta pedagang senjata dan minyak, termasuk diantaranya adalah komplotan penjahat yang ada di gedung putih. Ditambah lagi dengan dendam salibisme dan dendam pribadi Bush.
Dan kami juga telah memahami dari pengalaman kami, bahwasanya senjata yang efektif dan memungkinkan untuk menihilkan kekuatan udara musuh salibis, adalah dengan membuat khondaq-khondaq (parit-parit) yang beratap dan diberi kamuflase yang banyak, dan hal ini telah saya jelaskan dalam penjelasan yang telah lalu ketika memceritakan pertempuran Tora Bora pada tahun yang lalu.
Pertempuran itu adalah sebuah pertempuran besar yang dimenangkan oleh alul iman atas seluruh kekuatan materialis milik para penjahat dengan dalam bentuk keteguhannya dalam memegang prinsip atas ijin dan karunia Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dan di sini akan kuceritakan penggalan cerita tersebut untuk menunjukkan sifat pengecut mereka dari satu segi dan peranan khondaq (parit) dalam melemahkan mereka dari sisi lain.

Ketika itu jumlah kami mencapai 300 orang mujahid, dan kami telah menggali seratus khondaq (parit) yang tersebar pada wilayah yang tidak lebih dari satu mil persegi, dengan rata-rata satu khondaq 3 mujahid supaya kita dapat menghindari korban personal yang besar yang diakibatkan bombardir. Semenjak serangan pertama amerika pada tanggal 20 rojab tahun 1422 H yang bertepatan dengan 7 oktober tahun 2001 M markas-markas kami menghadapi bombardir yang sangat deras sekali, kemudian bombardir itu terus berlangsung dengan terputus-putus sampai pertengahan romadhon dan berikutnya pada pagi hari tanggal 17 romadhon terjadi bombardir yang dahsyat sekali, khususnya setelah para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan beberapa pemimpin Al-Qoidah di Tora Bora yang di antaranya adalah hamba yang faqir (Usamah), dan saudara dan mujahid Aiman Adh-Dhowahiri, bombardir sangat dahsyat, tidak satu menitpun berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas di atas kami baik siang atau malam, kantor komando dikosongkan dan semuanya di kerahkan bersama kekuatan-kekuatan yang bersekutu dengannya, untuk menyapu dan menghancurkan tempat yang kecil ini dan memusnahkannya dari muka bumi. Pesawat-pesawat memuntahkan timah panasnya kepada kami khususnya setelah mereka menyelesaikan kepentingan pokoknya di Afghanistan. Dan tentara Amerika menghujani kami dengan bom yang cerdas, bom-bom yang memiliki ribuan artol, bom-bom cluster dan juga bom-bom pembakar gua. Dan pesawat pengebom seperti “B 52” meraung-raung di atas kami yang mana satu pesawat lebih dari 2 jam, satu kali tembakan antara 20 sampai 30 bom. Dan pesawat “C130” menghujani kami dengan bomnya. Dan juga bom-bom modern lainnya.

Namun meski bombardir yang begitu besar dan propaganda pers yang menakutkan, yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap sebuah tempat yang kecil lagi terkepung dari berbagai penjuru ini ditambah lagi dengan tentara munafiqin yang mereka bayar untuk berperang selama setengah bulan terus-menerus yang kami kalahkan semua serangan mereka setiap hari atas karunia Alloh , dan setiap kali kami pulangkan mereka dengan kekalahan dan membawa mayat-mayat dan orang-orang yang terluka, meskipun sudah begitu pasukan Amerika tidak berani memasuki tempat kami. Maka negara manakah yang lebih jelas pengecut, penakut dan kebohongannya dalam tulisan-tulisan mereka yang mengada-ada terhadap kekuatannya yang semu.

Ringkasan pertempuran; adalah kegagalan besar bagi persekutuan jahat dunia dengan segala kekuatannya melawan sekelompok kecil mujahidin, melawan 300 mujahid yang berada dalam khondaq mereka dalam wilayah 1 mil persegi pada suhu sepuluh derajad dibawah nol. Dan hasil pertempuran itu dari korban personal kira-kira enam persen, kami berharap semoga Alloh  menerima mereka sebagai syuhada’, dan kerugian pada khondaq dua persen, dan segala puji bagi Alloh.

Maka apabila seluruh kekuatan jahat internasional tidak mampu mewujudkan kemauannya pada sebuah wilayah yang seluas satu mil persegi, dengan jumlah mujahidin yang sedikit, serta sarana yang sangat sederhana sekali, lalu bagaimana mungkin kekuatan jahat tersebut mammpu untuk menang atas seluruh dunia Islam. Ini, atas ijin Alloh, mustahil mereka raih apabila manusia tetap teguh di atas diin (agama Islam) dan terus melanjutkan jihad di jalan-Nya.

Oleh karena itu, wahai saudara-saudara kami, para mujahidin di Irak: Janganlah kalian merasa gentar dengan propaganda Amerika, kedutaan mereka mengenai kekuatan mereka, bom-bom cerdik mereka yang dikendalikan dengan laser. Bom-bom cerdik itu tidak ada gunanya sama sekali di tengah-tengah pegunungan dan di tengah-tengah khondaq (parit), di gua dan di dalam hutan. Bom-bom tersebut hanya dapat digunakan terhadap sasaran-sasaran yang jelas. Adapun sasaran-sasaran dan khondaq-khondaq yang diberi kamuflase dengan baik, maka bom-bom cerdik maupun bom-bom dungu tersebut tidak akan dapat menyentuhnya kecuali dengan cara menyerang secara membabi-buta yang akan menguras persenjataan dan harta musuh, menguras persenjataan dan harta musuh dengan sia-sia. Oleh karena itu perbanyaklah membuat khondaq (parit), sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah atsar dari ‘Umar, ia mengatakan:
إدرعوا بالأرض
“Berlindunglah dengan tanah.”
Maksudnya adalah, jadikanlah tanah sebagai perisai, karena hal itu, atas ijin Alloh, cukup untuk melindungi diri dari musuh karena dengan begitu seluruh roket-roket musuh yang mereka siapkan akan habis dalam beberapa bulan saja. Adapun produksi mereka setiap harinya adalah sangat sedikit yang dengan ijin Alloh mudah untuk dihadapi.
Selain itu kami ingatkan atas pentingnya memancing pasukan musuh untuk melakukan pertempuran dalam waktu yang lama, sengit dan melelahkan, dengan memanfaatkan pertahanan yang sulit terdeteksi di lembah-lembah, ladang-ladang, pegunungan dan perkotaan. Dan sesuatu yang paling ditakutkan oleh musuh adalah harbul mudun wasy syawaari’ (perang kota dan jalanan), yaitu peperangan yang diperkirakan oleh musuh akan banyak menelan korban jiwa.
Kami juga menegaskan kembali atas pentingnya aksi ‘amaliyyah istisyhaadiyyah (operasi syahid) terhadap musuh, atas karunia Alloh Subhanahu wa Ta’ala, aksi-aksi tersebut telah membuat kerugian besar terhadap Israel dan Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya sepanjang sejarah mereka.
Kami juga ingin jelaskan bahwa semua orang yang membantu Amerika, yaitu orang-orang Irak yang munafik atau para penguasa negara-negara Arab, dan semua orang yang ridho dengan tindakan mereka, dan mengikuti mereka dalam perang salib ini, dengan cara berperang bersama mereka atau dengan cara menyediakan pangkalan-pangkalan militer dukungan administrasi untuk mereka, atau dengan memberikan dukungan serta bantuan dalam bentuk apapun untuk mereka, meskipun hanya dengan ucapan, dalam membunuh orang-orang Islam di Irak, hendaknya ia mengetahui bahwasannya ia telah murtad dan keluar dari Islam, sehingga harta dan darah (nyawanya) halal. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا اليهود والنصارى أولياء بعضهم أولياء بعض ومن يتولهم منكم فإنه منهم إن الله لا يهدي القوم الظالمين
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali (teman dekat, pemimpin), sebagian mereka adalah wali (pendukung) bagi sebagian yang lain, barangsiapa di antara kalian berwala’ (loyal) kepada mereka maka ia termasuk golongan mereka, sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang dholim.” (QS. Al Maidah : 51)
Kami juga tegaskan lagi kepada orang-orang yang tulus dari kaum muslimin, bahwasanya wajib bagi mereka untuk bergerak, mengobarkan semangat dan menyiapkan umat ini untuk menjadi pasukan perang, pada masa-masa yang penuh dengan berbagai peristiwa besar, dan dalam kondisi yang panas ini, supaya umat ini terbebas dari beribadah (menyembah) kepada pemerintahan yang dholim, yang murtad dan yang memperbudak manusia ini, dari Amerika, dan supaya mereka melaksanakan hukum Alloh di muka bumi”.
Demikianlah petikan dari penuturan Syeikh Usamah – semoga Alloh merahmati beliau dan menerimanya sebagai syahid -
Marilah kita bersama merenungkan pengalaman berharga tersebut dan segera berkemas untuk menyambut seruan Jihad di bumi persada ini. Sungguh dalam kematian fi sabilillah itu ada kehidupan. Dan hidup dibawah naungan jihad itu adalah nikmat. Sebuah kenikmatan yang tidak akan diketahui selain orang-orang yang mengenyamnya dengan hati dan iman.
Semoga makalah ini bermanfaat dan mampu menggerakkan hati umat untuk segera bergabung dengan kafilah jihad dan penegakan syareat islam di muka bumi.
Wallohu a`alam bish showab. Sholawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi kita Muhammad Shalallohu ‘alaihi wa salam . dan seruan kami yang terakhir adalah bahwa segala puji bagi Alloh robb semesta alam.
Oleh : Abu Aiman Al Andalusy
Doakan selalu Mujahidin

Comments
0 Comments